Minggu, Mei 19, 2024
23.7 C
Palangkaraya

Catur Kalteng Cetak Sejarah

MERAUKE-Cabang olahraga (cabor) catur mengukir prestasi membanggakan untuk Kalimantan Tengah (Kalteng) pada PON XX Papua. Bagi Bumi Tambun Bungai –julukan Kalteng, pentas olahraga empat tahunan ini sangatlah istimewa dan bersejarah, karena cabor catur baru pertama merasakan atmosfer persaingan. Sejarah ini makin lengkap ketika pecatur termuda Kalteng, Regita Desyari Putri, berhasil merebut medali perunggu pada nomor perorangan putri catur cepat. Masih ada peluang menambah koleksi medali melalui nomor perorangan putri catur standar yang mulai tanding hari ini (9/10), di Swiss-Belhotel Merauke.

Prestasi yang digapai oleh Regita tidaklah mudah. Pada PON XX Papua ini, ia tergabung di grup D bersama atlet dari Provinsi Kaltim, Jabar, DKI Jakarta, Papua, NTB, Sumsel, Jateng, Jatim, dan Sulut. Di grup ini, Regita menghadapi pecatur bergelar Women International Master (WIM) dan Women Grand Master (WGM). Lawan-lawannya tersebut merupakan atlet pelatnas yang disiapkan mengikuti berbagai ajang internasional. Salah satunya pecatur asal Jabar, Irene Kharisma Sukandar, yang beberapa bulan lalu tampil melawan “Dewa Kipas”.

Baca Juga :  Operasi Patuh Telabang 2021 Digelar Hingga 3 Oktober

Meski menghadapi lawan-lawan yang tangguh, Regita tampil cukup tenang dan berhasil memenangi tujuh perlombaan dan hanya dua kali kalah saat menghadapi pecatur Jabar dan Kaltim. Tujuh kali kemenangan ini menempatkan Regita pada posisi 3 klasemen akhir grup D dengan poin 7, sehingga berhak atas medali perunggu. Pecatur Kaltim Chelse Monica Sihite berhasil mengumpulkan poin 8 dan mengantarkannya meraih medali emas. Sementara Irene Kharisma Iskandar asal Jabar harus puas dengan medali perak setelah mengoleksi poin 7,5.

Regita mengaku bangga bisa menyumbangkan medali perunggu untuk Kalteng pada PON XX Papua. Apalagi ini merupakan penampilan pertamanya pada ajang PON selama menjadi pecatur profesional. “Saya sangat senang dan bersyukur karena dapat kesempatan tampil di PON dan bahkan bisa dapat medali,” ungkap Regita saat berbincang dengan Kalteng Pos, kemarin (8/10).

Baca Juga :  Kejaksaan Gelar MoU Dengan RSSI

Rasa bangga itu, lanjut mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini, karena bisa berhadapan langsung dengan pecatur-pecatur hebat Tanah Air dan bahkan bisa meraih medali.

“Prinsip saya bahwa semua lawan itu hebat, karena mereka merupakan utusan provinsi, tentunya merupakan perwakilan terbaik dari setiap provinsi. Pengalaman saya selama pertandingan ini, lawan terberat itu dari Jawa Barat dan Kaltim,” ucap gadis kelahiran Bandung, 31 Desember 2000.

Hari ini (9/10), Regita tanding lagi pada nomor perorangan putri catur standar yang  digelar di Swiss-Belhotel Merauke. Regita pun meminta doa dan dukungan dari masyarakat Kalteng, agar bisa tampil maksimal dan menyumbangkan medali untuk Bumi Tambun Bungai.

“Target ke depan, tentunya saya ingin dapat medali lagi dengan tampil sebaik mungkin dan lebih baik dari sebelumnya,” harap pecatur bergelar Woman Fide Master (WFM) ini.

MERAUKE-Cabang olahraga (cabor) catur mengukir prestasi membanggakan untuk Kalimantan Tengah (Kalteng) pada PON XX Papua. Bagi Bumi Tambun Bungai –julukan Kalteng, pentas olahraga empat tahunan ini sangatlah istimewa dan bersejarah, karena cabor catur baru pertama merasakan atmosfer persaingan. Sejarah ini makin lengkap ketika pecatur termuda Kalteng, Regita Desyari Putri, berhasil merebut medali perunggu pada nomor perorangan putri catur cepat. Masih ada peluang menambah koleksi medali melalui nomor perorangan putri catur standar yang mulai tanding hari ini (9/10), di Swiss-Belhotel Merauke.

Prestasi yang digapai oleh Regita tidaklah mudah. Pada PON XX Papua ini, ia tergabung di grup D bersama atlet dari Provinsi Kaltim, Jabar, DKI Jakarta, Papua, NTB, Sumsel, Jateng, Jatim, dan Sulut. Di grup ini, Regita menghadapi pecatur bergelar Women International Master (WIM) dan Women Grand Master (WGM). Lawan-lawannya tersebut merupakan atlet pelatnas yang disiapkan mengikuti berbagai ajang internasional. Salah satunya pecatur asal Jabar, Irene Kharisma Sukandar, yang beberapa bulan lalu tampil melawan “Dewa Kipas”.

Baca Juga :  Operasi Patuh Telabang 2021 Digelar Hingga 3 Oktober

Meski menghadapi lawan-lawan yang tangguh, Regita tampil cukup tenang dan berhasil memenangi tujuh perlombaan dan hanya dua kali kalah saat menghadapi pecatur Jabar dan Kaltim. Tujuh kali kemenangan ini menempatkan Regita pada posisi 3 klasemen akhir grup D dengan poin 7, sehingga berhak atas medali perunggu. Pecatur Kaltim Chelse Monica Sihite berhasil mengumpulkan poin 8 dan mengantarkannya meraih medali emas. Sementara Irene Kharisma Iskandar asal Jabar harus puas dengan medali perak setelah mengoleksi poin 7,5.

Regita mengaku bangga bisa menyumbangkan medali perunggu untuk Kalteng pada PON XX Papua. Apalagi ini merupakan penampilan pertamanya pada ajang PON selama menjadi pecatur profesional. “Saya sangat senang dan bersyukur karena dapat kesempatan tampil di PON dan bahkan bisa dapat medali,” ungkap Regita saat berbincang dengan Kalteng Pos, kemarin (8/10).

Baca Juga :  Kejaksaan Gelar MoU Dengan RSSI

Rasa bangga itu, lanjut mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini, karena bisa berhadapan langsung dengan pecatur-pecatur hebat Tanah Air dan bahkan bisa meraih medali.

“Prinsip saya bahwa semua lawan itu hebat, karena mereka merupakan utusan provinsi, tentunya merupakan perwakilan terbaik dari setiap provinsi. Pengalaman saya selama pertandingan ini, lawan terberat itu dari Jawa Barat dan Kaltim,” ucap gadis kelahiran Bandung, 31 Desember 2000.

Hari ini (9/10), Regita tanding lagi pada nomor perorangan putri catur standar yang  digelar di Swiss-Belhotel Merauke. Regita pun meminta doa dan dukungan dari masyarakat Kalteng, agar bisa tampil maksimal dan menyumbangkan medali untuk Bumi Tambun Bungai.

“Target ke depan, tentunya saya ingin dapat medali lagi dengan tampil sebaik mungkin dan lebih baik dari sebelumnya,” harap pecatur bergelar Woman Fide Master (WFM) ini.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/