Jumat, November 22, 2024
24.1 C
Palangkaraya

Mengenalkan Karamunting, Daun yang Membantu Menyembuhkan Diare

Sumber daya alam Kalimantan Tengah (Kalteng) sangat melimpah. Sebelumnya ada akar bajakah. Kini giliran buah karamunting yang mendunia. Buah kaya manfaat itu dikenalkan oleh siswa-siswi SMAN 2 Palangka Raya melalui karya ilmiah.

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

SISWA-siswi SMAN 2 Palangka Raya berhasil membawa pulang tiga medali emas dan satu medali perak pada ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) yang berlangsung di Surabaya, Jawa Timur, 11 hingga 15 Desember lalu.Salah satu penelitian yang berhasil membawa pulang medali emas yakni The Benefits of Karamunting Leaf Tea as an Alternative in Diarrhea Treatment.

Dua siswi SMAN 2 Palangka Raya, Sarah Nazwa Asyifa dan Debora Natalia Putri, telah melakukan penelitian terhadap tanaman karamunting yang banyak tumbuh di tanah Kalimantan ini, dijadikan sebagai obat alternatif penyembuh diare.“Pertama kali mendapat undangan untuk mengikuti lomba karya ilmiah ini pada Juli lalu, kemudian kami memutuskan ikut lomba itu Oktober,” kata Sarah Nazwa Asyifa.

Sarah tiba-tiba terpikirkan dengan karamunting yang tak asing lagi dalam lingkungan keluarganya. Tepat pada 19 Oktober, ia memutuskan untuk melakukan penelitian terhadap daun karamunting, tanaman yang mudah ditemui di Palangka Raya ini.

Baca Juga :  PT SGM Langgar Aturan, Polda Cek Lokasi Penggusuran

“Saya sudah tidak asing lagi dengan karamunting, dalam keluarga saya pun karamunting sering dikonsumsi, akhirnya saya penasaran dan tertarik untuk melakukan penelitian khasiat tanaman karamunting ini,” ucapnya saat dibincangi Kalteng Pos, Kamis (16/12).

Ia mulai mencari informasi tentang karamuning melalui berbagai literasi. Setelah itu, ia menentukan judul untuk penelitian yang akan menjadi isu utama dalam karya ilmiahnya. Mulai menulis karya ilmiahnya pada 23 Oktober dan mencari daun karamunting sebagai objek penelitian.

“Setelah mendapatkan daun karamunting, saya bersama teman saya didampingi guru mulai bereksperimen, selama dua hari pada 8 dan 9 November kami lakukan uji laboratorium,” ucap perempuan yang lahir di Palangka Raya, 14 Mei 2006 ini.Pengujian dilakukan dalam tiga tahap.

Baca Juga :  Tidak Ada Pembukaan Pasar Wadai

Sumber daya alam Kalimantan Tengah (Kalteng) sangat melimpah. Sebelumnya ada akar bajakah. Kini giliran buah karamunting yang mendunia. Buah kaya manfaat itu dikenalkan oleh siswa-siswi SMAN 2 Palangka Raya melalui karya ilmiah.

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

SISWA-siswi SMAN 2 Palangka Raya berhasil membawa pulang tiga medali emas dan satu medali perak pada ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) yang berlangsung di Surabaya, Jawa Timur, 11 hingga 15 Desember lalu.Salah satu penelitian yang berhasil membawa pulang medali emas yakni The Benefits of Karamunting Leaf Tea as an Alternative in Diarrhea Treatment.

Dua siswi SMAN 2 Palangka Raya, Sarah Nazwa Asyifa dan Debora Natalia Putri, telah melakukan penelitian terhadap tanaman karamunting yang banyak tumbuh di tanah Kalimantan ini, dijadikan sebagai obat alternatif penyembuh diare.“Pertama kali mendapat undangan untuk mengikuti lomba karya ilmiah ini pada Juli lalu, kemudian kami memutuskan ikut lomba itu Oktober,” kata Sarah Nazwa Asyifa.

Sarah tiba-tiba terpikirkan dengan karamunting yang tak asing lagi dalam lingkungan keluarganya. Tepat pada 19 Oktober, ia memutuskan untuk melakukan penelitian terhadap daun karamunting, tanaman yang mudah ditemui di Palangka Raya ini.

Baca Juga :  PT SGM Langgar Aturan, Polda Cek Lokasi Penggusuran

“Saya sudah tidak asing lagi dengan karamunting, dalam keluarga saya pun karamunting sering dikonsumsi, akhirnya saya penasaran dan tertarik untuk melakukan penelitian khasiat tanaman karamunting ini,” ucapnya saat dibincangi Kalteng Pos, Kamis (16/12).

Ia mulai mencari informasi tentang karamuning melalui berbagai literasi. Setelah itu, ia menentukan judul untuk penelitian yang akan menjadi isu utama dalam karya ilmiahnya. Mulai menulis karya ilmiahnya pada 23 Oktober dan mencari daun karamunting sebagai objek penelitian.

“Setelah mendapatkan daun karamunting, saya bersama teman saya didampingi guru mulai bereksperimen, selama dua hari pada 8 dan 9 November kami lakukan uji laboratorium,” ucap perempuan yang lahir di Palangka Raya, 14 Mei 2006 ini.Pengujian dilakukan dalam tiga tahap.

Baca Juga :  Tidak Ada Pembukaan Pasar Wadai

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/