Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Kompetisi Film Animasi Kalteng Hanya Diikuti Tujuh Peserta

Terkait Lomba Film Animasi Pendek Islam Kemenag Kalteng, Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Nuning Rodiyah selaku juri utama sangat mengapresiasi banyaknya peserta yang ikut.

Komisioner KPI yang membidangi pengawasan isi siaran tersebut pun memberikan banyak motivasi dan catatan, agar kreator konten Kalteng terus berkarya dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

“Membuat film animasi itu tidak mudah, perlu waktu lama. Apalagi peralatan atau perangkat komputer yang canggih masih mahal,” kata Nuning di Hotel Royal Global Palangka Raya, Selasa pagi (15/6).

Adanya peserta kelompok dan perorangan, kata dia, menjadi salah satu bukti nyata potensi milenial sebagai kreator konten keagamaan. Untuk itu, ia berharap adanya pembinaan dari Kemenag Kalteng, agar bakat mereka dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan kebaikan.

Baca Juga :  Ada Bunyi Ledakan, Ternyata Sarang Walet Terbakar

“Jangan berhenti sampai di sini. Yang juara di Jakarta adalah mereka dari daerah. Kini saatnya adik-adik terus berkarya,” ucap mantan aktivis perlindungan perempuan dan anak tersebut.

Kepala Kemenag Kalteng Abdul Rasyid juga menyampaikan apresiasinya. Ia menyadari banyaknya keterbatasan dalam pembuatan konten untuk syiar agama, dakwah, edukasi, dan lainnya. Namun ia berkomitmen bahwa lembaga pendidikan di bawah Kemenag Kalteng akan mendapatkan perbaikan fasilitas penunjang.

“Madrasah yang peserta didiknya berpotensi harusnya ditunjang fasilitas yang memadai agar menghasilkan karya yang baik pula. Kemenag Kalteng berupaya memastikan ini bisa terlaksana,” ungkap pria yang gemar membaca buku digital atau e-book tersebut.

Terkait Lomba Film Animasi Pendek Islam Kemenag Kalteng, Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Nuning Rodiyah selaku juri utama sangat mengapresiasi banyaknya peserta yang ikut.

Komisioner KPI yang membidangi pengawasan isi siaran tersebut pun memberikan banyak motivasi dan catatan, agar kreator konten Kalteng terus berkarya dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

“Membuat film animasi itu tidak mudah, perlu waktu lama. Apalagi peralatan atau perangkat komputer yang canggih masih mahal,” kata Nuning di Hotel Royal Global Palangka Raya, Selasa pagi (15/6).

Adanya peserta kelompok dan perorangan, kata dia, menjadi salah satu bukti nyata potensi milenial sebagai kreator konten keagamaan. Untuk itu, ia berharap adanya pembinaan dari Kemenag Kalteng, agar bakat mereka dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan kebaikan.

Baca Juga :  Ada Bunyi Ledakan, Ternyata Sarang Walet Terbakar

“Jangan berhenti sampai di sini. Yang juara di Jakarta adalah mereka dari daerah. Kini saatnya adik-adik terus berkarya,” ucap mantan aktivis perlindungan perempuan dan anak tersebut.

Kepala Kemenag Kalteng Abdul Rasyid juga menyampaikan apresiasinya. Ia menyadari banyaknya keterbatasan dalam pembuatan konten untuk syiar agama, dakwah, edukasi, dan lainnya. Namun ia berkomitmen bahwa lembaga pendidikan di bawah Kemenag Kalteng akan mendapatkan perbaikan fasilitas penunjang.

“Madrasah yang peserta didiknya berpotensi harusnya ditunjang fasilitas yang memadai agar menghasilkan karya yang baik pula. Kemenag Kalteng berupaya memastikan ini bisa terlaksana,” ungkap pria yang gemar membaca buku digital atau e-book tersebut.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/