Jumat, November 22, 2024
30.8 C
Palangkaraya

Kisah Muntari, 15 Tahun Menggeluti Usaha Budi Daya Jamur Tiram

Menurut Muntari, budi daya jamur tergolong mudah dalam hal perawatannya. Hanya dengan rutin menyiram air dua kali dalam sehari, bibit jamur yang berada di log bisa tumbuh, asalkan tempat penyimpanannya dingin dan lembab.

Untuk proses pembuatan log, pemberian bibit jamur, hingga panen memakan waktu sekitar satu bulan hingga satu setengah bulan per log. Log jamur terbuat dari serbuk gergaji dicampur dengan dedak (pakan ayam) dan kapur sebagai media tumbuh jamur.
Setelah log tersebut jadi, selanjutnya dilakukan press dan sterilisasi secukupnya dengan waktu 30 menit hingga 60 menit. Setelah proses sterilisasi, barulah disimpan di tempat khusus agar jamur tersebut bisa tumbuh.

Pembuatan log harus menggunakan serbuk kayu yang tidak memiliki getah. Jika serbuk kayu bergetah atau terkontaminasi minyak, maka jamur tiram akan gagal tumbuh.
“Sehari saya bisa bikin sampai 200 log, kalau untuk panen jamur, sekarang ini sedikit saja, mulai dari 5 hingga 15 kilogram sekali panen,” ucap Muntari sambil sesekali mengunyah jambu air.

Baca Juga :  Terus Semangat Mewujudkan Kalteng Semakin Berkah

Satu log dijual seharga Rp5.000. Harga jual jamur tiram di pasaran bervariatif. Mulai dari Rp25.000 hingga Rp30.000 per kilogram. Peminat pun cukup banyak.
Bertahannya usaha produsen jamur tiram ini, menurut Muntari, karena pihaknya lebih fokus pada penjualan bibit atau log jamur tiram dibandingkan membudidayakan hasil panen jamur tiram.

Disinggung soal penghasilan, Muntari mengaku sehari sebelumnya, Kamis (7/10), ia berhasil menjual 500 log jamur tiram. Jika dirupiahkan senilai 2,5 juta.
Sedangkan hasil panen bulan ini baru mencapai 20 kilogram. Jika dikalikan Rp25.000 per kilo maka yang didapatkannya sekitar Rp500.000.

“Budi daya jamur tiram ini cukup menjanjikan, terlebih perawatannya sangat simpel,” ucapnya.
Muntari meminta agar pihak kelurahan bisa memberikan perhatian dengan memfasilitasi pengadaan pelatihan dan bantuan peralatan sehingga lebih maksimal lagi dalam produksi.
“Ada tiga alat yang saya butuhkan saat ini, yakni alat mesin press bag log jamur tiram, mesin mixer jamur tiram, dan mesin auto klaf, terlebih saya dengan istri saja yang mengembangkan budi daya jamur tiram ini,” ungkapnya.

Baca Juga :  Koyem Bakal Jadi Calon Tunggal

Di tempat yang sama, Lurah Panarung Evi Kahayanti mengatakan akan mencoba memfasilitasi bantuan untuk Kelompok Budi Daya Jamur Elite PKY yang dipimpin Muntari.
Hal itu sebagai upaya kelurahan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan pembudi daya jarum tiram dan meningkatkan produksi sehingga bisa berkembang lebih maju lagi. “Kami akan coba koordinasi dengan instansi teknis tentang pengadaan alat budi daya, dan untuk kegiatan pelatihan budi daya jamur kami usahakan tahun depan bisa dilaksanakan,” ucapnya. (*/ce/ala)

Menurut Muntari, budi daya jamur tergolong mudah dalam hal perawatannya. Hanya dengan rutin menyiram air dua kali dalam sehari, bibit jamur yang berada di log bisa tumbuh, asalkan tempat penyimpanannya dingin dan lembab.

Untuk proses pembuatan log, pemberian bibit jamur, hingga panen memakan waktu sekitar satu bulan hingga satu setengah bulan per log. Log jamur terbuat dari serbuk gergaji dicampur dengan dedak (pakan ayam) dan kapur sebagai media tumbuh jamur.
Setelah log tersebut jadi, selanjutnya dilakukan press dan sterilisasi secukupnya dengan waktu 30 menit hingga 60 menit. Setelah proses sterilisasi, barulah disimpan di tempat khusus agar jamur tersebut bisa tumbuh.

Pembuatan log harus menggunakan serbuk kayu yang tidak memiliki getah. Jika serbuk kayu bergetah atau terkontaminasi minyak, maka jamur tiram akan gagal tumbuh.
“Sehari saya bisa bikin sampai 200 log, kalau untuk panen jamur, sekarang ini sedikit saja, mulai dari 5 hingga 15 kilogram sekali panen,” ucap Muntari sambil sesekali mengunyah jambu air.

Baca Juga :  Terus Semangat Mewujudkan Kalteng Semakin Berkah

Satu log dijual seharga Rp5.000. Harga jual jamur tiram di pasaran bervariatif. Mulai dari Rp25.000 hingga Rp30.000 per kilogram. Peminat pun cukup banyak.
Bertahannya usaha produsen jamur tiram ini, menurut Muntari, karena pihaknya lebih fokus pada penjualan bibit atau log jamur tiram dibandingkan membudidayakan hasil panen jamur tiram.

Disinggung soal penghasilan, Muntari mengaku sehari sebelumnya, Kamis (7/10), ia berhasil menjual 500 log jamur tiram. Jika dirupiahkan senilai 2,5 juta.
Sedangkan hasil panen bulan ini baru mencapai 20 kilogram. Jika dikalikan Rp25.000 per kilo maka yang didapatkannya sekitar Rp500.000.

“Budi daya jamur tiram ini cukup menjanjikan, terlebih perawatannya sangat simpel,” ucapnya.
Muntari meminta agar pihak kelurahan bisa memberikan perhatian dengan memfasilitasi pengadaan pelatihan dan bantuan peralatan sehingga lebih maksimal lagi dalam produksi.
“Ada tiga alat yang saya butuhkan saat ini, yakni alat mesin press bag log jamur tiram, mesin mixer jamur tiram, dan mesin auto klaf, terlebih saya dengan istri saja yang mengembangkan budi daya jamur tiram ini,” ungkapnya.

Baca Juga :  Koyem Bakal Jadi Calon Tunggal

Di tempat yang sama, Lurah Panarung Evi Kahayanti mengatakan akan mencoba memfasilitasi bantuan untuk Kelompok Budi Daya Jamur Elite PKY yang dipimpin Muntari.
Hal itu sebagai upaya kelurahan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan pembudi daya jarum tiram dan meningkatkan produksi sehingga bisa berkembang lebih maju lagi. “Kami akan coba koordinasi dengan instansi teknis tentang pengadaan alat budi daya, dan untuk kegiatan pelatihan budi daya jamur kami usahakan tahun depan bisa dilaksanakan,” ucapnya. (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/