Senin, Juli 8, 2024
24.5 C
Palangkaraya

Kisah Petugas di Balik Pemulasaraan dan Pemakaman Jenazah Pasein Covid-19

Beberapa waktu terakhir, angka kematian pasien Covid-19 di Kalteng cukup tinggi. Semua sedang berjuang melawan dan menangani pandemi. Berikut sepenggal kisah para petugas pemulasaraan dan pemakaman jenazah Covid-19.

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

SIANG itu, Jumat (16/7) sekitar pukul 11.00 WIB, penulis memacu kendaraan dari arah Bundaran Besar Palangka Raya. Sampai di rambu lalu lintas pertigaan Jalan Antang, penulis tak sempat berhenti meski saat itu lampu merah menyala.

Bunyi sirene ambulans terus berbunyi, memberi isyarat agar pengendara lain segera menepi. Ambulans bertuliskan RSUD dr Doris Sylvanus (RSDS) Palangka Raya menyalip semua kendaraan di depannya. Di balik kemudi terlihat sang sopir mengenakan alat pelindung diri (APD) dan hazmat putih, ditemani petugas lainnya.

Baca Juga :  Padat Merayap di Bukit Rawi

Beberapa detik berselang, terdengar sirene ambulans yang datang dari arah berlawanan menuju kota. Suara sirene yang selama ini dianggap hal biasa, kini terdengar mengerikan.

Betapa banyaknya pasien masuk dan jenazah keluar dari rumah sakit (RS) akibat Covid-19. Hari itu (Jumat, red) menunjukkan angka tertinggi pasien meninggal akibat Covid-19 di Kalteng dengan total 16 orang. Kota Palangka Raya menempati posisi tertinggi, yakni lima orang meninggal dalam sehari.

Hari itu, penulis baru saja dari Ruang Kamboja RSDS. Rumah kedua para petugas pemulasaraan dan pemakaman jenazah Covid-19. Dan, ambulans yang menyalip tadi, ditumpangi petugas yang mengantarkan jenazah pasien yang meninggal karena Covid-19 menuju peristirahatan terakhir di tempat pemakaman umum (TPU) Jalan Tjilik Riwut Km 12 Palangka Raya.

Baca Juga :  Imbauan Prokes di Masjid-Masjid

“Mereka tadi berangkat memakamkan jenazah Covid-19, baru sampai, istirahat sebentar saja, lalu memakamkan lagi jenazah,” kata Kepala Instalasi Forensik Rumah Sakit Umum dr Doris Sylvanus (RSDS) Palangka Raya dr Ricka Brillianty Zaluchu saat diwawancarai di ruang kamboja, Jumat (16/7).

Perempuan yang sering disapa dr Ricka itu mengisahkan aktivitasnya bersama tim pemulasaraan dan pemakaman di ruang kamboja yang menangani kurang lebih 300 jenazah pasien yang meninggal akibat Covid-19. Ada sebelas orang petugas pemulasaraan dan delapan petugas pemakaman.

Beberapa waktu terakhir, angka kematian pasien Covid-19 di Kalteng cukup tinggi. Semua sedang berjuang melawan dan menangani pandemi. Berikut sepenggal kisah para petugas pemulasaraan dan pemakaman jenazah Covid-19.

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

SIANG itu, Jumat (16/7) sekitar pukul 11.00 WIB, penulis memacu kendaraan dari arah Bundaran Besar Palangka Raya. Sampai di rambu lalu lintas pertigaan Jalan Antang, penulis tak sempat berhenti meski saat itu lampu merah menyala.

Bunyi sirene ambulans terus berbunyi, memberi isyarat agar pengendara lain segera menepi. Ambulans bertuliskan RSUD dr Doris Sylvanus (RSDS) Palangka Raya menyalip semua kendaraan di depannya. Di balik kemudi terlihat sang sopir mengenakan alat pelindung diri (APD) dan hazmat putih, ditemani petugas lainnya.

Baca Juga :  Padat Merayap di Bukit Rawi

Beberapa detik berselang, terdengar sirene ambulans yang datang dari arah berlawanan menuju kota. Suara sirene yang selama ini dianggap hal biasa, kini terdengar mengerikan.

Betapa banyaknya pasien masuk dan jenazah keluar dari rumah sakit (RS) akibat Covid-19. Hari itu (Jumat, red) menunjukkan angka tertinggi pasien meninggal akibat Covid-19 di Kalteng dengan total 16 orang. Kota Palangka Raya menempati posisi tertinggi, yakni lima orang meninggal dalam sehari.

Hari itu, penulis baru saja dari Ruang Kamboja RSDS. Rumah kedua para petugas pemulasaraan dan pemakaman jenazah Covid-19. Dan, ambulans yang menyalip tadi, ditumpangi petugas yang mengantarkan jenazah pasien yang meninggal karena Covid-19 menuju peristirahatan terakhir di tempat pemakaman umum (TPU) Jalan Tjilik Riwut Km 12 Palangka Raya.

Baca Juga :  Imbauan Prokes di Masjid-Masjid

“Mereka tadi berangkat memakamkan jenazah Covid-19, baru sampai, istirahat sebentar saja, lalu memakamkan lagi jenazah,” kata Kepala Instalasi Forensik Rumah Sakit Umum dr Doris Sylvanus (RSDS) Palangka Raya dr Ricka Brillianty Zaluchu saat diwawancarai di ruang kamboja, Jumat (16/7).

Perempuan yang sering disapa dr Ricka itu mengisahkan aktivitasnya bersama tim pemulasaraan dan pemakaman di ruang kamboja yang menangani kurang lebih 300 jenazah pasien yang meninggal akibat Covid-19. Ada sebelas orang petugas pemulasaraan dan delapan petugas pemakaman.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/