Bahkan, Rio melihat banyak perubahan karakter dari anak didik. Hubungan komunikasi kekeluargaan lebih terjalin. Masyarakat sangat peduli kamtibmas.“Semua ini kami lakukan dengan kerja tulus, kerja cerdik, kerja iman. Langkah kami membangun negeri memang sederhana, tapi nyata untuk melahirkan generasi berkarakter baik, inovatif, mandiri, tahan uji, serta beriman,” tutupnya.Kristianus, salah satu anak didik yang saat ini berada di yayasan, mengaku sangat senang bisa mendapat kesempatan melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi. Tak dimungkiri, selama ini anak-anak seumuran dia sebagian besarnya hanya menempuh pendidikan sampai tingkat SMP.
Ia berangkat dari Desa Tumbang Kolon pada 2019 lalu. Kini duduk di bangku SMKN 1 Puruk Cahu. Bungsu dari empat bersaudara ini punya cita-cita menjadi guru agama. Ia berharap setelah lulus nanti, bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah. Tiga orang kakaknya putus sekolah. Ia menjadi harapan satu-satunya dari orang tua untuk meraih mimpi.
“Nanti, misal kalau jadi guru, ingin sekali kembali ke kampung. Mengajari anak-anak di kampung saya,” ucapnya.Kristianus tidak keberatan dengan rutinitas di yayasan. Ia bangun pagi untuk sekolah. Lalu, diajari kerohanian. Melatih kemandirian dengan ikut mencari makan ternak. “Sangat menyenangkan,” ucapnya dengan gembira. (*/ce)