Jumat, September 20, 2024
22.4 C
Palangkaraya

Enam Bulan, Ada 196 Kebakaran Lahan

Terpisah, Alfandy selaku prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tjilik Riwut Palangka Raya mengatakan, sebagian wilayah Kalteng khususnya di wilayah tenggara saat ini sudah memasuki musim kemarau. Sedangkan di wilayah lainnya tengah mengalami pancaroba.

“Bisa dikatakan untuk saat ini hampir sekitar 70 persen wilayah Kalteng memasuki masa pergantian musim dari hujan ke kemarau,” ucap Alfandy saat ditemui di kantornya, Selasa (15/6).

BMKG memperkirakan musim kemarau tahun ini akan lebih kering dibandingkan kemarau tahun lalu yang terjadi fenomena La Nina di Indonesia. Konsekuensinya, potensi muncul hotspot atau titik api di sejumlah wilayah Kalteng akan lebih besar. Terutama wilayah pesisir atau wilayah berkontur gambut yang paling rawan terjadi kebakaran.

Baca Juga :  Aparatur Kedepankan Aksi

Sementara itu, Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Provinsi Kalteng Erlin Hardi menyebut, data yang ada saat ini, selama Januari hingga 15 Juni tercatat ada 196 kejadian kebakaran lahan, 700 titik panas, dan 960 hektare lahan terbakar sesuai pantauan satelit. Untuk titik api yang berpotensi terjadi kebakaran di wilayah konsesi atau taman nasional, sementara ini belum ditemukan. Namun ada kebakaran kecil yang dilakukan masyarakat, tapi bisa dipadamkan.

“Kami akan terus melakukan koordinasi dengan BMKG terkait prakiraan cuaca sebagai acuan untuk menetapkan status ke depan,” katanya.

Dikatakannya, ada lima kabupaten yang berstatus siaga darurat. Yaitu Kabupaten Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, Sukamara, Barito Selatan, dan Seruyan.

Baca Juga :  Bus Dalam Provinsi Tetap Beroperasi

“Meskipun dalam kondisi siaga, kami tetap terus melakukan pemantauan adanya titik api yang timbul nanti. Jika ditemukan, harus dipastikan. Jika terjangkau, maka petugas akan langsung terjun ke lokasi untuk melakukan pemadaman dan lainnya,” sebutnya.

Terpisah, Alfandy selaku prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tjilik Riwut Palangka Raya mengatakan, sebagian wilayah Kalteng khususnya di wilayah tenggara saat ini sudah memasuki musim kemarau. Sedangkan di wilayah lainnya tengah mengalami pancaroba.

“Bisa dikatakan untuk saat ini hampir sekitar 70 persen wilayah Kalteng memasuki masa pergantian musim dari hujan ke kemarau,” ucap Alfandy saat ditemui di kantornya, Selasa (15/6).

BMKG memperkirakan musim kemarau tahun ini akan lebih kering dibandingkan kemarau tahun lalu yang terjadi fenomena La Nina di Indonesia. Konsekuensinya, potensi muncul hotspot atau titik api di sejumlah wilayah Kalteng akan lebih besar. Terutama wilayah pesisir atau wilayah berkontur gambut yang paling rawan terjadi kebakaran.

Baca Juga :  Aparatur Kedepankan Aksi

Sementara itu, Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Provinsi Kalteng Erlin Hardi menyebut, data yang ada saat ini, selama Januari hingga 15 Juni tercatat ada 196 kejadian kebakaran lahan, 700 titik panas, dan 960 hektare lahan terbakar sesuai pantauan satelit. Untuk titik api yang berpotensi terjadi kebakaran di wilayah konsesi atau taman nasional, sementara ini belum ditemukan. Namun ada kebakaran kecil yang dilakukan masyarakat, tapi bisa dipadamkan.

“Kami akan terus melakukan koordinasi dengan BMKG terkait prakiraan cuaca sebagai acuan untuk menetapkan status ke depan,” katanya.

Dikatakannya, ada lima kabupaten yang berstatus siaga darurat. Yaitu Kabupaten Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, Sukamara, Barito Selatan, dan Seruyan.

Baca Juga :  Bus Dalam Provinsi Tetap Beroperasi

“Meskipun dalam kondisi siaga, kami tetap terus melakukan pemantauan adanya titik api yang timbul nanti. Jika ditemukan, harus dipastikan. Jika terjangkau, maka petugas akan langsung terjun ke lokasi untuk melakukan pemadaman dan lainnya,” sebutnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/