Jumat, September 20, 2024
29.1 C
Palangkaraya

Pemakaman Baqi yang Selalu Ramai Peziarah Itu Ditutup Sementara

SETELAH empat hari hanya bisa memandang kemegahan Masjid Nabawi dari balik jendela hotel tempat karantina, akhirnya saya bersama jemaah PT Raihan Alya Tour bisa menginjakkan kaki di masjid tempat dimakamkannya Rasulullah saw dan sahabat.

Rombongan dipandu oleh mutawif Yasir Habibi, Hadiri, Ahmad, dan Ustaz HM Al-Ghifari. Kami masuk dan keluar dari pintu nomor 320.

Senin (28/2), kami menjalani salat Subuh berjemaah di Masjid Nabawi. Pagi itu cuaca cukup dingin. Namun tidak sampai membuat tubuh menggigil. Baju koko yang dikenakan cukup untuk menahan hawa dingin Kota Madinah.

Sungguh megah bangunan Masjid Nabawi. Kiri, kanan, depan, dan belakang dikelilingi payung besar yang tertutup saat menjelang magrib dan mekar bak bunga setelah salat Subuh.

Baca Juga :  Panahan Pertahankan Tradisi Emas

Lebar payung yang diperuntukkan menangungi jemaah yang salat di halaman masjid itu mencapai 25 meter. Ada 250 payung raksasa yang mengelilingi Masjid Nabawi. Tak terbayangkan berapa watt listrik yang digunakan untuk operasional payung raksasa setinggi 20 meter tersebut. Apalagi ada lampu besar berbentuk segi panjang terpasang di masing-masing tiang. Empat lampu tiap tiangnya.

Selesai menjalani salat Subuh berjemaah, rombongan kembali lagi ke hotel. Kami sarapan sebelum melakukan ziarah pertama. Pagi itu juga kali pertama kami menjalani sarapan bersama di restoran Hayah Golden Hotel. Empat hari sebelumnya atau selama karantina, sarapan pagi, makan siang, dan malam selalu diantar ke kamar hotel.

Selesai sarapan, kami bersiap-siap melakukan ziarah dalam atau mengunjungi tempat-tempat bersejarah di kawasan Masjid Nabawi. Sekitar pukul 08.00 waktu Arab Saudi, rombongan jemaah berkumpul di lobi hotel. Sembari melantunkan talbiyah, kami menuju perkampungan Saqifah Bani Sa’idah.

Baca Juga :  MUI Gandeng LDII Wujudkan Tiga Rukun Bernegara

Lokasi perkampungan Saqifah Bani Sa’idah sebenarnya cukup jelas terlihat dari balik jendela lantai 3 kamar hotel. Jaraknya sekitar 200 meter dari Hayah Golden Hotel. Sejauh mata memandang, kawasan yang diperkirakan seluas lima lapangan voli tersebut satu-satunya lokasi di kompleks Masjid Nabawi yang ditumbuhi pepohonan. Pohon kurma mendominasi tumbuh di kawasan tersebut. Makin mendekat, kicauan burung makin terdengar riuh. Bersahutan-sahutan di kawasan yang menurut riwayat Saqifah Bani Sa’idah merupakan tempat berkumpul kaum Anshar.

SETELAH empat hari hanya bisa memandang kemegahan Masjid Nabawi dari balik jendela hotel tempat karantina, akhirnya saya bersama jemaah PT Raihan Alya Tour bisa menginjakkan kaki di masjid tempat dimakamkannya Rasulullah saw dan sahabat.

Rombongan dipandu oleh mutawif Yasir Habibi, Hadiri, Ahmad, dan Ustaz HM Al-Ghifari. Kami masuk dan keluar dari pintu nomor 320.

Senin (28/2), kami menjalani salat Subuh berjemaah di Masjid Nabawi. Pagi itu cuaca cukup dingin. Namun tidak sampai membuat tubuh menggigil. Baju koko yang dikenakan cukup untuk menahan hawa dingin Kota Madinah.

Sungguh megah bangunan Masjid Nabawi. Kiri, kanan, depan, dan belakang dikelilingi payung besar yang tertutup saat menjelang magrib dan mekar bak bunga setelah salat Subuh.

Baca Juga :  Panahan Pertahankan Tradisi Emas

Lebar payung yang diperuntukkan menangungi jemaah yang salat di halaman masjid itu mencapai 25 meter. Ada 250 payung raksasa yang mengelilingi Masjid Nabawi. Tak terbayangkan berapa watt listrik yang digunakan untuk operasional payung raksasa setinggi 20 meter tersebut. Apalagi ada lampu besar berbentuk segi panjang terpasang di masing-masing tiang. Empat lampu tiap tiangnya.

Selesai menjalani salat Subuh berjemaah, rombongan kembali lagi ke hotel. Kami sarapan sebelum melakukan ziarah pertama. Pagi itu juga kali pertama kami menjalani sarapan bersama di restoran Hayah Golden Hotel. Empat hari sebelumnya atau selama karantina, sarapan pagi, makan siang, dan malam selalu diantar ke kamar hotel.

Selesai sarapan, kami bersiap-siap melakukan ziarah dalam atau mengunjungi tempat-tempat bersejarah di kawasan Masjid Nabawi. Sekitar pukul 08.00 waktu Arab Saudi, rombongan jemaah berkumpul di lobi hotel. Sembari melantunkan talbiyah, kami menuju perkampungan Saqifah Bani Sa’idah.

Baca Juga :  MUI Gandeng LDII Wujudkan Tiga Rukun Bernegara

Lokasi perkampungan Saqifah Bani Sa’idah sebenarnya cukup jelas terlihat dari balik jendela lantai 3 kamar hotel. Jaraknya sekitar 200 meter dari Hayah Golden Hotel. Sejauh mata memandang, kawasan yang diperkirakan seluas lima lapangan voli tersebut satu-satunya lokasi di kompleks Masjid Nabawi yang ditumbuhi pepohonan. Pohon kurma mendominasi tumbuh di kawasan tersebut. Makin mendekat, kicauan burung makin terdengar riuh. Bersahutan-sahutan di kawasan yang menurut riwayat Saqifah Bani Sa’idah merupakan tempat berkumpul kaum Anshar.

Artikel Terkait

Serap Aspirasi, PT BGA Gelar Forsimas

Pilkada Kapuas Diikuti Lima Paslon

MAKAN BERGIZI GRATIS

Terpopuler

Artikel Terbaru

/