Jumat, November 22, 2024
24.6 C
Palangkaraya

Indonesia Tersukses, Raih Gelar ke-14 Piala Thomas Setelah Kalahkan Tiongkok

AARHUS – Dibutuhkan waktu 19 tahun bagi Indonesia untuk bisa kembali mengangkat Piala Thomas. Pada Minggu (17/10) malam WIB, penantian hampir dua dekade tersebut tuntas setelah Anthony Sinisuka Ginting dkk mengalahkan Tiongkok 3-0 di Ceres Arena, Aarhus, Denmark.

Itulah gelar ke-14 bagi skuad Merah Putih. Sekaligus menahbiskan diri sebagai negara tersukses dalam sejarah Piala Thomas. Sementara di posisi kedua ada Tiongkok dengan 11 gelar.

Kali terakhir Indonesia juara Piala Thomas pada edisi 2002 di Guangzhou, Tiongkok. Setelah itu, Indonesia hanya dua kali masuk ke babak final. Yakni, pada 2010 di Kuala Lumpur setelah kalah oleh Tiongkok (0-3) dan pada 2016 di Kunshan, Tiongkok, harus mengakui keunggulan Denmark (2-3).

Hasil final kemarin mengulang memori edisi 2000 di Kuala Lumpur, Malaysia. Saat itu Indonesia juga mengalahkan Tiongkok dengan skor mutlak 3-0.

Tim Indonesia yang dikapteni Hendra Setiawan tampil meyakinkan dalam ajang Piala Thomas 2020 yang penyelenggaraannya harus mundur pada 2021 karena pandemi Covid-19. Indonesia yang menjadi unggulan pertama tidak terkalahkan sepanjang turnamen. Sukses menjadi juara grup A setelah mengalahkan Aljazair (5-0), Thailand (3-2), dan Taiwan (3-2).

Kemudian, pada fase gugur, Indonesia menaklukkan Malaysia (3-0) di perempat final dan mengandaskan Denmark (3-1) di semifinal. Puncaknya, Tiongkok, sang juara bertahan, dibikin tak berdaya di babak final.

Baca Juga :  Fairid: Insya Allah, Tahun Depan Masjid Kubah Kecubung Diresmikan

Anthony Sinisuka Ginting membuka keunggulan Indonesia. Dia unggul atas Lu Guang Zu dengan skor 18-21, 21-14, 21-16 dalam tempo 77 menit. Meski kehilangan set pertama, Ginting akhirnya bisa menemukan ritme permainan dan memenangi dua game berikutnya.

Ginting mengakui sempat gugup di game pertama. Ada tekanan tersendiri sebagai tunggal pertama untuk memenangi pertandingan. Apalagi, saat semifinal melawan Viktor Axelsen (16/10), dia gagal menyumbang poin. ”Selanjutnya, saya bisa mengontrol permainan. Saya bisa bermain baik dan mengambil kemenangan ini. Puji Tuhan, akhirnya saya bisa bermain bagus di game kedua dan ketiga,” kata peraih perunggu Olimpiade Tokyo 2020 itu.

Fajar Alfian/M. Rian Ardianto yang dipercaya turun sebagai ganda pertama memperkuat posisi Indonesia atas Tiongkok menjadi 2-0. FajRi, demikian mereka dikenal, sukses menaklukkan He Ji Ting/Zhou Hao Dong dalam straight game 21-12, 21-19. ”Lawan juga bukan pasangan aslinya. Kami sangat percaya diri untuk mengalahkan mereka. Ganda China itu pasangan dadakan sehingga rotasinya belum berjalan baik. Ini tentu kami manfaatkan kesempatan,” kata Fajar.

FajRi sangat bangga akhirnya dipercaya tampil pada Piala Thomas. Apalagi turun dalam laga puncak dan menjadi ganda pertama. Sebelumnya, dari empat penampilan, mereka hanya kalah sekali. ”Keberhasilan ini sangat penting bagi kami untuk tidak menjadi pasangan pelapis terus. Ini menambah kepercayaan diri kami,” ujar Rian.

