Tahun ini, jumlah perusahaan di Kalteng yang ikut dalam penilaian kinerja ketaatan sebanyak 69 perusahaan. Terdiri dari sektor perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit, industri pengolahan karet, industri pengolahan kayu, Hutan Tanaman Industri (HTI), pembangkit listrik, dan pertambangan.
Tahun depan jumlah perusahaan yang ikut dalam program ini terus ditingkatkan, dengan target sebanyak 100 perusahaan. Diharapkan tiap tahun jumlahnya terus bertambah.
Proper bukan pengganti instrumen penaatan konvensional yang ada, seperti penegakan hukum lingkungan perdata maupun pidana. Program ini merupakan komplementer dan bersinergi dengan instrumen penaatan lainnya. Dengan demikian, upaya peningkatan kualitas lingkungan dapat dilaksanakan dengan lebih efisien dan efektif.
Proper merupakan salah satu bentuk kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan sesuai yang ditetapkan dalam peraturan perundangan-undangan.
Proper juga merupakan perwujudan transparansi dan demokratisasi dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia. Penerapan instrumen ini merupakan upaya pemerintah untuk menerapkan sebagian dari prinsip-prinsip good governance (transparansi, berkeadilan, akuntabel, dan pelibatan masyarakat) dalam pengelolaan lingkungan.
Menindaklanjuti instruksi gubernur terkait pengawasan ketaatan perusahaan, DLH Kalteng bersama instansi lingkungan hidup di kabupaten/kota segera menyusun langkah dan strategi pengawasan yang lebih efektif dan efisien, sehingga seluruh usaha dan atau kegiatan yang beroperasi di wilayah ini dapat terawasi secara baik.
Banjir di Palangka Raya Perlahan Surut
Sementara itu, kondisi banjir di Palangka Raya mulai surut pada beberapa titik lokasi. Berdasarkan pantauan Kalteng Pos, Kamis (18/11) pukul 17.00 WIB, banjir di wilayah Jalan Dr Murjani, tepatnya di Gang Rahayu, RT 03 dan RT 04, RW 06, Kelurahan Pahandut mulai surut. “Sekarang air mulai turun sekitar 5-10 sentimeter,” ujar Adi, warga yang tinggal di kompleks itu.
Meski demikian, masih banyak rumah di di wilayah tersebut yang tergenang air. “Hampir semua rumah yang ada di sini ditinggal pergi penghuninya untuk mengungsi, karena rumah mereka masih kebanjiran,” ujar warga yang tinggal di RT 03 ini.
Warga terpaksa mengungsi karena genangan air di perumahan Gang Rahayu masih cukup tinggi, berkisar 20-40 cm atau kira-kira di atas lutut orang dewasa.
Adi mengatakan, sebagian besar warga di lingkungan tersebut memilih mengungsi ke rumah sanak keluarga di sekitar Kota Palangka Raya yang lokasinya aman dari banjir . “Ada juga sih warga yang tetap tinggal, tapi itu khusus untuk jaga keamanan rumah,” ucapnya. (sja/nue/ce/ala)