PALANGKA RAYA-Dalam upaya mengurangi timbuan sampah di Kota Palangka Raya yang semakin hari kian meningkat, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palangka Raya berinovasi mengembangkan berbagai cara untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat agar menerapkan program 3R, yaitu reduce, reuse, dan recycle.
DLH juga menyosialisasikan dan menggelar pelatihan Aplikasi Bank Sampah Digital di Gedung TPS3R Perumahan Bangas Permai Kelurahan Menteng, Sabtu (10/4) lalu. DLH menggandeng pengelola bisnis sampah Nasional PT. Mountrash Avatar Indonesia dari Jakarta sebagai Narasumber.
Kegiatan ini dikuti oleh perwakilan anggota Bank Sampah yang ada di Kota Palangka Raya, Lurah Menteng, Ketua RW, Ketua RT lingkungan Perumahan Bangas Permai dan Pengurus KSM TPS3R Bangas Permai sebagai pilot project.
Kepala DLH Kota Palangka Raya, Achmad Zaini, menyatakan, bahwa di era digital ini program pengurangan sampah melalui bank sampah harus dilakukan dengan model kekinian dan modern. Saat ini masyarakat yang menjadi anggota bank sampah agak terkendala dengan model setor langsung, karena perlu tenaga tambahan.
“Dengan model konvensional ini, antusias masyarakat untuk menjadi anggota bank sampah masih dirasakan kurang. Kami bertekad bahwa sampah harus terkurangi sebelum diangkut ke TPA,” katanya.
Sementara itu, Sekda Kota Palangka Raya Hera Nugrahayu, yang dalam kesempatan ini memberikan arahan tentang pentingnya kegiatan-kegiatan pengurangan sampah yang berbasis masyarakat.
Bank Sampah yang saat ini telah dibentuk di sekolah-sekolah, pemukiman warga, instansi/lembaga pemerintah dan swasta harus menyesuaikan dengan kondisi zaman. Anggota Bank sampah harus lebih dipermudah dalam penyetoran hasil pemilahan sampah.
Melalui aplikasi digital ini saya mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh DLH sehingga target pengurangan sampah Kota Palangka Raya yang tercantum dalam JAKSTRADA, pengelolaan sampah yang telah ditandatangani oleh Walikota Palangka Raya dapat tercapai. Lanjutnya, selain itu bagi masyarakat juga akan memperoleh insentif tambahan ekonomi dari pilahan sampah yang disetor. “Karena praktek bank sampah adalah bagaimana sampah yang selama ini terbuang percuma tetapi bisa dirubah menjadi bernilai dan dapat menggerakkan ekonomi,” pungkasnya. (oiq/uni/ko)