Minggu, November 24, 2024
28.9 C
Palangkaraya

Angkatan Terbaik Berselisih 1 Kilogram dan Lifter Rival

Dalam Olimpiade Tokyo 2020, Eko Yuli Irawan menargetkan meraih emas. Sebab, hal tersebut akan menjadi puncak prestasinya sebagai lifter. Sepanjang kariernya, raihan medali Eko terbilang lengkap. Dia sudah meraih emas dari tiga ajang bergengsi, yakni SEA Games, Asian Games, dan Kejuaraan Dunia. Karena itulah, emas Olimpiade akan menggenapinya.

RAGIL PUTRI IRMALIA, Jakarta

TAHUN ini adalah Olimpiade keempat sepanjang karier Eko Yuli. Dia bertolak ke Tokyo, Jepang, bersama kontingen Indonesia lainnya kemarin malam (17/7). Lifter spesialis kelas 61 kilogram itu menyatakan sudah siap 100 persen tampil di Tokyo International Forum pekan depan.
Setiap tampil di Olimpiade, Eko selalu meraih medali. Yaitu, perunggu pada Olimpiade Beijing 2008 serta masing-masing perak pada Olimpiade London 2012 dan Rio 2016. Kali ini tekadnya sudah bulat untuk merebut medali tertinggi: emas.
Pada ajang di level ASEAN dan Asia, Eko sudah berkali-kali mengoleksi emas. Lima emas di SEA Games, satu di Asian Games 2018, satu gelar pada Kejuaraan Dunia 2018, dan sempat memegang rekor dunia kelas 61 kilogram pada 2018. ”Motivasi saya cukup tinggi untuk mendapatkan emas. Ini untuk melengkapi koleksi medali Olimpiade sekaligus atlet (angkat besi) pertama yang mendapat medali secara beruntun,” ujarnya.
Dalam persiapannya, Eko sempat mengalami kendala saat latihan dalam dua bulan terakhir. Namun, kendala itu lebih pada faktor eksternal seperti pandemi di Indonesia yang mengganas. Akibatnya, lokasi latihannya di kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, tidak beroperasi selama tiga hari. ”Dari segi fisik, tidak ada kendala. Sebelum PPKM itu latihan masih enjoy. Tapi, setelah varian baru (virus) keluar, latihan jadi lebih waswas karena harus jaga kondisi jangan sampai terpapar,” kata Eko ketika dihubungi Jawa Pos.
Akibat latihan yang tidak leluasa itu, Eko belum bisa mencapai target angkatan yang diinginkannya pada Juni. Mei lalu, dia bisa mencapai total 320 kilogram. ”Sebelumnya, ada target Juni bisa mencapai angkatan 323–325 kilogram. Tapi, target itu belum tercapai. Baru bisa minimal 320 kilogram. Hasil itu minimal bisa bersaing lah untuk meraih emas,” jelas lifter yang genap berusia 32 tahun pada 24 Juli mendatang tersebut.
Dalam Olimpiade Tokyo 2020, Eko diprediksi bersaing ketat dengan Li Fabin. Lifter asal Tiongkok itu saat ini memegang rekor dunia kelas 61 kilogram dan menjadi peringkat pertama dunia. Angkatan terbaiknya adalah 318 kilogram. ”Selisih satu kilogram lebih banyak daripada saya yang dalam ajang resmi dapat 317 kilogram. Mudah-mudahan, capaian terbaik bisa keluar nanti saat pertandingan,” tutur Eko. (gil/c14/cak/jpg)

Baca Juga :  Lawin Bantu Memperbaiki Kerusakan Jalan Teluk Palinget

Dalam Olimpiade Tokyo 2020, Eko Yuli Irawan menargetkan meraih emas. Sebab, hal tersebut akan menjadi puncak prestasinya sebagai lifter. Sepanjang kariernya, raihan medali Eko terbilang lengkap. Dia sudah meraih emas dari tiga ajang bergengsi, yakni SEA Games, Asian Games, dan Kejuaraan Dunia. Karena itulah, emas Olimpiade akan menggenapinya.

RAGIL PUTRI IRMALIA, Jakarta

TAHUN ini adalah Olimpiade keempat sepanjang karier Eko Yuli. Dia bertolak ke Tokyo, Jepang, bersama kontingen Indonesia lainnya kemarin malam (17/7). Lifter spesialis kelas 61 kilogram itu menyatakan sudah siap 100 persen tampil di Tokyo International Forum pekan depan.
Setiap tampil di Olimpiade, Eko selalu meraih medali. Yaitu, perunggu pada Olimpiade Beijing 2008 serta masing-masing perak pada Olimpiade London 2012 dan Rio 2016. Kali ini tekadnya sudah bulat untuk merebut medali tertinggi: emas.
Pada ajang di level ASEAN dan Asia, Eko sudah berkali-kali mengoleksi emas. Lima emas di SEA Games, satu di Asian Games 2018, satu gelar pada Kejuaraan Dunia 2018, dan sempat memegang rekor dunia kelas 61 kilogram pada 2018. ”Motivasi saya cukup tinggi untuk mendapatkan emas. Ini untuk melengkapi koleksi medali Olimpiade sekaligus atlet (angkat besi) pertama yang mendapat medali secara beruntun,” ujarnya.
Dalam persiapannya, Eko sempat mengalami kendala saat latihan dalam dua bulan terakhir. Namun, kendala itu lebih pada faktor eksternal seperti pandemi di Indonesia yang mengganas. Akibatnya, lokasi latihannya di kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, tidak beroperasi selama tiga hari. ”Dari segi fisik, tidak ada kendala. Sebelum PPKM itu latihan masih enjoy. Tapi, setelah varian baru (virus) keluar, latihan jadi lebih waswas karena harus jaga kondisi jangan sampai terpapar,” kata Eko ketika dihubungi Jawa Pos.
Akibat latihan yang tidak leluasa itu, Eko belum bisa mencapai target angkatan yang diinginkannya pada Juni. Mei lalu, dia bisa mencapai total 320 kilogram. ”Sebelumnya, ada target Juni bisa mencapai angkatan 323–325 kilogram. Tapi, target itu belum tercapai. Baru bisa minimal 320 kilogram. Hasil itu minimal bisa bersaing lah untuk meraih emas,” jelas lifter yang genap berusia 32 tahun pada 24 Juli mendatang tersebut.
Dalam Olimpiade Tokyo 2020, Eko diprediksi bersaing ketat dengan Li Fabin. Lifter asal Tiongkok itu saat ini memegang rekor dunia kelas 61 kilogram dan menjadi peringkat pertama dunia. Angkatan terbaiknya adalah 318 kilogram. ”Selisih satu kilogram lebih banyak daripada saya yang dalam ajang resmi dapat 317 kilogram. Mudah-mudahan, capaian terbaik bisa keluar nanti saat pertandingan,” tutur Eko. (gil/c14/cak/jpg)

Baca Juga :  Lawin Bantu Memperbaiki Kerusakan Jalan Teluk Palinget

Artikel Terkait

Serap Aspirasi, PT BGA Gelar Forsimas

Pilkada Kapuas Diikuti Lima Paslon

MAKAN BERGIZI GRATIS

Terpopuler

Artikel Terbaru

/