Kemenag sendiri sampai saat ini belum menetapkan Idul Adha 2021 jatuh pada tanggal berapa. Sementara Muhammadiyah sudah menetapkan Idul Adha tahun ini jatuh pada hari Selasa, 20 Juli depan. Sejumlah kalangan memprediksi Idul Adha tahun ini berlangsung serentak pada 20 Juli.
Sama halnya dengan Idul Fitri, pelaksanaan Idul Adha juga berpotensi menimbulkan kerumunan. Mulai dari pelaksanaan tarkbiran sampai salat Idul Adha. Bahkan di sejumlah daerah, seperti di Madura, mudik menjelang Idul Adha menjadi rutinitas tahunan. Mudik menjelang Idul Adha di Madura biasa disebut Toron. Masyarakat yang melakukan mudik saat Idul Adha bahkan bisa lebih banyak dibandingkan dengan mudik Idul Fitri. Selain itu kegiatan pemotongan hewan kurban sampai pembagian daging kurban saat Idul Adha juga berpotensi menimbulkan kerumunan.
Tahun lalu Kemenag mengeluarkan surat edaran protokol kesehatan pelaksanaan salat Idul Adha, termasuk pemotongan hewan kurban. Pemotongan hewan kurban menerapkan jaga jarak. Kemudian panitia membatasi yang bisa mengikuti kegiatan pemotongan hewan kurban hanya panitia dan pihak yang berkurban. Kemudian pembagian daging kurban dilakukan oleh panitia dengan mendatangi rumah penerima. Bukan penerima berduyun-duyung ke tempat pemotongan hewan kurban.
Sementara itu Guru besar FKUI dan mantan Direktur WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengatakan penanganan Covid-19 varian Delta di Indonesia saat ini harus maksimal. ’’Bukan hanya optimal,’’ katanya. Dia menjelaskan data dari Kemenkes sampai 13 Juni menyebutkan, ada 107 varian Delta (B.1617.2) yang ada di Indonesia. Kemudian varian Alfa ada 36 kasus dan varian Beta ada lima kasus.
Tjandra mengatakan pemerintah Indonesia harus terus mengikuti perkembangan hasil penelitian tentang varian-varian baru Covid-19 itu. Sehingga bisa mendapatkan kesimpulan yang tepat tentang dampak varian itu, khususnya varian Delta. ’’Yang dapat kita lakukan sekarang adalah melakukan 3M dan 3T serta vaksinasi secara benar-benar maksimal,’’ jelasnya.