JAYAPURA-Perjuangan Linda Lestari di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua patut diacungi jempol. Meskipun tampil dalam kondisi hamil tua (9 bulan), pemanah Kalteng ini mampu mengharumkan nama daerah dengan menyabet medali perunggu pada cabang olahraga panahan nomor recurve putri. Raihan ini merupakan medali kedua bagi Bumi Tambun Bungai pada multieven empat tahunan ini.
“Alhamdulilah memenuhi target dengan meraih medali walaupun hanya perunggu, karena memang dari awal fokus saya adalah bisa meraih medali, entah emas, perak, atau perunggu,” kata Linda Lestari saat berbincang dengan Kalteng Pos, Senin (4/10).
Pada nomor ini, medali emas diraih atlet olimpiade asal Jawa Timur Diananda Chairunisa, sementara medali perak diraih atlet tuan rumah Reza Oktavia.
Bagi Linda Lestari, medali perunggu yang diraihnya kali ini begitu spesial, karena dipersembahkan untuk calon bayi keduanya yang masih dalam kandungan. Selain itu, medali kedua ini juga dipersembahkan untuk masyarakat Kalteng.
Diakuinya bahwa selama persiapan hingga pelaksanaan PON tak ada kendala berarti bagi kandungannya. Ia yakin mendapat dukungan dan semangat dari bayi yang ada dalam kandungannya.
“Suami dan keluarga besar juga sangat mendukung serta memberikan support. Bahkan sampai rencana penerbangan kemarin yang sempat diupayakam karena kondisi saya yang tengah hamil,” tutur atlet kelahiran Desa Tumbang Runen, Kecamatan Kamipang, Kabupaten Katingan, 8 April 1994.
Kabar tersebut pun langsung disampaikan kepada Dani (sang suami) dan keluarga. Mereka ikut senang atas prestasi yang diraihnya tersebut.
“Kami juga akan tetap mempersiapkan diri, bagaimana caranya agar besok (hari ini) dapat meraih medali lagi dari nomor mix tim recurve,” harap putri dari pasangan Juriansyah dan Alm Rina itu.
Hal terpenting dalam perjuangan yang dibangunnya selama ini adalah ingin memberikan yang terbaik dan tidak mengecewakan pelatih.
Prestasi yang diraih Linda Lestari gagal diteruskan oleh rekannya Fitriansyah dari nomor vita compound (aduan perorangan putra), setelah ditaklukkan oleh atlet panahan asal Provinsi Bali, I Komang Gede, dengan skor akhir 137-141, di Lapangan Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Senin (4/10).
Fitriansyah mengaku sudah berusaha tampil maksimal. Kegagalannya kali ini dijadikan pengalaman dan bahan evaluasi agar bisa lebih baik lagi ke depan.
Pelatih cabor panahan, Saprianto mengatakan bahwa atletnya sudah berusaha semaksimal mungkin. Terlihat jelas dengan adanya perebutan poin pada seri pertama. “Namun atlet kita kurang beruntung dan harus mengakui keunggulan lawan, tapi kita tetap bersyukur karena atlet sudah tampil maksimal,” tuturnya.