“Beruntungnya di Palangka Raya ini panas, karena tanaman anggur itu lebih suka berada di suhu yang panas,” kata pria yang sudah setahun ini mendapat julukan Balok Anggur.
Langka pertama adalah melakukan pembibitan. Bibit anggur berupa batang sekitar 10 sentimeter ditancapkan di media tanam polibek berisi tanah dan pasir 30 persen, sekam bakar 60 persen, dan 10 persen pupuk kandang kambing. Tiga bulan kemudian, setelah bibit mencapai panjang minimal 30 sentimeter hingga 50 sentimeter, sudah dapat dipindahkan ke tanah (grounding).
“Namun bibit yang siap di-grounding yakni bibit sehat yang tidak terserang hama, tumbuh subur, dan memiliki tunas aktif, ditanam pada tanah humus yang diambil dari sekitar pohon bambu dan dicampur dengan pupuk kandang kambing yang sudah difermentasi,” katanya.
Maret lalu, ia sudah mulai memindahkan bibit anggur ke tanah. Saat pemindahan, harus dipastikan tanaman anggur memiliki lanjaran untuk tumbuh menjalar ke atas. Pada tahap ini pembudi daya harus memberikan pelayanan prima untuk perawatan.
“Pada dasarnya tanaman anggur ini tidak suka terlalu basah dan juga tidak terlalu kering, pemilik tanaman harus memberikan kelembaban meski suhu yang diinginkan tanaman anggur ini panas,” katanya.
Tanaman tetap disiram. Tanaman anggur hanya bisa disiram dua hingga tiga hari sekali, menyesuaikan dengan kondisi tanah. Perlu diingat bahwa tanah tidak boleh sampai terlalu basah. Untuk itu, media sekam bakar diperlukan untuk mencegah air mengendap terlalu lama pada tanah dan air dapat dengan cepat mengalir.
“Tanaman anggur ini suka dengan panas, mendapat matahari penuh dari pagi hingga sore. Namun untuk masa pembibitan, hanya bisa mendapat panas matahari satu jam di pagi hari,” tegasnya.
Memang cukup rumit bagi pemula menggeluti budi daya tanaman anggur. Namun, bagi Balok yang memiliki hobi menanam, justru menjadi tantangan. Serumit apapun, tapi karena hobi, justru jadi tertantang.
“Saat tanaman anggur sudah mulai tumbuh setelah di-grounding, pemupukan dilakukan seminggu sekali, diusahakan dilakukan secara rutin, misal saja jika dilakukan pemupukan pukul 09.00 WIB, maka secara berkelanjutan dilakukan di waktu yang sama,” ujar pria berusia 45 tahun ini.
Tidak hanya pemupukan dan penyiraman pada tanah, daun tanaman anggur juga harus terlindungi dari hama dan jamur. Karena itu perlu disemprot dengan fungisida atau insektisida. Jangan sampai lengah. Ketika meremehkan suhu di sekitar tanaman anggur, maka tanaman akan rusak.
“Saya pernah menyepelekan, saya merasa tanaman akan aman apabila memiliki atap, tapi karena daunnya sangat rimbun dan terlalu lembab, tanaman malah berjamur,” ucapnya sembari memperlihatkan tanaman anggurnya yang pernah berjamur.
Beranjak dari tempat berdiskusi, Balok menjelaskan beberapa bagian dari tanaman. Pada pot berukuran besar, ada batang primer tanaman anggur yang ia datangkan dari Pula Dewata (Bali). Kemudian disambung dengan indukan tanaman anggur impor yang disebut batang sekunder.
“Dalam satu batang primer itu bisa disambung dengan beberapa batang indukan impor, pada batang sekunder ini akan bercabang memiliki batang tersier, pada batang tersier ini daun tidak bisa lebih dari 25 lembar, jika sudah melebihi itu, maka daun harus dipotong bagian tunasnya, agar batang bisa berkembang makin besar,” ujarnya sembari menujukkan bagian-bagian batang.
Sekitar empat bulan setelah tanaman anggur tumbuh pada tanah, tanaman sudah mulai dilakukan pembuahan. Tepat pada September lalu, dilakukan panen perdana dan panen raya anggur di Huma Anggur ini. Total dari pembibitan hingga panen, perlu waktu sekitar sembilan bulan lamanya. Setelah panen, tanaman anggur sudah bisa dibuahkan lagi satu atau dua bulan ke depannya.
“Dalam satu tanaman anggur, kami pernah memanen hingga 100 dompol anggur,” ucap pria kelahiran 1976 silam.