Lebih dari sepekan banjir menggenangi belasan kelurahan di Kota Palangka Raya. Banjir kali ini yang datang lebih awal dari biasanya berdampak terhadap ribuan warga. Genangannya pun bertahan cukup lama. Debit airnya lebih tinggi dari banjir tahun-tahun sebelumnya.
PATHUR RAHMAN, Palangka Raya
BENCANA banjir juga melanda Kota Palangka Raya. Tercatat ada 13 kelurahan di 4 kecamatan terendam. Banjir ini akibat luapan Sungai Rungan dan Sungai Kahayan. Rumah masyarakat di bantaran sungai terdampak. Tak hanya permukiman, puluhan hektare lahan pertanian juga ikut terendam. Dapat dipastikan petani bakal gagal panen tahun ini.
Selama banjir menggenangi beberapa titik di Kota Palangka Raya, Wali Kota Fairid Naparin sangat aktif memantau masyarakat yang terdampak.
Tanpa kenal lelah Fairid Naparin menemui langsung masyarakat yang terdampak banjir, sekaligus memberikan bantuan berupa paket sembako. Bantuan paket sembako tersebut disalurkan dari pagi hingga malam hari.
Peninjauan lokasi banjir dimulai Minggu (12/9) sekitar pukul 12.00 WIB di Jalan Kalimantan, Gang Mandau, kompleks Flamboyan Bawah, Jalan Ahmad Yani, dan kompleks perumahan di Jalan Anoi.
Pada pemantauan pertama ini, Fairid digeromboli ibu-ibu yang menggendong balita, dengan alasan ingin menyampaikan keluh kesah. Ada pula yang sekadar ingin melihat langsung wajah Wali Kota Palangka Raya ini.
Saat ada laporan dari BPBD Kota Palangka Raya terkait kenaikan debit air setinggi 15 sentimeter di daerah Anoi, Wali Kota terjun lagi ke lapangan sekitar pukul 20.00 WIB untuk mengecek sekaligus membagikan paket sembako dan bungkusan makanan dari dapur lapangan pos komando (posko) banjir yang didirikan oleh BPBD, tepatnya di Jalan Arut.
“Saya ikut penyaluran sembako ini secara langsung dengan maksud untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh masyarakat,” kata Fairid.
“Saya sempat sedih memikirkan debit air yang sempat naik, memikirkan bagaimana masyarakat bisa bertahan di rumahnya, atau bagaimana langkah evakuasi apabila debit air terus meninggi,” tambahnya.
Pada pemantauan kedua itu, Fairid bercengkarama dengan warga dan RT setempat hingga pukul 22.30 WIB. Membahas bersama soal solusi yang diambil jika debit air terus meninggi.
Di sela-sela peninjauan di Jalan Anoi, pria yang gemar mengonsumsi kopi hitam itu terlihat beberapa kali menguras air dari dalam bot yang dipakainya.
Fairid juga tak segan mencicipi sepiring mi telur yang disajikan relawan posko tanggap darurat banjir.
Peninjauan ketiga dilakukannya di Jalan Buluh Merindu, Kelurahan Bukit Tunggal dan Jalan Bengaris V, Kelurahan Tanjung Pinang. Gerimis kala itu tak mengendurkan niat wali kota untuk melihat langsung lokasi banjir dan membagikan bantuan paket sembako kepada masyarakat. Fairid menyapa warga dan menghibur para balita yang terdampak banjir.
Dikatakan Fairid, kurang lebih 1.002 paket sembako yang disalurkan untuk masyarakat Kota Palangka Raya. Sekitar 317 paket sembako disalurkan ke wilayah Jalan Mendawai dan sekitarnya.
Sebanyak 250 paket disebarkan ke Kelurahan Petuk Katimpun, 161 paket sembako di Jalan Anoi, 95 Paket sembako di Jalan Bengaris V, 118 paket sembako di Jalan Danau Rangas, dan 61 paket di Jalan Buluh Merindu III.
“Alhamdulilah masyarakat Kota Palangka Raya cukup aktif dalam berdonasi, sehingga saudara-saudari kita yang terdampak banjir bisa segera mendapat penanganan berupa penyaluran paket sembako,” ucap Fairid.
Sebagai informasi, berdasarkan data dari BPBD Kota Palangka Raya, saat ini ada 13 kelurahan, 4 kecamatan, 110 RT, dan 7.547 warga yang terdampak musibah banjir.
Untuk memberi dukungan morel kepada masyarakat yang terdampak, Fairid memiliki inisiatif untuk turun langsung memantau kondisi banjir, menyerahkan paket sembako, serta menyapa dan menghibur masyarakat yang sedang dilanda bencana.
“Di tengah kondisi banjir, masyarakat tak hanya perlu diperhatikan kebutuhan pokoknya saja, tapi juga perlu dukungan morel dan mental, misalnya dengan mengajak bercengkerama,” ujar Fairid.
Dikatakan Fairid, aksi blusukan membagikan sembako dan meninjau debit air secara langsung itu, selain karena kewajibannya sebagai kepala daerah, tapi terutama karena kepedulian dirinya kepada masyarakat.
“Kaki saya sempat gatal-gatal akibat terlalu lama terkena air gambut atau air banjir, tapi inilah risiko saya selaku kepala daerah yang harus siap dan tanggap turun ke lapangan ketika masyarakat membutuhkan,” katanya.
Fairid berharap semua upaya yang telah dilakukan pihaknya bisa memberi dampak positif kepada masyarakat. Apalagi saat ini tengah dihadapkan dua musibah sekaligus, yakni bencana nonalam pandemi Covid-19 dan bencana alam banjir.
Meski demikian, wali kota muda ini tidak gentar dan tetap fokus melakukan penanganan dan penanggulangan atas dua bencana tersebut. “Yah semoga debit air cepat menurun, sehingga masyarakat bisa beraktivitas normal lagi, bisa dikatakan bahwa banjir kali ini cukup berdampak pada aktivitas masyarakat. (*/ce/ala)