“Masing-masing tabung reaksi memiliki komposisi 1 ml madu dan 1 ml etanol. Setiap tahapan disiapkan tiga sampel sebagai pembanding,” ucap perempuan yang lahir 17 Februari 2006 ini.
Kemudian dilakukan tiga tahap pengujian flavonoid dengan tiga metode berbeda. Tahap pertama pengujian wilstatter, tahap dua metode pengujian batesmith, dan tahap tiga pengujian NaOH 10%. “Setelah selesai dianalisis, madu kelulut akan diolah menjadi permen,” ucapnya.
Astrid juga menjelaskan tahapan dalam pembuatan permen. Langkah pertama adalah menyiapkan bahan seperti madu, brownsugar, dan agar-agar powder. Kemudian memasukkan madu ke teflon dan aduk hingga panas. Gunakan api kecil agar tidak gosong. Ketika sudah panas, brown sugar dan agar agar powder dicampur secukupnya dan aduk hingga merata. Letakkan dalam cetakan dan biarkan hingga mengeras.
“Namun, dari penelitian ini masih kurang uji klinis serta belum teruji secara langsung pada konsumen setelah dijadikan permen. Pada penelitian ini kami hanya rnemberikan produk yang berfungsi sebagai alternatif, sehingga ini dapat dijadikan gambaran untuk penelitian selanjutnya,” beber perempuan yang duduk di bangku kelas X IPS 3 ini.
Sementara itu, medali emas juga diraih Raphael Gaia Ananda Vianda dan Princessa Lelindra yang melakukan peneltian terhadap bawang dayak dan serai dengan hasil karya ilmiahnya Lemongrass Bamalem Tea an Alternative Therapy for Lowering Glucose Level.
Princessa mengatakan, selama bertahun-tahun masyarakat Indonesia telah menggunakan tanaman herbal sebagai pengobatan alternatif untuk segala penyakit, seperti pilek, patah tulang, dan lainnya. Untuk menurunkan gula darah, suku Dayak di Kalteng sering menggunakan dua herbal, yakni bawang dayak (Eleutherine Palmofilia) dan serai (Cymbopogon Citratus).
“Namun itu hanya informasi dari orang-orang tua, lalu saya tertarik untuk membuktikannya melalui penelitian,” katanya, kemarin.
“Berdasarkan percobaan, dapat disimpulkan bahwa teh Bamalem serai dapat menurunkan glukosa darah. Selain itu, metabolit sekunder tidak memiliki efek toksik,” bebernya.
Perempuan yang lahir 10 September 2005 silam itu mengatakan, langkah membuat teh Bamalem serai yakni seduh teh bawang dayak dengan 100ml air panas, rebus sepotong batang serai dengan 125ml, lalu campur kedua cairan dan aduk hingga merata. Tambahkan 20ml madu dan 5ml lemon, campur semua bahan, kemudian masukkan ke dalam wadah 250ml.
Satu tim lainnya yang berhasil meraih medali perak yakni Bella Cahayati dan Tedy Hermawan Borneo melalui karya mereka Planned Solution in Marketing Management for Micro-Business During the Pandemic Covid-19. Melakukan peneltian terhadap usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Palangka Raya di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini.
“Dari survei kami menunjukkan bahwa UMKM mengalami penurunan pendapatan di tengah pandemi Covid-19 ini,” katanya.