Gubernur terus bergerak cepat membangkitkan gairah investasi di Kalteng. Salah satunya dengan meminta agar pemerintah pusat segera membuka industri perkayuan di Kalteng. “Jadi kami ingin tidak ada lagi kayu log yang keluar dari Kalteng, industrinya harus dibangun di Kalteng, paling lambat tiga tahun dari sekarang (sudah terbangun),” tegas gubernur di depan seluruh kepala perangkat daerah di halaman Istana Isen Mulang, akhir Agustus lalu.
Dikatakan gubernur, alasan dibangunnya industri kayu di Kalteng karena berkaitan dengan pajak dan tenaga kerja. Menurut gubernur yang menjabat dua periode ini, sebelum ia lahir ada banyak tenaga kerja dari Korea, Malaysia, Singapura, dan negara lain yang merambah hutan di Bumi Tambun Bungai. “Tapi sampai sekarang industrinya tidak ada, orang lain yang menikmati, tapi pemuda-pemudi Kalteng menganggur, ini jadi beban moral kami, jangan sampai terjadi lagi ke depan,” tegas gubernur kelahiran 5 Juli 1973 ini. Oleh sebab itu, gubernur mendesak pemerintah pusat agar membangun industri kayu di Kalteng. Sehingga tak hanya kayu log yang keluar dari Kalteng, tapi juga dalam bentuk jadi.
“Kami minta agar pabrik kayu dibangun di Kalteng, termasuk HTI yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat, agar industrinya dibangun di Kalteng,” pintanya.Ditambahkan gubernur, sejauh ini kayu Kalteng sudah banyak yang dikirim keluar daerah. Apabila pengelolaannya dilakukan dengan baik, seharusnya mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui pabrik molding, plywood, dan lainnya.Gubernur Kirim Hasil Food Estate ke Presiden===JUDUL BARUSebelum dilanda pandemi Covid-19, Kalteng sudah ditetapkan sebagai lumbung pangan nasional. Pengembangan food estate dilaksanakan di dua kabupaten, yakni Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) dan Kapuas. Hingga saat ini program tersebut terus dijalankan dan sudah mendapat hasil yang baik.Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng Sunarti mengatakan, pada program ini pihaknya sudah menyelesaikan target untuk intensifikasi seluas 14.135 ribu hektare. Kemudian untuk ekstensifikasi (perluasan lahan) saat ini sudah diselesaikan 30 ribu hektare.
“Untuk cetak sawah sudah seluas 17 ribu hektare,” katanya saat diwawancarai di Kantor Gubernur Kalteng, Kamis (2/9).Diungkapkannya, selama seratus hari kepemimpinan Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran dan Wakil Gubernur Kalteng H Edy Pratowo, kebijakan untuk peningkatan program food estate sudah disampaikan ke bupati dua kabupaten itu.
“Meminta agar bupati melakukan percepatan, karena ini berkaitan erat dengan calon petani calon lokasi (CPCL), karena yang menerbitkan CPCL ini adalah bupati, provinsi hanya melakukan verifikasi,” ucapnya.CPCL ini, lanjut dua, dapat mempengaruhi segala hal dalam pelaksanana program ini. Lantaran program ini tak akan berjalan tanpa adanya CPCL.
Bantuan dari pemerintah bakal diberikan jika sudah mengantongi CPCL.“Selain itu juga mendorong agar pada area pengembangan food estate tak hanya ditanami padi, tapi juga dikembangkan ternak dan lainnya. Saat ini sudah dilakukan pengolahan telur, sehingga kita tidak hanya menjual telur segar, tapi juga telur olahan,” tegasnya.Sunarti menambahkan bahwa pelaksanaan program ini sudah ada peningkatan. Salah satunya produksi beras yang meningkat.