Jumat, September 20, 2024
22.4 C
Palangkaraya

Beda Pandangan Politik, Silaturahmi Tetap Terjaga

PALANGKA RAYA-Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Tengah H Agustiar Sabran S.Kom mengatakan, perbedaan pandangan politik merupakan hal yang lumrah.”Yang paling penting adalah tidak sampai memutus tali silaturahmi. Semua pihak harus kompak dan bersatu-padu dalam membangun negara khususnya Kalteng, sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing,” katanya kepada Kalteng Pos, Kamis (16/9).

Menurutnya masa depan tak tampak, karena semua amalan ada catatannya dan tak selamanya tangan tergenggam. Politik hanya sementara, sementara persaudaraan antarmanusia harus tetap terjalin selamanya.”Dalam politik kita harus biasakan tidak boleh membawa hal personal. Selain itu, harus bisa melawan berita bohong (hoaks) dan radikalisme,” tegas pria yang juga menjabat Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng ini.

Baca Juga :  Rumah Ditinggal Mudik, Simak Tips dari Lurah Panarung

Sementara itu, terkait kondisi keamanan negara saat ini, H Agustiar mengaku sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk menghadapi ancaman teroris generasi ketiga, seperti ISIS dan lainnya.”Indonesia adalah negara yang manusianya beragama dan hidup berbangsa sesuai ideologi Pancasila, di dalam termuat sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa,” tegas politikus PDIP itu.

Sehingga bukan hanya pemerintah dan unsur forkopimda, tapi juga para ulama dan tokoh agama lainnya memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap bangsa dan negara ini. Semua elemen punya kewajiban melestarikan budaya bangsa Indonesia yang terkenal sopan santun dan ramah tamah.H Agustiar juga mengapresiasi pertemuan dan silaturahmi Gubernur H Sugianto Sabran dengan Bapak Agustinus Jilah atau yang biasa dikenal Pangalangok Jilah/Panglima Jilah (pemimpin besar Pasukan Merah TBBR).

Baca Juga :  Tingkatkan Kompetensi Anggota PMI

“Banyak hal yang kami diskusikan, dengan tujuan utama untuk menyamakan persepsi manggatang utus Dayak. Saya berpesan bahwa berbeda pandangan politik itu hal biasa, tetapi tali silaturahmi harus tetap terjaga, semua itu demi kemaslahatan dan kepentingan masyarakat adat Dayak,” pungkasnya.

H

al itu sesuai dengan falsafah huma betang dan bingkai NKRI, karena kebersamaan itu indah. Utusan Kalteng di Senayan itu mengajak semua pihak memupuk kebersamaan dan silaturahmi dalam kondisi apapun, serta bahu-membahu meringankan beban masyarakat, terutama dalam situasi pandemi dan bencana alam saat ini.”Kami berharap masyarakat juga tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan ikut program vaksinasi, agar dapat memutus mata rantai penyebaran virus corona yang sedang melanda bangsa ini, termasuk di Kalteng” tutupnya. (nue/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Tengah H Agustiar Sabran S.Kom mengatakan, perbedaan pandangan politik merupakan hal yang lumrah.”Yang paling penting adalah tidak sampai memutus tali silaturahmi. Semua pihak harus kompak dan bersatu-padu dalam membangun negara khususnya Kalteng, sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing,” katanya kepada Kalteng Pos, Kamis (16/9).

Menurutnya masa depan tak tampak, karena semua amalan ada catatannya dan tak selamanya tangan tergenggam. Politik hanya sementara, sementara persaudaraan antarmanusia harus tetap terjalin selamanya.”Dalam politik kita harus biasakan tidak boleh membawa hal personal. Selain itu, harus bisa melawan berita bohong (hoaks) dan radikalisme,” tegas pria yang juga menjabat Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng ini.

Baca Juga :  Rumah Ditinggal Mudik, Simak Tips dari Lurah Panarung

Sementara itu, terkait kondisi keamanan negara saat ini, H Agustiar mengaku sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk menghadapi ancaman teroris generasi ketiga, seperti ISIS dan lainnya.”Indonesia adalah negara yang manusianya beragama dan hidup berbangsa sesuai ideologi Pancasila, di dalam termuat sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa,” tegas politikus PDIP itu.

Sehingga bukan hanya pemerintah dan unsur forkopimda, tapi juga para ulama dan tokoh agama lainnya memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap bangsa dan negara ini. Semua elemen punya kewajiban melestarikan budaya bangsa Indonesia yang terkenal sopan santun dan ramah tamah.H Agustiar juga mengapresiasi pertemuan dan silaturahmi Gubernur H Sugianto Sabran dengan Bapak Agustinus Jilah atau yang biasa dikenal Pangalangok Jilah/Panglima Jilah (pemimpin besar Pasukan Merah TBBR).

Baca Juga :  Tingkatkan Kompetensi Anggota PMI

“Banyak hal yang kami diskusikan, dengan tujuan utama untuk menyamakan persepsi manggatang utus Dayak. Saya berpesan bahwa berbeda pandangan politik itu hal biasa, tetapi tali silaturahmi harus tetap terjaga, semua itu demi kemaslahatan dan kepentingan masyarakat adat Dayak,” pungkasnya.

H

al itu sesuai dengan falsafah huma betang dan bingkai NKRI, karena kebersamaan itu indah. Utusan Kalteng di Senayan itu mengajak semua pihak memupuk kebersamaan dan silaturahmi dalam kondisi apapun, serta bahu-membahu meringankan beban masyarakat, terutama dalam situasi pandemi dan bencana alam saat ini.”Kami berharap masyarakat juga tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan ikut program vaksinasi, agar dapat memutus mata rantai penyebaran virus corona yang sedang melanda bangsa ini, termasuk di Kalteng” tutupnya. (nue/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/