Mengenai pelayanan di rumah sakit darurat, diakuinya bahwa peralatan medis sangat terbatas. Masih banyak alat medis yang tertinggal di rumah sakit. Seperti alat USG, alat radiologi, dan lainnya.
“Tapi yang bersifat darurat, seperti oksigen, pengukur tensi, alat untuk penanganan bayi, dan lainnya ada semua di rumah sakit darurat ini. Sudah kami bawa,” terang mantan Kepala Puskesmas Kasongan II.
Ia menyebut bahwa tidak semua peralatan bisa dipindahkan, karena rumah sakit darurat hanya bersifat sementara. “Ya, mudah-mudahan kelistrikan di rumah Sakit tidak ada masalah, kami tunggu sampai aman, barulah kami pindah lagi,” ujarnya.
Pelayanan terhadap pasien di rumah sakit darurat tetap berjalan normal. Ada 18 tempat tidur dan 2 ruang UGD yang disiapkan untuk merawat pasien. “Saat ini pasien rawat inap ada empat orang,” tuturnya.
Terpisah, Bupati Katingan Sakariyas mengaku prihatin atas bencana alam yang menimpa daerahnya. Banjir kali ini tidak hanya mengganggu aktivitas warga, tapi juga pelayanan umum untuk masyarakat.
“Selama ini RSUD Mas Amsyar Kasongan tidak pernah kebanjiran, kecuali di halamannya, baru kali ini air masuk sampai ruangan,” katanya kepada wartawan ketika meninjau kondisi banjir di RSUD Mas Amsyar Kasongan, beberapa waktu lalu.
Banjir dengan ketinggian sampai lutut orang dewasa itu, ujarnya, tentu sangat mengganggu pelayanan tim medis terhadap para pasien. Untuk itu, langkah yang diambil pemerintah adalah dengan memindah pelayanan ke tempat yang lebih aman. “Untuk sementara pelayanan di Hotel Katingan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perhubungan Kabupaten Katingan Christian Rain mengungkapkan, akibat banjir besar ini telah mengganggu dan merusak sejumlah kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan. Misalnya pembangunan infrastruktur jalan. Tak sedikit ruas jalan yang sedang dibangun rusak akibat diterjang banjir.
“Ya, mau gimana lagi, karena ini akibat bencana,” ucapnya ketika dihubungi melalui telepon seluler.