Kamis, September 19, 2024
37.9 C
Palangkaraya

Sekolah Modern (2)

“WAH, kalau alat-alat seperti itu kan sekolah alam pak, kami sekolah modern, jadi gak butuh alat itu”

Begitu kata seorang teman ketika saya menyarankan agar ada alat-alat untuk stimulasi motorik di sekolahnya, seperti panjat dinding dan spider web. Namun jawabannya, alat itu pasnya di sekolah alam bukan sekolah modern.

Sepertinya, ini butuh penjelasan lebih dalam. Pertama, bahwa sekolah alam (atau sekolah dengan bangunan sederhana) belum tentu tidak modern, karena modern adanya di mindset. Teman-teman bisa membaca di tulisan saya kemarin.

Kedua. Sekolah modern adalah sekolah-sekolah yang mindset pengelolanya adalah menghadirkan fasilitas yang dibutuhkan anak untuk tumbuh kembang sesuai dengan kebutuhan dasarnya. Jika kita mengambil referensi dari pyramide of learning (Teman-teman bisa browsing) maka hal utama yang perlu distimulasi pada anak adalah stimulasi 8 area sensorial (8 area indra) dan motoriknya. Anak-anak dengan stimulasi sensorial dan motorik yang tidak tuntas akan banyak hambatan dalam dirinya untuk berkembang sesuai potensinya.

Baca Juga :  Dorong Percepatan Vaksinasi di Desa

Maka, tak heran di sekolah-sekolah modern di dunia seperti di Finlandia, Jerman dan negara maju lainnya, alat-alat seperti panjat dinding, jembatan vestibular, spider web, jembatan dua tali dan lainnya menjadi sebuah kemutlakan. Bahkan, sekolah tanpa peralatan seperti itu bisa jadi dianggap sebagai sekolah kuno dan usang. Sekolah yang tidak mengikuti perkembangan teknologi pendidikan.

Mindset modern itu identik dengan gedung, semen, lift, bertingkat dan sekitarnya sepertinya masih cukup melekat di kepala pengelola pendidikan. Bagaimana dengan Anda? (*)

*Penulis adalah Direktur Operasional Sekolah Sahabat Alam Palangka Raya

“WAH, kalau alat-alat seperti itu kan sekolah alam pak, kami sekolah modern, jadi gak butuh alat itu”

Begitu kata seorang teman ketika saya menyarankan agar ada alat-alat untuk stimulasi motorik di sekolahnya, seperti panjat dinding dan spider web. Namun jawabannya, alat itu pasnya di sekolah alam bukan sekolah modern.

Sepertinya, ini butuh penjelasan lebih dalam. Pertama, bahwa sekolah alam (atau sekolah dengan bangunan sederhana) belum tentu tidak modern, karena modern adanya di mindset. Teman-teman bisa membaca di tulisan saya kemarin.

Kedua. Sekolah modern adalah sekolah-sekolah yang mindset pengelolanya adalah menghadirkan fasilitas yang dibutuhkan anak untuk tumbuh kembang sesuai dengan kebutuhan dasarnya. Jika kita mengambil referensi dari pyramide of learning (Teman-teman bisa browsing) maka hal utama yang perlu distimulasi pada anak adalah stimulasi 8 area sensorial (8 area indra) dan motoriknya. Anak-anak dengan stimulasi sensorial dan motorik yang tidak tuntas akan banyak hambatan dalam dirinya untuk berkembang sesuai potensinya.

Baca Juga :  Dorong Percepatan Vaksinasi di Desa

Maka, tak heran di sekolah-sekolah modern di dunia seperti di Finlandia, Jerman dan negara maju lainnya, alat-alat seperti panjat dinding, jembatan vestibular, spider web, jembatan dua tali dan lainnya menjadi sebuah kemutlakan. Bahkan, sekolah tanpa peralatan seperti itu bisa jadi dianggap sebagai sekolah kuno dan usang. Sekolah yang tidak mengikuti perkembangan teknologi pendidikan.

Mindset modern itu identik dengan gedung, semen, lift, bertingkat dan sekitarnya sepertinya masih cukup melekat di kepala pengelola pendidikan. Bagaimana dengan Anda? (*)

*Penulis adalah Direktur Operasional Sekolah Sahabat Alam Palangka Raya

Artikel Terkait

Serap Aspirasi, PT BGA Gelar Forsimas

Pilkada Kapuas Diikuti Lima Paslon

MAKAN BERGIZI GRATIS

Terpopuler

Artikel Terbaru

/