Baca Juga :  Pemerintah Pusat Diharapkan Isi Kekosongan Vaksin Daerah

Kemenangan Indonesia dipastikan lewat tunggal kedua Jonatan Christie. Peraih emas Asian Games 2018 itu mengakhiri perlawanan Li Shi Feng dalam waktu 82 menit. Jojo unggul dalam rubber game 21-14, 18-21, 21-14.

Gelar ke-14 Piala Thomas bagi Indonesia melengkapi raihan kapten tim Hendra Setiawan. Hendra telah bergelimang gelar individu, termasuk emas Olimpiade. Raihan itu merupakan kesuksesan pertamanya di kejuaraan beregu.

Memang Hendra hanya sekali turun di Piala Thomas kali ini. Yakni, saat melawan Aljazair di fase grup. Namun, kehadirannya sebagai pemain paling senior sangat dibutuhkan tim.

Sementara itu, partner Hendra di ganda putra, M Ahsan, kembali bermain pada laga terakhir penyisihan grup melawan Taiwan. Coach Herry IP memasangkannya dengan Daniel Marthin.

Bagi Daniel dan duetnya di ganda putra, Leo Rolly Carnando, serta tunggal putra Chico Aura Dwi Wardoyo, ini merupakan keikutsertaan perdana mereka di Piala Thomas. Dan, mereka langsung turut merasakan kesuksesan.

Sayang, keberhasilan menjadi juara kali ini terasa kurang lengkap. Lagu Indonesia Raya memang berkumandang. Tapi, bendera Merah Putih tidak bisa dikibarkan dalam seremoni virtual malam itu karena Indonesia mendapat sanksi dari Badan Antidoping Dunia (WADA). Indonesia disanksi lantaran tidak mematuhi prosedur tes doping. (jpc)

AARHUS – Dibutuhkan waktu 19 tahun bagi Indonesia untuk bisa kembali mengangkat Piala Thomas. Pada Minggu (17/10) malam WIB, penantian hampir dua dekade tersebut tuntas setelah Anthony Sinisuka Ginting dkk mengalahkan Tiongkok 3-0 di Ceres Arena, Aarhus, Denmark.

Itulah gelar ke-14 bagi skuad Merah Putih. Sekaligus menahbiskan diri sebagai negara tersukses dalam sejarah Piala Thomas. Sementara di posisi kedua ada Tiongkok dengan 11 gelar.

Kali terakhir Indonesia juara Piala Thomas pada edisi 2002 di Guangzhou, Tiongkok. Setelah itu, Indonesia hanya dua kali masuk ke babak final. Yakni, pada 2010 di Kuala Lumpur setelah kalah oleh Tiongkok (0-3) dan pada 2016 di Kunshan, Tiongkok, harus mengakui keunggulan Denmark (2-3).

Hasil final kemarin mengulang memori edisi 2000 di Kuala Lumpur, Malaysia. Saat itu Indonesia juga mengalahkan Tiongkok dengan skor mutlak 3-0.

Tim Indonesia yang dikapteni Hendra Setiawan tampil meyakinkan dalam ajang Piala Thomas 2020 yang penyelenggaraannya harus mundur pada 2021 karena pandemi Covid-19. Indonesia yang menjadi unggulan pertama tidak terkalahkan sepanjang turnamen. Sukses menjadi juara grup A setelah mengalahkan Aljazair (5-0), Thailand (3-2), dan Taiwan (3-2).

Kemudian, pada fase gugur, Indonesia menaklukkan Malaysia (3-0) di perempat final dan mengandaskan Denmark (3-1) di semifinal. Puncaknya, Tiongkok, sang juara bertahan, dibikin tak berdaya di babak final.

