Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Nekat Bertahan dari Kepungan Banjir, Terjebak Tiga Hari di Rumah

Upik mengatakan, banjir yang terjadi kali ini sangat dahsyat. Kurang lebih dalam kurun waktu tujuh hari, menenggelamkan perumahan di kompleks Mendawai. Bahkan area pasar yang jarang kebanjiran, kali ini pun tak luput.

Pihaknya meminta pemerintah daerah agar ke depannya bisa memperhatikan kawasan-kawasan perumahan yang menjadi langganan banjir. Mesti ada solusi mengatasi bencana alam ini.

“Kami tak berharap banyak, hanya berharap air bisa cepat surut, agar kami bisa kembali bekerja dan keluarga pun bisa tinggal lagi di rumah dengan nyaman, kalau soal barang-barang berharga yang tak bisa diselamatkan, ya kami pasrah saja,” tuturnya sembari tertunduk lesu.

Sebelumnya Upik dan keluarga diungsikan ke posko banjir yang didirikan di area Pasar Kahayan. Namun karena banyaknya pengungsi, kemudian diarahkan menuju posko induk di Jalan Arut yang masih tersedia tempat.

Baca Juga :  Laga Penentuan Spanyol dan Argentina

Walau rumahnya sering dilanda banjir, tapi Upik masih tetap bersyukur karena memiliki rumah pribadi di Mendawai. Bukan rumah kredit ataupun kontrak.

“Gimana ya, pengin sih punya rumah di tempat bebas banjir, tapi apa daya uang yang ada hanya cukup untuk mendirikan rumah di Mendawai,” ungkapnya.

Pria berusia 28 tahun ini mengaku, sebagai pekerja buruh, berat baginya jika harus mengambil kredit perumahan komersil. Sebab, penghasilan yang didapatkannya tidak menentu, tergantung ada tidaknya proyek. Apalah daya dirinya hanya seorang buruh bangunan yang kerjanya ikut orang, bukan pemborong yang menangani proyek.

“Ada rezeki untuk makan dan bisa beli susu anak saja sudah syukur. Punya rumah sendiri meski jadi langganan banjir, saya tetap bersyukur,” serunya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya Emi Abriyani menyampaikan, genangan air pada sejumlah titik lokasi di Kota Palangka Raya sampai saat ini mengalami kenaikan.

Baca Juga :  Sugianto Gelorakan Semangat Menanam Pohon

Bahkan untuk di Kelurahan Palangka, termasuk Jalan Anoi dan kompleks Mendawai, ketinggian air saat ini rata-rata 1,5 meter. Sebagian besar warga di Jalan Anoi, Mendawai, dan Pelatuk terpaksa harus mengungsi.

Posko di Jalan Arut menampung 18 warga yang mengungsi, sedangkan di posko Jalan Pelatuk terdapat 60 warga yang mengungsi. Posko di SDN 1 Langkai menampung 145 orang, sementara posko di wilayah Bandara Tjilik Riwut lama ditempati 8 warga yang mengungsi.

Di posko Bangaris ada 18 orang, posko Pelabuhan Rambang 35 orang, dan posko Gereja Sion menampung 14 orang. Data yang dihimpun dari delapan posko, ada 298 warga yang mengungsi.

Upik mengatakan, banjir yang terjadi kali ini sangat dahsyat. Kurang lebih dalam kurun waktu tujuh hari, menenggelamkan perumahan di kompleks Mendawai. Bahkan area pasar yang jarang kebanjiran, kali ini pun tak luput.

Pihaknya meminta pemerintah daerah agar ke depannya bisa memperhatikan kawasan-kawasan perumahan yang menjadi langganan banjir. Mesti ada solusi mengatasi bencana alam ini.

“Kami tak berharap banyak, hanya berharap air bisa cepat surut, agar kami bisa kembali bekerja dan keluarga pun bisa tinggal lagi di rumah dengan nyaman, kalau soal barang-barang berharga yang tak bisa diselamatkan, ya kami pasrah saja,” tuturnya sembari tertunduk lesu.

Sebelumnya Upik dan keluarga diungsikan ke posko banjir yang didirikan di area Pasar Kahayan. Namun karena banyaknya pengungsi, kemudian diarahkan menuju posko induk di Jalan Arut yang masih tersedia tempat.

Baca Juga :  Laga Penentuan Spanyol dan Argentina

Walau rumahnya sering dilanda banjir, tapi Upik masih tetap bersyukur karena memiliki rumah pribadi di Mendawai. Bukan rumah kredit ataupun kontrak.

“Gimana ya, pengin sih punya rumah di tempat bebas banjir, tapi apa daya uang yang ada hanya cukup untuk mendirikan rumah di Mendawai,” ungkapnya.

Pria berusia 28 tahun ini mengaku, sebagai pekerja buruh, berat baginya jika harus mengambil kredit perumahan komersil. Sebab, penghasilan yang didapatkannya tidak menentu, tergantung ada tidaknya proyek. Apalah daya dirinya hanya seorang buruh bangunan yang kerjanya ikut orang, bukan pemborong yang menangani proyek.

“Ada rezeki untuk makan dan bisa beli susu anak saja sudah syukur. Punya rumah sendiri meski jadi langganan banjir, saya tetap bersyukur,” serunya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya Emi Abriyani menyampaikan, genangan air pada sejumlah titik lokasi di Kota Palangka Raya sampai saat ini mengalami kenaikan.

Baca Juga :  Sugianto Gelorakan Semangat Menanam Pohon

Bahkan untuk di Kelurahan Palangka, termasuk Jalan Anoi dan kompleks Mendawai, ketinggian air saat ini rata-rata 1,5 meter. Sebagian besar warga di Jalan Anoi, Mendawai, dan Pelatuk terpaksa harus mengungsi.

Posko di Jalan Arut menampung 18 warga yang mengungsi, sedangkan di posko Jalan Pelatuk terdapat 60 warga yang mengungsi. Posko di SDN 1 Langkai menampung 145 orang, sementara posko di wilayah Bandara Tjilik Riwut lama ditempati 8 warga yang mengungsi.

Di posko Bangaris ada 18 orang, posko Pelabuhan Rambang 35 orang, dan posko Gereja Sion menampung 14 orang. Data yang dihimpun dari delapan posko, ada 298 warga yang mengungsi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/