Diungkapkan Agnes, pihaknya dalam proses pengangkutan berbagai peralatan medis maupun pemindahan pasien menuju Hotel Katingan. “Ada 30 pasien yang dipindahkan,” katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, ketinggian genangan air di kompleks RSUD Kasongan sudah di atas mata kaki orang dewasa. “Jadi sangat mengganggu pelayanan, apalagi yang berhubungan dengan aliran listrik,” terangnya.
Selama banjir masih terjadi, pelayanan kesehatan difokuskan di Hotel Katingan sebagai rumah sakit darurat, dengan batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Masyarakat yang ingin berobat atau mendapatkan pelayanan kesehatan bisa datang ke Hotel Katingan. “Saat ini semua pelayanan kami berikan di rumah sakit darurat, sampai banjir surut,” tandasnya.
Banjir yang melanda wilayah Katingan ini membuat rumah-rumah warga terendam. Pemerintah sudah menyiapkan lokasi penampungan warga yang mengungsi. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Katingan Elmon Sianturi mengatakan, tenda pengungsian sudah didirikan di bawah Jembatan Katingan sejak Sabtu malam (13/11). Selain tenda, juga ada gedung LPTQ, rumah ibadah, dan tempat lainnya.
“Tapi hingga sore ini (kemarin) kita cek di Gedung LPTQ baru 11 orang yang mengungsi. Begitu juga di Taman Religi, tidak sampai 15 orang. Tampaknya masyarakat sudah terbiasa dan memilih alternatif lain, seperti membuat tempat bertahan untuk anggota keluarga selama banjir,” ucapnya kepada Kalteng Pos, Minggu (14/11).
Mengenai dapur umum, pihanya menunggu penetapan yang dijadwalkan hari ini, Senin (15/11). Sesuai rencana, lokasinya di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Katingan. “Kita tinggal membagikan nasi bungkusnya saja,” terangnya.
Banjir tak hanya terjadi di Kota Kasongan. Karena itu, Pemerintah Kabupaten Katingan juga telah memberi instruksi kepada semua camat yang wilayahnya terdampak banjir, agar segera mengambil langkah dan membangun tempat pengungsian bagi warga. “Ini sudah diinstruksikan ke setiap camat,” ujarnya.
Dari pantauan Kalteng Pos di wilayah Kota Kasongan, ketinggian genangan air secara perlahan meningkat dari sebelumnya. Selain meredam rumah penduduk, juga mengganggu aktivitas warga. Kondisi jalur trans Kalimantan cukup memprihatinkan. Ada beberapa titik yang terendam dan mengganggu akses lalu lintas. Namun, hingga malam tadi jalur tersebut masih bisa dilewati oleh kendaraan roda empat, kecuali sepeda motor. Kendaraan roda dua tidak disarankan melintas di jalur Kasongan-Kereng Pangi.
Bergeser ke Kota Palangka Raya, permukiman warga di Kelurahan Tumbang Rungan terendam air luapan Sungai Kahayan. Air berwarna cokelat itu merangsek masuk ke rumah warga. Bahkan fasilitas umum seperti kantor kelurahan, gereja, gedung sekolah, dan masjid turut terendam. Kondisi ini merupakan terparah sejak 2014 lalu.