Senin, November 25, 2024
26.6 C
Palangkaraya

“Saya Diajarkan Mama, Menjadi Legislator Bukanlah Suatu Pekerjaan tapi Pengabdian”

Dengan membuka kedai kopi ini, tutur Evan, bukan semata-mata untuk menyalurkan skill baristanya, tapi juga memberi contoh kepada masyarakat, bahwa di tengah pandemi Covid-19 ini tak perlu takut untuk menjadi pelaku UMKM.

Selain itu, ia juga mememotivasi seluruh pelaku UMKM di Kota Palangka Raya untuk tetap survive di tengah pandemi Covid-19 dengan berinovasi dan pandai dalam strategi pemasaran.

Terkait inovasi, Evan sendiri membuat sebuah menu khas atau signature menu kopi. Namanya kopi putu. Kopi ini memiliki rasa yang cukup unik, karena ada rasa gurih kue putu dalam cita rasa kopi.

“Dari kecil saya memang suka kue putu atau klepon, karena itu saya putar otak bagaimana membuat rasa kue putu dan kopi bisa bersatu dalam secangkir kopi, dan alhamdulilah hasil inovasi saya bisa diterima,” ucapnya.

Baca Juga :  Sugianto Nakhodai Pengprov ISSI, Siap Gelar Event Besar

Dikatakan Evan, menjadi barista profesional dan bersertifikat tidaklah mudah. Perlu waktu tiga tahun baginya untuk bisa mendapatkan skill barista yang diakui dengan sertifikat dari BNSP.

Meski cukup sulit, tapi karena dirinya merupakan pencinta kopi, tiga tahun mengikuti sekolah barista jadi terasa sangat menyenangkan.

“Saya yakin apapun yang kita senangi, jika bisa kita tekuni dan perdalam ilmunya, maka akan jadi sangat bermanfaat, contohnya saya yang memperdalam ilmu barista, akhirnya ilmu itu saya terapkan dengan membuka kedai kopi sederhana,” tuturnya.

Ditanya soal kemungkinan adanya persaingan karena telah menjamurnya kedai kopi di Kota Palangka Raya saat ini, Evan menjawab tidak takut sama sekali. Evan justru mengaku jika ia sangat menyukai sesuatu yang kompetitif.

Baca Juga :  Disperindagkop Temukan Mamin Kedaluwarsa

Dengan adanya jiwa kompetitif dan inovatif para pelaku usaha kopi, Evan berharap bahwa itu bisa memacu perputaran roda perekonomian di Kota Cantik, sehingga angka pertumbuhan ekonomi di kota ini dan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) bisa bertumbuh.

“Saya juga diajarkan mama, menjadi legislator bukanlah suatu pekerjaan, tapi pengabdian kepada masyarakat, terutama menyerap aspirasi masyarakat dalam forum reses maupun lainnya,” ucapnya.

Dengan membuka kedai kopi ini, tutur Evan, bukan semata-mata untuk menyalurkan skill baristanya, tapi juga memberi contoh kepada masyarakat, bahwa di tengah pandemi Covid-19 ini tak perlu takut untuk menjadi pelaku UMKM.

Selain itu, ia juga mememotivasi seluruh pelaku UMKM di Kota Palangka Raya untuk tetap survive di tengah pandemi Covid-19 dengan berinovasi dan pandai dalam strategi pemasaran.

Terkait inovasi, Evan sendiri membuat sebuah menu khas atau signature menu kopi. Namanya kopi putu. Kopi ini memiliki rasa yang cukup unik, karena ada rasa gurih kue putu dalam cita rasa kopi.

“Dari kecil saya memang suka kue putu atau klepon, karena itu saya putar otak bagaimana membuat rasa kue putu dan kopi bisa bersatu dalam secangkir kopi, dan alhamdulilah hasil inovasi saya bisa diterima,” ucapnya.

Baca Juga :  Sugianto Nakhodai Pengprov ISSI, Siap Gelar Event Besar

Dikatakan Evan, menjadi barista profesional dan bersertifikat tidaklah mudah. Perlu waktu tiga tahun baginya untuk bisa mendapatkan skill barista yang diakui dengan sertifikat dari BNSP.

Meski cukup sulit, tapi karena dirinya merupakan pencinta kopi, tiga tahun mengikuti sekolah barista jadi terasa sangat menyenangkan.

“Saya yakin apapun yang kita senangi, jika bisa kita tekuni dan perdalam ilmunya, maka akan jadi sangat bermanfaat, contohnya saya yang memperdalam ilmu barista, akhirnya ilmu itu saya terapkan dengan membuka kedai kopi sederhana,” tuturnya.

Ditanya soal kemungkinan adanya persaingan karena telah menjamurnya kedai kopi di Kota Palangka Raya saat ini, Evan menjawab tidak takut sama sekali. Evan justru mengaku jika ia sangat menyukai sesuatu yang kompetitif.

Baca Juga :  Disperindagkop Temukan Mamin Kedaluwarsa

Dengan adanya jiwa kompetitif dan inovatif para pelaku usaha kopi, Evan berharap bahwa itu bisa memacu perputaran roda perekonomian di Kota Cantik, sehingga angka pertumbuhan ekonomi di kota ini dan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) bisa bertumbuh.

“Saya juga diajarkan mama, menjadi legislator bukanlah suatu pekerjaan, tapi pengabdian kepada masyarakat, terutama menyerap aspirasi masyarakat dalam forum reses maupun lainnya,” ucapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/