Jumat, September 20, 2024
27.6 C
Palangkaraya

Tindak Tegas Angkutan Over Kapasitas

“Pembangunan pile slab sepanjang 2.284 meter yang tengah dilaksanakan saat ini tidak terlepas dari perjuangan dan usulan Gubernur H Sugianto Sabran sehingga ditanggapi presiden Joko Widodo dan unsur di bawahnya. Pembangunan pun mulai dikerjakan sejak 2019 lalu,” tutur Shalahuddin.

Pembangunan pile slab itu direncanakan selesai pada 2022 mendatang. Pengerjaan terus dikebut. Dana yang digunakan dari APBN, dengan rincian anggaran tahun 2020 sebesar Rp44.200.562.000, tahun 2021 mencapai Rp85.567.800.000, dan tahun 2022 sekitar Rp31.972.217.000.

“Ruas jalan ini penting untuk diperhatikan, karena menghubungkan sejumkah kabupaten dan dua provinsi lainnya. Semoga dengan pengerjaan yang terus dikebut, kendala yang selama ini dirasakan di wilayah tersebut bisa teratasi dengan adanya jembatan gantung ini,” ucapnya.

Menurutnya, pabila nanti pembangunan pile slab telah diselesaikan, maka dipastikan arus lalu lintas akan tetap lancar meski saat musim hujan. Jarak tempuh pun dipersingkat. Juga dapat meningkatkan dan membangkitkan perekonomian masyarakat di daerah sekitar.

Baca Juga :  PT KS Lolos Jeratan Pidana Karhutla

Untuk mengurai kemacetan akibat banjir di Bukit Rawi, anggota TNI-Polri, BPBD, hingga masyarakat sekitar membantu mengarahkan kendaraan yang melintasi jalan rusak, agar kendaraan bisa melewati dengan aman.

Wakapolsek Kahayan Tengah Ipda Agus Basuki mengatakan, banjir yang menggenangi kawasan Km 14 Desa Penda Barania, Kecamatan Kahayan Tengah mengakibatkan arus lalu lintas dari Palangka Raya, Kuala Kurun, Bukit Rawi, maupun dari arah Buntok terganggu.
Ketinggian air pada Kamis (2/9) memang sangat tinggi, sekitar 27 cm. Kemudian selama dua hari berikutnya (tangga 3-4) turun ke angka 25 cm. Kemungkinan banjir akan datang lagi jika curah hujan di wilayah hulu masih tinggi.

“Kita memang berharap banjir di sini cepat surut, tapi bila curah hujan di hulu masih tinggi, banjir akan tetap terjadi, karena pasti dapat banjir kiriman dari daerah hulu seperti Tumbang Miri dan Bawan,” ungkap Wakapolsek Kahayan Tengah Ipda Agus Basuki di pos pemantauan banjir, Desa Penda Barania.

Baca Juga :  Harga Minyak Goreng Tak Ada Batasan

Wakapolsek menyebut, kemacetan lalu lintas karena adanya sistem buka tutup arus lalu lintas. Bukan karena banjir. “Kendaraan yang dari arah dalam kota kami batasi hingga 30 kendaraan untuk lanjut jalan dan bergantian, kalau soal jalan rusak, ya itu sudah ada dari sebelum banjir, bahkan di area yang tergenang air, 75 persen memang kondisi jalannya rusak parah,” bebernya. (abw/nue/ena/ce/ala)

“Pembangunan pile slab sepanjang 2.284 meter yang tengah dilaksanakan saat ini tidak terlepas dari perjuangan dan usulan Gubernur H Sugianto Sabran sehingga ditanggapi presiden Joko Widodo dan unsur di bawahnya. Pembangunan pun mulai dikerjakan sejak 2019 lalu,” tutur Shalahuddin.

Pembangunan pile slab itu direncanakan selesai pada 2022 mendatang. Pengerjaan terus dikebut. Dana yang digunakan dari APBN, dengan rincian anggaran tahun 2020 sebesar Rp44.200.562.000, tahun 2021 mencapai Rp85.567.800.000, dan tahun 2022 sekitar Rp31.972.217.000.

“Ruas jalan ini penting untuk diperhatikan, karena menghubungkan sejumkah kabupaten dan dua provinsi lainnya. Semoga dengan pengerjaan yang terus dikebut, kendala yang selama ini dirasakan di wilayah tersebut bisa teratasi dengan adanya jembatan gantung ini,” ucapnya.

Menurutnya, pabila nanti pembangunan pile slab telah diselesaikan, maka dipastikan arus lalu lintas akan tetap lancar meski saat musim hujan. Jarak tempuh pun dipersingkat. Juga dapat meningkatkan dan membangkitkan perekonomian masyarakat di daerah sekitar.

Baca Juga :  PT KS Lolos Jeratan Pidana Karhutla

Untuk mengurai kemacetan akibat banjir di Bukit Rawi, anggota TNI-Polri, BPBD, hingga masyarakat sekitar membantu mengarahkan kendaraan yang melintasi jalan rusak, agar kendaraan bisa melewati dengan aman.

Wakapolsek Kahayan Tengah Ipda Agus Basuki mengatakan, banjir yang menggenangi kawasan Km 14 Desa Penda Barania, Kecamatan Kahayan Tengah mengakibatkan arus lalu lintas dari Palangka Raya, Kuala Kurun, Bukit Rawi, maupun dari arah Buntok terganggu.
Ketinggian air pada Kamis (2/9) memang sangat tinggi, sekitar 27 cm. Kemudian selama dua hari berikutnya (tangga 3-4) turun ke angka 25 cm. Kemungkinan banjir akan datang lagi jika curah hujan di wilayah hulu masih tinggi.

“Kita memang berharap banjir di sini cepat surut, tapi bila curah hujan di hulu masih tinggi, banjir akan tetap terjadi, karena pasti dapat banjir kiriman dari daerah hulu seperti Tumbang Miri dan Bawan,” ungkap Wakapolsek Kahayan Tengah Ipda Agus Basuki di pos pemantauan banjir, Desa Penda Barania.

Baca Juga :  Harga Minyak Goreng Tak Ada Batasan

Wakapolsek menyebut, kemacetan lalu lintas karena adanya sistem buka tutup arus lalu lintas. Bukan karena banjir. “Kendaraan yang dari arah dalam kota kami batasi hingga 30 kendaraan untuk lanjut jalan dan bergantian, kalau soal jalan rusak, ya itu sudah ada dari sebelum banjir, bahkan di area yang tergenang air, 75 persen memang kondisi jalannya rusak parah,” bebernya. (abw/nue/ena/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/