Lebih lanjut dijelaskannya, banjir yang terjadi di Palangka Raya merupakan kiriman dari wilayah hulu, karena adanya intensi hujan sebagai dampak fenomena La Nina. Alhasil, sebagian warga di Kota Palangka Raya sudah mulai mengungsi.
“Berkenaan akses jalan masuk atau keluar Palangka Raya, memang pada beberapa titik akses jalan terdampak banjir, tapi seperti di Katingan dan Pulang Pisau khususnya di Tumbang Samba masih bisa dilewati. Angkutan sembako pun masih lancar,” ucapnya.
Wilayah terparah yakni di Jalan Kompleks Mendawai Sosial dan Jalan Anoi. Berdasarkan pantauan Kalteng Pos, kemarin (15/11), masih banyak warga yang memilih bertahan di rumah masing-masing meski genangan air makin tinggi.
Banyak alasan yang menyebabkan warga memilih bertahan di rumah mereka. Ada yang beralasan demi menjaga benda-benda berharga. Ada pula yang beralasan karena tak ada tempat bagi mereka untuk mengungsi. Bahkan ada yang mengaku kesulitan untuk membawa atau memindahkan barang-barang bila terpaksa harus mengungsi.
Warga bernama Raudhatul Jannah mengaku, di saat terjadi banjir, keluarganya kesulitan untuk mengamankan dan menjaga barang barang berharga yang ada bila terpaksa ditinggalkan. “Lebih baik di rumah mengamankan barang-barang,” kata perempuan yang mengaku baru setahun tinggal di rumah yang baru dibangun itu.
Ditambahkan Raudhatul, bila rumah tersebut harus ditinggalkan, ia dan keluarganya tidak akan tahu kondisi barang-barang yang ditinggalkan. “Takutnya kalau ditinggal, kita enggak tahu kondisi keamanannya gimana, situasi rumah gimana, apalagi kalau air naik terus,” ujar perempuan yang tinggal di RT 05 RW 07.
Raudhatul mengatakan, sejumlah barang berharga, terutama barang-barang elektronik sudah diamankan dan ditaruh pada tempat yang lebih tinggi untuk menghindari banjir yang menggenangi rumah.
“Barang-barang sudah dinaikin ke atas, seperti televisi, kulkas, semua sudah aman, tapi kalau air nanti naik lagi dan kami tidak ada di sini, enggak tahu lagi gimana keadaannya,” ujar Raudhatul.
Raudhatul menyebut bahwa banyak tetangganya yang memilih bertahan dengan alasan yang sama sepertinya. Ketika ditanya soal antisipasi bila sewaktu-waktu banjir makin parah dan genangan air makin tinggi, Raudhatul mengatakan bahwa dia dan keluarganya akan tetap bertahan.
“Rencananya kami bikin panggung yang lebih tinggi lagi, tetap di dalam rumah,” ucapnya.
Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Sandi Alfadien Mustofa saat ditemui Kalteng Pos di posko penanggulangan banjir Polda Kalteng yang dibangun di kompleks Pasar Kahayan, mengimbau kepada warga yang terdampak banjir untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.
“Kami imbau untuk warga yang masih bertahan dengan situasi kemungkinan banjir yang makin tinggi, demi keselamatan sebaiknya segera mengungsi ke tempat yang aman,” ucap kapolresta.
Dikatakan kapolresta, pihaknya dibantu satuan dari Polda Kalteng telah menyiapkan sarana untuk proses evakuasi terhadap warga yang tempat tinggalnya terisolasi akibat banjir.
Selain itu, Polresta Palangka Raya juga telah menyiapkan posko pengungsian sementara bagi warga yang tempat tinggalnya terdampak banjir. Posko tersebut juga dilengkapi dengan dapur lapangan yang akan menyuplai kebutuhan pokok maupun bahan makanan.
“Selain itu kami juga menyiapkan layanan kesehatan yang ditangani oleh Biddokkes Polda Kalteng,” ujar Sandi sembari menambahkan bahwa posko yang sudah dibangun berjumlah 11 posko.