Jumat, November 22, 2024
30.8 C
Palangkaraya

LPDP Siapkan Rp 25,5 M untuk Riset Terapan

JAKARTA – Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) Kemendikbudristek meluncurkan Program Riset Keilmuan Terapan Dalam Negeri Dosen Perguruan Tinggi Vokasi. Program ini didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dengan alokasi sebesar Rp 25,5 miliar.

Adapun, program ini berbasis pada demand driven, yaitu riset yang digerakkan berdasarkan permintaan dan kebutuhan. Program ini diyakini menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah nyata di dunia usaha dan dunia industri (DUDI) maupun masyarakat.

Dirjen Diksi Wikan Sakarinto mengatakan, riset terapan di pendidikan tinggi vokasi merupakan bagian dari link and match antara institusi pendidikan dengan industri. Melalui program ini, fokus utama hasil riset terapan harus berujung pada peningkatan produktivitas di industri, peningkatan nilai tambah produk dalam negeri atau pemberdayaan masyarakat.

“Filosofi riset terapan vokasi adalah start from the end yang artinya mulai dari belakang, ada persoalan dan kebutuhan nyata yang kemudian menjadi faktor para dosen untuk meriset. Mindset ini harus dikembangkan sehingga riset bukan hanya eskplorasi intelektual sang peneliti, namun riset yang dirancang dari pergulatan sang peneliti dengan problematika riil yang dihadapi industri, UMKM, dan juga masyarakat,” ungkap dia dikutip, Rabu (4/8).

Baca Juga :  Pemkab Terus Membangun Desa Dambung

Sekretaris Jenderal Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) periode 2018-2020 Berry Juliandi pun menambahkan, di berbagai negara maju, pendidikan vokasi memiliki peran penting dalam pengembangan SDM, sehingga lulusan vokasi sangat diperlukan sebagai tonggak pembangunan ekonomi negara.

Untuk mewujudkan lulusan vokasi yang andal, maka diperlukan kesamaan visi dari semua pihak, baik pemerintah, industri, maupun stakeholder terkait pendidikan vokasi. “Industri dan pendidikan vokasi perlu memiliki ruang bersama untuk lebih dalam berkomunikasi dan berinteraksi. Melalui komunikasi yang baik, maka trust (kepercayaan) akan muncul,” kata Berry.

Ketua Pokja Vokasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Hadi S Cokrodimejo juga turut menjelaskan, riset industri sangat berguna agar Indonesia tak kebanjiran impor. Riset tersebut khususnya dalam industri informasi dan teknologi (ICT), kesehatan, logam, dan mesin.

Baca Juga :  Tetap Semangat Bekerja

“Dengan riset vokasi tersebut saya harap bisa menjembatani kebutuhan riset dasar maupun riset terapan supaya Indonesia bisa maju seperti negara lain,” kata dia.

Adapun, Program Riset Keilmuan Terapan Dalam Negeri-Dosen Perguruan Tinggi Vokasi akan memfasilitasi 51 proposal yang lolos serangkaian proses seleksi dengan masing-masing pendanaan yang dapat diusulkan senilai Rp 500 juta. Informasi program riset keilmuan terapan dapat diakses melalui laman https://ptvp.mitrasdudi.kemdikbud.go.id/. Pendaftaran akan berakhir pada 6 Agustus mendatang. (sai/est/jpc)

JAKARTA – Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) Kemendikbudristek meluncurkan Program Riset Keilmuan Terapan Dalam Negeri Dosen Perguruan Tinggi Vokasi. Program ini didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dengan alokasi sebesar Rp 25,5 miliar.

Adapun, program ini berbasis pada demand driven, yaitu riset yang digerakkan berdasarkan permintaan dan kebutuhan. Program ini diyakini menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah nyata di dunia usaha dan dunia industri (DUDI) maupun masyarakat.

Dirjen Diksi Wikan Sakarinto mengatakan, riset terapan di pendidikan tinggi vokasi merupakan bagian dari link and match antara institusi pendidikan dengan industri. Melalui program ini, fokus utama hasil riset terapan harus berujung pada peningkatan produktivitas di industri, peningkatan nilai tambah produk dalam negeri atau pemberdayaan masyarakat.

“Filosofi riset terapan vokasi adalah start from the end yang artinya mulai dari belakang, ada persoalan dan kebutuhan nyata yang kemudian menjadi faktor para dosen untuk meriset. Mindset ini harus dikembangkan sehingga riset bukan hanya eskplorasi intelektual sang peneliti, namun riset yang dirancang dari pergulatan sang peneliti dengan problematika riil yang dihadapi industri, UMKM, dan juga masyarakat,” ungkap dia dikutip, Rabu (4/8).

Baca Juga :  Pemkab Terus Membangun Desa Dambung

Sekretaris Jenderal Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) periode 2018-2020 Berry Juliandi pun menambahkan, di berbagai negara maju, pendidikan vokasi memiliki peran penting dalam pengembangan SDM, sehingga lulusan vokasi sangat diperlukan sebagai tonggak pembangunan ekonomi negara.

Untuk mewujudkan lulusan vokasi yang andal, maka diperlukan kesamaan visi dari semua pihak, baik pemerintah, industri, maupun stakeholder terkait pendidikan vokasi. “Industri dan pendidikan vokasi perlu memiliki ruang bersama untuk lebih dalam berkomunikasi dan berinteraksi. Melalui komunikasi yang baik, maka trust (kepercayaan) akan muncul,” kata Berry.

Ketua Pokja Vokasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Hadi S Cokrodimejo juga turut menjelaskan, riset industri sangat berguna agar Indonesia tak kebanjiran impor. Riset tersebut khususnya dalam industri informasi dan teknologi (ICT), kesehatan, logam, dan mesin.

Baca Juga :  Tetap Semangat Bekerja

“Dengan riset vokasi tersebut saya harap bisa menjembatani kebutuhan riset dasar maupun riset terapan supaya Indonesia bisa maju seperti negara lain,” kata dia.

Adapun, Program Riset Keilmuan Terapan Dalam Negeri-Dosen Perguruan Tinggi Vokasi akan memfasilitasi 51 proposal yang lolos serangkaian proses seleksi dengan masing-masing pendanaan yang dapat diusulkan senilai Rp 500 juta. Informasi program riset keilmuan terapan dapat diakses melalui laman https://ptvp.mitrasdudi.kemdikbud.go.id/. Pendaftaran akan berakhir pada 6 Agustus mendatang. (sai/est/jpc)

Artikel Terkait

Serap Aspirasi, PT BGA Gelar Forsimas

Pilkada Kapuas Diikuti Lima Paslon

MAKAN BERGIZI GRATIS

Terpopuler

Artikel Terbaru

/