Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Mengikuti Kegiatan Donasi Literasi di Tanjung Pusaka (2)

Menikmati fasilitas pendidikan yang layak merupakan hak bagi setiap anak di negeri ini. Namun dalam realitanya masih banyak sekolah yang terbilang jauh dari layak. Terutama di wilayah-wilayah pelosok. Tak terkecuali SDN 1 Tanjung Pusaka.

ANISA B WAHDAH, Pulang Pisau

SDN 1 Tanjung Pusaka merupakan satu-satunya fasilitas pendidikan di desa yang tidak berlistrik dan jaringan internet ini. Tak ada TK, SMP, dan SMA. Sekolah ini didirikan pada 1983 lalu. Penulis bersama tim donasi literasi yang mendatangi sekolah tersebut pada Sabtu (3/7), merasa cukup prihatin.

Bangunan sekolah berdinding dan beralas kayu memang banyak ditemui di Kalteng ini. Namun kondisi SDN 1 Tanjung Pusaka sangatlah memprihatinkan. Atap berlubang. Cat pun sudah kusam. Dinding dan lantai pun sudah jebol. Lebih parah dari kata rapuh.Kondisi kerusakan berat ini sudah berlangsung enam tahun, tepatnya 2015 lalu.

Baca Juga :  Gelar Juara Jadi Kado HUT ke-77 Bhayangkara

Belum pernah dilakukan perbaikan hingga saat ini. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SDN 1 Tanjung Pusaka, Desa Tanjung Taruna, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) Dino Efraim Kasegah mengaku, sejak pertama kali ditempatkan di SDN 1 Tanjung Pusaka pada 2005 lalu, belum pernah ada renovasi bangunan sekolah.

“Sejak 2005 hingga saat ini memang tidak pernah dilakukan renovasi berat, hanya pernah dilakukan perbaikan atap saja, kondisi rusak parah sudah sejak 2015 lalu dan tidak dilakukan perbaikan hingga sekarang,” katanya saat dibincangi di sela-sela kegiatan tim Donasi Literasi.

Sekolah yang terletak di tepi Sungai Kahayan itu luasannya pun makin berkurang. Tanah yang awalnya memiliki pajang 75 meter kini tersisa sekitar 55 meter akibat kikisan air sungai. Sejak awal didirikan hingga saat ini sekolah itu hanya memiliki tiga ruang kelas.“Kami membagi kelas dari tiga ruangan yang ada itu, satu ruangan disekat sehingga jadi dua ruang kelas,” katanya kepada Kalteng Pos.

Baca Juga :  Kebijakan Pembangunan Ditekankan Pada Indikator Visi

Dikatakan Dino, tahun tidak ada kelas 4. Yang ada hanya kelas 1,2,3,5, dan 6. Sebab, empat tahun lalu tidak ada murid baru yang mendaftar ke sekolah ini. Itu merupakan hal biasa. Selama ini SDN 1 Tajung Pusaka memang tak pernah memiliki banyak peserta didik.

Menikmati fasilitas pendidikan yang layak merupakan hak bagi setiap anak di negeri ini. Namun dalam realitanya masih banyak sekolah yang terbilang jauh dari layak. Terutama di wilayah-wilayah pelosok. Tak terkecuali SDN 1 Tanjung Pusaka.

ANISA B WAHDAH, Pulang Pisau

SDN 1 Tanjung Pusaka merupakan satu-satunya fasilitas pendidikan di desa yang tidak berlistrik dan jaringan internet ini. Tak ada TK, SMP, dan SMA. Sekolah ini didirikan pada 1983 lalu. Penulis bersama tim donasi literasi yang mendatangi sekolah tersebut pada Sabtu (3/7), merasa cukup prihatin.

Bangunan sekolah berdinding dan beralas kayu memang banyak ditemui di Kalteng ini. Namun kondisi SDN 1 Tanjung Pusaka sangatlah memprihatinkan. Atap berlubang. Cat pun sudah kusam. Dinding dan lantai pun sudah jebol. Lebih parah dari kata rapuh.Kondisi kerusakan berat ini sudah berlangsung enam tahun, tepatnya 2015 lalu.

Baca Juga :  Gelar Juara Jadi Kado HUT ke-77 Bhayangkara

Belum pernah dilakukan perbaikan hingga saat ini. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SDN 1 Tanjung Pusaka, Desa Tanjung Taruna, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) Dino Efraim Kasegah mengaku, sejak pertama kali ditempatkan di SDN 1 Tanjung Pusaka pada 2005 lalu, belum pernah ada renovasi bangunan sekolah.

“Sejak 2005 hingga saat ini memang tidak pernah dilakukan renovasi berat, hanya pernah dilakukan perbaikan atap saja, kondisi rusak parah sudah sejak 2015 lalu dan tidak dilakukan perbaikan hingga sekarang,” katanya saat dibincangi di sela-sela kegiatan tim Donasi Literasi.

Sekolah yang terletak di tepi Sungai Kahayan itu luasannya pun makin berkurang. Tanah yang awalnya memiliki pajang 75 meter kini tersisa sekitar 55 meter akibat kikisan air sungai. Sejak awal didirikan hingga saat ini sekolah itu hanya memiliki tiga ruang kelas.“Kami membagi kelas dari tiga ruangan yang ada itu, satu ruangan disekat sehingga jadi dua ruang kelas,” katanya kepada Kalteng Pos.

Baca Juga :  Kebijakan Pembangunan Ditekankan Pada Indikator Visi

Dikatakan Dino, tahun tidak ada kelas 4. Yang ada hanya kelas 1,2,3,5, dan 6. Sebab, empat tahun lalu tidak ada murid baru yang mendaftar ke sekolah ini. Itu merupakan hal biasa. Selama ini SDN 1 Tajung Pusaka memang tak pernah memiliki banyak peserta didik.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/