Senin, November 25, 2024
30.4 C
Palangkaraya

Mengenal Sigit Ari Wibowo, Kepala UT BKN Palangka Raya

Sigit Ari Wibowo awalnya tidak memiliki minat menjadi abdi negara. Berawal dari coba-coba mendaftar, tak disangka pria 41 tahun itu justru berhasil melewati serangkaian seleksi. Kini ia menjabat sebagai Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Kepegawaian Negara (BKN) Palangka Raya.

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

SIAPA sih yang tidak mengidam-idamkan menjadi seorang pegawai negeri sipil (PNS). Mungkin ada sebagian orang yang demikian. Namun, banyaknya peserta yang mendaftar pada penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) tiap tahun membuktikan bahwa profesi sebagai abdi negara jadi incaran banyak orang.
Ada yang memang betul-betul serius dan punya keinginan besar jadi abdi negara. Namun ada pula yang sekadar iseng mendaftar, tapi akhirnya lolos juga. Salah satunya Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) Badan Kepegawaian Negara (BKN) Palangka Raya Sigit Ari Wibowo.

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh pria yang lahir di ibu kota negara, Jakarta, akan mengabdi pada negara dengan status sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Tidak pula terbayangkan kehidupannya di Jakarta harus ditinggalkan, untuk memulai perjalanan baru di Kalimantan.
Menjadi abdi negara memang bukan cita-citanya. Bahkan status PNS yang melekat padanya saat ini bukanlah pekerjaan yang ia idam-idamkan. Ia lolos seleksi CPNS 2008 lalu hanya karena tak sengaja mendaftar.

Baca Juga :  Cabang Balogo Diminati Peserta

Ketika peserta lain berlomba-lomba dan belajar dengan giat untuk lolos seleksi, tidak dengan Sigit. Kala itu ia hanya mengantar kakaknya untuk mendaftar penerimaan CPNS. Saat melihat ada formasi yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya, ia pun tidak sengaja mendaftar untuk pertama kalinya.
Tak disangka ia lolos berbagai tahapan seleksi dan sah menjadi seorang abdi negara. Penempatan pertamanya di Kantor Regional 8 BKN Banjarmasin dengan status golongan IIIa.
Sigit mengisahkan, sebelum ia mengikuti tes penerimaan, terlebih dahulu ia meminta restu dari orang tua. Saat itu ia sudah punya firasat bahwa ia akan lolos dan ditempatkan di wilayah Kalimantan.

“Setelah lolos tahap administrasi, saya minta restu dan bertanya kepada orang tua, apakah mereka mengizinkan jika saat saya lolos seleksi CPNS dan ditempatkan di Kalimantan? Kebetulan saat itu orang tua saya mengizinkan,” katanya saat diwawancarai di UPT BKN Palangka Raya, belum lama ini.
Karena ia punya keyakininan akan lolos dan ditugaskan di tempat yang jauh dari keluarga, ia pun memerlukan restu dan saran orang tua untuk jalan hidupnya ke depan.

Baca Juga :  Perangkat DaerahHarus Bekerja Keras

“Saat itu pendaftaran terpusat di BKN, kami tidak tahu di mana penempatannya, karena yang mengatur adalah Biro Kepegawaian BKN, berbeda dengan seleksi CPNS saat ini, karena peserta sudah tahu di mana penempatan nantiya jika lolos,” ucapnya saat dibincangi Kalteng Pos.

Sigit Ari Wibowo awalnya tidak memiliki minat menjadi abdi negara. Berawal dari coba-coba mendaftar, tak disangka pria 41 tahun itu justru berhasil melewati serangkaian seleksi. Kini ia menjabat sebagai Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Kepegawaian Negara (BKN) Palangka Raya.

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

SIAPA sih yang tidak mengidam-idamkan menjadi seorang pegawai negeri sipil (PNS). Mungkin ada sebagian orang yang demikian. Namun, banyaknya peserta yang mendaftar pada penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) tiap tahun membuktikan bahwa profesi sebagai abdi negara jadi incaran banyak orang.
Ada yang memang betul-betul serius dan punya keinginan besar jadi abdi negara. Namun ada pula yang sekadar iseng mendaftar, tapi akhirnya lolos juga. Salah satunya Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) Badan Kepegawaian Negara (BKN) Palangka Raya Sigit Ari Wibowo.

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh pria yang lahir di ibu kota negara, Jakarta, akan mengabdi pada negara dengan status sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Tidak pula terbayangkan kehidupannya di Jakarta harus ditinggalkan, untuk memulai perjalanan baru di Kalimantan.
Menjadi abdi negara memang bukan cita-citanya. Bahkan status PNS yang melekat padanya saat ini bukanlah pekerjaan yang ia idam-idamkan. Ia lolos seleksi CPNS 2008 lalu hanya karena tak sengaja mendaftar.

Baca Juga :  Cabang Balogo Diminati Peserta

Ketika peserta lain berlomba-lomba dan belajar dengan giat untuk lolos seleksi, tidak dengan Sigit. Kala itu ia hanya mengantar kakaknya untuk mendaftar penerimaan CPNS. Saat melihat ada formasi yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya, ia pun tidak sengaja mendaftar untuk pertama kalinya.
Tak disangka ia lolos berbagai tahapan seleksi dan sah menjadi seorang abdi negara. Penempatan pertamanya di Kantor Regional 8 BKN Banjarmasin dengan status golongan IIIa.
Sigit mengisahkan, sebelum ia mengikuti tes penerimaan, terlebih dahulu ia meminta restu dari orang tua. Saat itu ia sudah punya firasat bahwa ia akan lolos dan ditempatkan di wilayah Kalimantan.

“Setelah lolos tahap administrasi, saya minta restu dan bertanya kepada orang tua, apakah mereka mengizinkan jika saat saya lolos seleksi CPNS dan ditempatkan di Kalimantan? Kebetulan saat itu orang tua saya mengizinkan,” katanya saat diwawancarai di UPT BKN Palangka Raya, belum lama ini.
Karena ia punya keyakininan akan lolos dan ditugaskan di tempat yang jauh dari keluarga, ia pun memerlukan restu dan saran orang tua untuk jalan hidupnya ke depan.

Baca Juga :  Perangkat DaerahHarus Bekerja Keras

“Saat itu pendaftaran terpusat di BKN, kami tidak tahu di mana penempatannya, karena yang mengatur adalah Biro Kepegawaian BKN, berbeda dengan seleksi CPNS saat ini, karena peserta sudah tahu di mana penempatan nantiya jika lolos,” ucapnya saat dibincangi Kalteng Pos.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/