Jumat, November 22, 2024
30.8 C
Palangkaraya

Mengikuti Kegiatan Donasi Literasi di Tanjung Pusaka (2)

Masyarakat desa ini mengandalkan air sungai untuk keperluan harian. Seperti mencuci baju dan piring. Sedangkan untuk konsumsi, air bersih dibeli dari penjual air bersih yang menjajakan dagangan air di kelotok setiap Sabtu dan Minggu.“Jadi setiap Sabtu dan Minggu ada yang menjual air bersih menggunakan kelotok, kami beli air itu khusus untuk makan dan minum, selebihnya menggunakan air sungai ini,” ujarnya.

Pihaknya sudah beberapa kali mengajukan ke pemerintah untuk pengadaan listrik. Namun hingga saat ini belum ada tanggapan. Meski hidup di tengah kekurangan, masyarakat di tempat ini masih bisa mendapatkan pelayanan kesehatan berkat adanya puskesmas pembantu (pustu).

“Ada pustu dan posyandu aktif, masyarakat yang sakit bisa berobat ke pustu, jika ada warga yang mau melahirkan, selalu ada bidan yang datang ke rumah warga,” ujar pria yang sudah menetap di Tanjung Pusaka ini sejak 1986 lalu.

Baca Juga :  Gelar Juara Jadi Kado HUT ke-77 Bhayangkara

Apabila memerlukan perawat khusus atau rawat inap, warga harus menyeberangi sungai untuk sampai di Puskesmas Jabiren. Begitu pun jika ada warga yang meninggal. Proses pemakaman harus menyeberang sungai menggunakan kelotok.“Di sini tidak ada kuburan, jika ada warga yang meninggal, dimakamkan di seberang, jadi harus menyeberang menggunakan kelotok,” pungkasnya. (*/ce/ala)

Masyarakat desa ini mengandalkan air sungai untuk keperluan harian. Seperti mencuci baju dan piring. Sedangkan untuk konsumsi, air bersih dibeli dari penjual air bersih yang menjajakan dagangan air di kelotok setiap Sabtu dan Minggu.“Jadi setiap Sabtu dan Minggu ada yang menjual air bersih menggunakan kelotok, kami beli air itu khusus untuk makan dan minum, selebihnya menggunakan air sungai ini,” ujarnya.

Pihaknya sudah beberapa kali mengajukan ke pemerintah untuk pengadaan listrik. Namun hingga saat ini belum ada tanggapan. Meski hidup di tengah kekurangan, masyarakat di tempat ini masih bisa mendapatkan pelayanan kesehatan berkat adanya puskesmas pembantu (pustu).

“Ada pustu dan posyandu aktif, masyarakat yang sakit bisa berobat ke pustu, jika ada warga yang mau melahirkan, selalu ada bidan yang datang ke rumah warga,” ujar pria yang sudah menetap di Tanjung Pusaka ini sejak 1986 lalu.

Baca Juga :  Gelar Juara Jadi Kado HUT ke-77 Bhayangkara

Apabila memerlukan perawat khusus atau rawat inap, warga harus menyeberangi sungai untuk sampai di Puskesmas Jabiren. Begitu pun jika ada warga yang meninggal. Proses pemakaman harus menyeberang sungai menggunakan kelotok.“Di sini tidak ada kuburan, jika ada warga yang meninggal, dimakamkan di seberang, jadi harus menyeberang menggunakan kelotok,” pungkasnya. (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/