PALANGKA RAYA-Anggota Komisi III DPR RI H Agustiar Sabran memiliki peran penting dalam memperkuat lembaga adat di Bumi Tambun Bungai. Dewan Adat Dayak (DAD) yang dinakhodainya mampu menyelesaikan berbagai persoalan adat dan masalah sosial lainnya.
Sebagai wakil rakyat yang duduk di kursi DPR RI, H Agustiar Sabran memiliki perhatian terhadap lembaga adat di Kalteng khususnya dan Indonesia pada umumnya. Banyak perhatian yang telah diberikan dan aspirasi yang diperjuangkan oleh politikus PDIP itu. Mulai dari penyelesaian sengketa adat, membantu masyarakat kurang mampu, hingga memperjuangkan hak masyarakat lokal agar dapat diterima sebagai anggota TNI-Polri, kejaksaan, ASN, dan lainnya.
Pada momen Hari Jadi ke-14 DAD Kalteng 16 Agustus 2021 lalu, H Agustiar Sabran berharap lembaga adat makin kuat dan rasa persaudaraan sebangsa dan setanah air pun makin erat.
“Saya mengajak generasi muda Kalteng di 14 kabupaten/kota, mari bersama-sama melestarikan adat dan budaya peninggalan leluhur Dayak. Sekalipun langit runtuh, adat dan budaya tetap harus dilestarikan,” tegasnya.
Ditambahkan kakak kandung Gubernur H Sugianto Sabran ini, dengan adanya pemberdayaan sumber daya yang ada dan kerja sama semua pihak, diharapkan bisa mendorong percepatan kemajuan Kalteng khususnya dan Indonesia umumnya.
“Mari kita bersatu-padu sesuai dengan budaya timur, bahu-membahu dan bergotong royong dalam bingkai NKRI, sehingga kita tetap menjadi bangsa yang bersatu dan kuat,” yakinnya.
Pada momen peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), H Agustiar menyampaikan, kemerdekaan bukanlah pemberian maupun hadiah. Kemerdekaan RI merupakan perjuangan penuh para pahlawan dengan menumpahkan darah, berperang, bergerilya, dan diplomasi untuk kemerdekaan bangsa ini dari tangan penjajah kala itu.
“Saat ini bangsa kita dihadapkan kembali dengan penjajah, tapi penjajah yang tidak terlihat yang kita kenal dengan sebutan Covid-19,” tuturnya.
Untuk melawan pandemi Covid-19 ini tidak bisa dilakukan sepihak oleh pemerintah. Bangsa ini harus bersatu, bergandengan tangan, bahu-membahu, serta bergotong royong sebagaimana tertuang dalam falsapah huma betang. Itulah kunci untuk mengakhiri pandemi ini.