Menurut dia, antrean yang memakan waktu lama itu juga bisa menganggu aktivitas. “Misalnya kita yang ada urusan, akhirnya harus tersendat karena harus mengantre terlebih dahulu,” kata dia.
Tarto mengaku, sebenarnya ada feri alternatif di desa Sei Baru Tewu yang bisa dijadikan pilihan. “Namun jalan dari desa mintin menuju dermaga feri tersebut rusak dan tidak nyaman. Sehingga pengguna feri banyak memilih lewat feri Mintin-Anjir Sampit,” tandasnya.
Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pulang Pisau Dr Supriyadi saat dikonfirmasi terkait hal tersebut pihaknya akan menindaklanjuti apa yang menjadi keluhan pengguna feri itu. “Nanti kami bantu. Kami akan komunikasikan dengan pengelola atau pengusaha feri Mintin-Anjir Sampit,” tandasnya. (art/ko)