Baca Juga :  Fairid: Insya Allah, Tahun Depan Masjid Kubah Kecubung Diresmikan

Anthony Sinisuka Ginting membuka keunggulan Indonesia. Dia unggul atas Lu Guang Zu dengan skor 18-21, 21-14, 21-16 dalam tempo 77 menit. Meski kehilangan set pertama, Ginting akhirnya bisa menemukan ritme permainan dan memenangi dua game berikutnya.

Ginting mengakui sempat gugup di game pertama. Ada tekanan tersendiri sebagai tunggal pertama untuk memenangi pertandingan. Apalagi, saat semifinal melawan Viktor Axelsen (16/10), dia gagal menyumbang poin. ”Selanjutnya, saya bisa mengontrol permainan. Saya bisa bermain baik dan mengambil kemenangan ini. Puji Tuhan, akhirnya saya bisa bermain bagus di game kedua dan ketiga,” kata peraih perunggu Olimpiade Tokyo 2020 itu.

Fajar Alfian/M. Rian Ardianto yang dipercaya turun sebagai ganda pertama memperkuat posisi Indonesia atas Tiongkok menjadi 2-0. FajRi, demikian mereka dikenal, sukses menaklukkan He Ji Ting/Zhou Hao Dong dalam straight game 21-12, 21-19. ”Lawan juga bukan pasangan aslinya. Kami sangat percaya diri untuk mengalahkan mereka. Ganda China itu pasangan dadakan sehingga rotasinya belum berjalan baik. Ini tentu kami manfaatkan kesempatan,” kata Fajar.

FajRi sangat bangga akhirnya dipercaya tampil pada Piala Thomas. Apalagi turun dalam laga puncak dan menjadi ganda pertama. Sebelumnya, dari empat penampilan, mereka hanya kalah sekali. ”Keberhasilan ini sangat penting bagi kami untuk tidak menjadi pasangan pelapis terus. Ini menambah kepercayaan diri kami,” ujar Rian.

Baca Juga :  Pemerintah Pusat Diharapkan Isi Kekosongan Vaksin Daerah

Kemenangan Indonesia dipastikan lewat tunggal kedua Jonatan Christie. Peraih emas Asian Games 2018 itu mengakhiri perlawanan Li Shi Feng dalam waktu 82 menit. Jojo unggul dalam rubber game 21-14, 18-21, 21-14.

Gelar ke-14 Piala Thomas bagi Indonesia melengkapi raihan kapten tim Hendra Setiawan. Hendra telah bergelimang gelar individu, termasuk emas Olimpiade. Raihan itu merupakan kesuksesan pertamanya di kejuaraan beregu.

Memang Hendra hanya sekali turun di Piala Thomas kali ini. Yakni, saat melawan Aljazair di fase grup. Namun, kehadirannya sebagai pemain paling senior sangat dibutuhkan tim.

Sementara itu, partner Hendra di ganda putra, M Ahsan, kembali bermain pada laga terakhir penyisihan grup melawan Taiwan. Coach Herry IP memasangkannya dengan Daniel Marthin.

Bagi Daniel dan duetnya di ganda putra, Leo Rolly Carnando, serta tunggal putra Chico Aura Dwi Wardoyo, ini merupakan keikutsertaan perdana mereka di Piala Thomas. Dan, mereka langsung turut merasakan kesuksesan.

Sayang, keberhasilan menjadi juara kali ini terasa kurang lengkap. Lagu Indonesia Raya memang berkumandang. Tapi, bendera Merah Putih tidak bisa dikibarkan dalam seremoni virtual malam itu karena Indonesia mendapat sanksi dari Badan Antidoping Dunia (WADA). Indonesia disanksi lantaran tidak mematuhi prosedur tes doping. (jpc)

Artikel sebelumnya
Artikel selanjutnya

Artikel Terkait

Serap Aspirasi, PT BGA Gelar Forsimas

Pilkada Kapuas Diikuti Lima Paslon

MAKAN BERGIZI GRATIS

Terpopuler

Artikel Terbaru

/