“Cukup unik juga ya bahasa isyarat, bukan cuman a, b , c , dan d di tangan saja, tapi juga di zaman industri 4.0 atau di zaman melek digital ini juga teman-teman tunarungu memiliki bahasa gaul atau terkini,” ungkap Evi.
Untuk kata prioritas, bahasa isyaratnya ternyata cukup simpel. Tangan kiri di depan dan tangan kanan dibuat meliuk melalui tangan kiri. Cukup mudah dipahami.
Dari kunjungan selama kurang lebih sejam itu, Lurah Evi Kahayanti melihat adanya bakat dan minat besar yang dimiliki para tunarungu di Kota Palangka Raya. Karena itu ia berharap agar Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya melalui instansi teknis seperti Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Latihan Kerja (BLK) bisa mengadakan pelatihan keterampilan khusus kepada para penyandang tunarungu.
Selain itu, Evi pun berharap agar ke depannya Dinas Perdagangan dan Dinas Pariwisata Kota Palangka Raya bisa membantu untuk mempromosikan dan memasarkan hasil-hasil karya dari Komunitas Kerajinan Tunarungu.
“Kami akan coba bantu memfasilitasi agar anggota Kerajina DPD Tunarungu ini bisa diperhatikan, baik melalui peningkatan SDM maupun pelatihan keterampilan khusus, termasuk pemasaran hasil karya tangan mereka,” pungkasnya. (*/ce/ala)