PALANGKA RAYA-Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) akan menggelar musyawarah nasional (munas) V. Kegiatan dalam rangka memilih presiden dan pengurus baru ini mulai dilaksanakan hari ini (18/6) hingga Minggu (20/6) mendatang di Jakarta. Beberapa tokoh terkenal dari Kalimantan digadang-gadang bakal memimpin organisasi tertinggi semua lembaga adat Dayak yang ada di Kalimantan. Salah satu nama yang didorong menjadi presiden MADN adalah Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H Sugianto Sabran.
Sebelumnya presiden MADN pernah dijabat oleh tokoh Dayak Kalteng Agustin Teras Narang dan terakhir tokoh Dayak dari Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) Cornelis. Jika melihat dari rotasi presiden MADN, maka calon kuat presiden MADN berikutnya adalah tokoh dari Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Sedangkan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) sudah pernah diberikan mandat, tapi tokoh DAD saat itu belum siap dan menyerahkan kepada DAD Kalteng, sehingga ditetapkan kembali Teras Narang menjadi presiden MADN yang kedua kalinya.
Kini, menjelang Munas V MADN, sejumlah calon kuat didorong untuk maju sebagai calon presiden MADN untuk lima tahun ke depan. Dari Bumi Tambun Bungai muncul nama H Sugianto Sabran yang juga merupakan Gubernur Kalteng. Kemudian ada nama Ketua DAD Kaltara Marthin Billa, Ketua DAD Kaltim Zainal Arifin, Pdt Edi Gunawan Are Lung (mantan ketua DAD Kaltim), Yulianus Henock (Deputi MADN), dan Jiuhardi dari DAD Kaltim.
Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalteng H Agustiar Sabran SKom mengatakan, apabila melihat rotasi yang ada, maka kali ini merupakan giliran tokoh dari Kaltim dan Kaltara yang akan menjadi MADN. “Namun jika forum mendorong dan menginginkan H Sugianto Sabran menjadi presiden MADN, tidak ada salahnya,” kata H Agustiar Sabran kepada Kalteng Pos, Kamis (17/6).
Menurut Agustiar, sebagai seorang gubernur yang dipercayakan memimpin Kalteng dua periode, H Sugianto Sabran dinilai memiliki kompetensi yang mumpuni, jiwa kepemimpinan (leadership), memiliki kemampuan finansial, dan merupakan putra asli Dayak. Kendati didorong menjadi presiden MADN, tapi Agustiar belum bisa memastikan apakah H Sugianto Sabran bakal menerima tugas itu atau tidak.
“Namun jika beliau menerimanya, maka diyakini dapat memajukan dan memperjuangkan kepentingan masyarakat adat Dayak secara nasional. Dan kami juga belum menyampaikan ini secara resmi kepada beliau. Inikan wacana yang muncul dari bawah dan sangat wajar kalau itu ada, sehingga tidak ada salahnya,” tegasnya.
Sebelumnya, Deputi Presiden MADN Sipet Hermanto mengatakan, sebagai lembaga yang lahir dari sejarah masyarakat Dayak, MADN merupakan lembaga yang didirikan untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat Dayak, secara khusus dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya.
Karena itu, selain berfungsi sebagai wadah koordinasi, komunikasi, dan kerja sama lembaga-lembaga adat Dayak, MADN juga berfungsi sebagai wadah pelayanan masyarakat adat Dayak, wadah untuk menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat adat Dayak, dan wadah untuk mengkaji berbagai program yang menyangkut kehidupan dan hak-hak masyarakat adat Dayak.
“Dengan demikian, secara nasional MADN merupakan organisasi masyarakat Dayak yang penting dan strategis, karena menjadi wadah yang melahirkan pikiran-pikiran cerdas, sarana mengajukan solusi-solusi positif, serta media untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif-konstruktif. Melalui organisasi ini, masyarakat Dayak dapat ikut berkiprah secara nyata membangun bangsa dan negara,” ujar Sipet Hermanto. (nue/ce/ala)