Senin, November 25, 2024
24.6 C
Palangkaraya

Antibodi Makin Kuat, Siap Bergulat Melawan Covid-19

Alokasi vaksinasi tahap tiga di RSDS sebanyak 1.400 dosis. Ini akan dilakukan secara bertahap. Per hari bisa disuntikkan 75 hingga 100 dosis.
Seperti diketahui, capaian vaksinasi di Kalteng saat ini sudah berkisar 21 persen atau lebih dari 400.000 jiwa. Namun perlu disadari oleh masyarakat bahwa vaksin yang diterima Kalteng jumlahnya terbatas sesuai jatah pendistribusian dari pemerintah pusat. Sebab, vaksin yang digunakan di Indonesia diimpor dari negara lain.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng Suyuti Syamsul mengatakan, saat ini seluruh orang di Indonesia berebut vaksin. Hanya pemerintah pusat yang bisa membeli vaksin. Daerah tidak bisa membelinya.

“Namun kami tetap yakin bahwa target 70 persen masyarakat Kalteng mendapat vaksinasi bisa tercapai,” katanya.

Baca Juga :  Baliho Liar Merusak Estetis Kota, Pekan Ini Pemko Akan Menertibkan

Diungkapkan Suyuti, kemampuan Kalteng melaksanakan vaksinasi sebanyak 50 ribu dosis per hari. Dari total sasaran 1,8 juta penduduk, saat ini warga Kalteng yang sudah divaksin sekitar 400 ribu orang. Diperkirakan masih ada 1,4 juta jiwa yang belum divaksin.

“Jika sepuluh hari saja bisa dilakukan vaksinasi untuk 500 orang, maka dalam sebulan sudah bisa memberi vaksinasi untuk 1,5 juta orang, artinya dalam dua bulan saja sudah bisa mencapai target,” ungkapnya.

Hal itu akan tercapai jika stok vaksin mencukupi. Namun kenyataannya bawah Kalteng sangat bergantung pada pendistribusian vaksin dari pusat. Target vaksinasi akan mudah dicapai apabila pendistribusian vaksin dari pusat lancar. Pada sisi lain, tidak mudah bagi pemerintah pusat untuk mendatangkan vaksin dari luar negeri.

Baca Juga :  Sugianto Didorong Pimpin MADN

“Karena itu masyarakat diminta bersabar ya, sudah pasti bahwa semua warga Kalteng akan kami suntik vaksin, sebelum mendapat vaksinasi, kuncinya hanyalah taat prokes,” tegasnya.

Suyuti menyebut, jika ada warga yang sudah mendapat vaksinasi tahap pertama maupun kedua, tapi masih saja terpapar virus, hal itu dinilai wajar. Permasalahan bukanlah pada program vaksinasinya. Sebab, program vaksinasi ini untuk menciptakan kekebalan kelompok, bukan kekebalan individu.

Alokasi vaksinasi tahap tiga di RSDS sebanyak 1.400 dosis. Ini akan dilakukan secara bertahap. Per hari bisa disuntikkan 75 hingga 100 dosis.
Seperti diketahui, capaian vaksinasi di Kalteng saat ini sudah berkisar 21 persen atau lebih dari 400.000 jiwa. Namun perlu disadari oleh masyarakat bahwa vaksin yang diterima Kalteng jumlahnya terbatas sesuai jatah pendistribusian dari pemerintah pusat. Sebab, vaksin yang digunakan di Indonesia diimpor dari negara lain.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng Suyuti Syamsul mengatakan, saat ini seluruh orang di Indonesia berebut vaksin. Hanya pemerintah pusat yang bisa membeli vaksin. Daerah tidak bisa membelinya.

“Namun kami tetap yakin bahwa target 70 persen masyarakat Kalteng mendapat vaksinasi bisa tercapai,” katanya.

Baca Juga :  Baliho Liar Merusak Estetis Kota, Pekan Ini Pemko Akan Menertibkan

Diungkapkan Suyuti, kemampuan Kalteng melaksanakan vaksinasi sebanyak 50 ribu dosis per hari. Dari total sasaran 1,8 juta penduduk, saat ini warga Kalteng yang sudah divaksin sekitar 400 ribu orang. Diperkirakan masih ada 1,4 juta jiwa yang belum divaksin.

“Jika sepuluh hari saja bisa dilakukan vaksinasi untuk 500 orang, maka dalam sebulan sudah bisa memberi vaksinasi untuk 1,5 juta orang, artinya dalam dua bulan saja sudah bisa mencapai target,” ungkapnya.

Hal itu akan tercapai jika stok vaksin mencukupi. Namun kenyataannya bawah Kalteng sangat bergantung pada pendistribusian vaksin dari pusat. Target vaksinasi akan mudah dicapai apabila pendistribusian vaksin dari pusat lancar. Pada sisi lain, tidak mudah bagi pemerintah pusat untuk mendatangkan vaksin dari luar negeri.

Baca Juga :  Sugianto Didorong Pimpin MADN

“Karena itu masyarakat diminta bersabar ya, sudah pasti bahwa semua warga Kalteng akan kami suntik vaksin, sebelum mendapat vaksinasi, kuncinya hanyalah taat prokes,” tegasnya.

Suyuti menyebut, jika ada warga yang sudah mendapat vaksinasi tahap pertama maupun kedua, tapi masih saja terpapar virus, hal itu dinilai wajar. Permasalahan bukanlah pada program vaksinasinya. Sebab, program vaksinasi ini untuk menciptakan kekebalan kelompok, bukan kekebalan individu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/