Jumat, November 22, 2024
24.1 C
Palangkaraya

Biaya Umrah Berpeluang Turun, Masuk Arab Saudi Kemungkinan Tak Perlu Karantina

Sambil menunggu dibukanya pengiriman jemaah umrah, Kementerian Agama (Kemenag) saat ini menggodok harga referensi atau patokan minimal paket umrah. Dengan sejumlah pelonggaran, harga referensi diperkirkan mengalami penurunan.

SETELAH terjadi kasus penipuan umrah dengan harga paket yang sangat murah, Kemenag menetapkan harga minimal atau harga referensi sebesar Rp20 juta per jemaah. Kemudian setelah ada pandemi Covid-19, akhir 2020 Kemenag menaikkan harga minimal paket umrah menjadi Rp26 juta per orang.

Saat ini Kemenag menggodok patokan harga minimal umrah terbaru. Kasubdit Pemantauan dan Pengawasan Ibadah Umrah dan Haji Khusus Kemenag Noer Alya Fitra mengatakan, biaya referensi umrah sedang dibahas. “Kita bahas poin per poin pelayanan umrah,” katanya dalam media gathering Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag di Jakarta, Senin (18/10).

Pelayanan umrah yang memengaruhi biaya paket, di antaranya adalah akomodasi atau sewa hotel di Saudi. Juga layanan transportasi selama di Saudi, tiket penerbangan, dan biaya karantika. Dia mengakui bahwa setelah terjadi pandemi Covid-19, ada kenaikan tarif minimal umrah sekitar 30 persen.

Baca Juga :  Kapolda: Jaga Marwah Polri

Namun untuk tarif yang sedang digodok saat ini, dia mengatakan, masih bisa berubah lagi. “(Harganya, red) Tetap akan dibahas bersama asosiasi umrah untuk mendapatkan biaya referensi yang paling realistis,” katanya. Pejabat yang akrab disapa Nafit itu mengatakan, tidak tertutup kemungkinan patokan minimal biaya umrah itu menjadi lebih murah.

Di antara penyebabnya adalah pada tarif yang berlaku saat ini, penetapan biaya karantina mempertimbangkan penggunaan hotel. Namun, saat ini Kemenag membuka opsi pelaksanaan karantina jemaah umrah di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta atau di Asrama Haji Bekasi. Dengan demikian, harganya bisa lebih terjangkau ketimbang karantina di hotel.

Durasi karantina yang lebih pendek, juga memengaruhi patokan biaya umrah. Sebelumnya paket umrah dihitung dengan karantina selama delapan hari atau bahkan lebih di Indonesia. Kemudian ketentuan karantina setibanya di Arab Saudi selama tiga hari. Namun untuk saat ini, karantina di Indonesia rencananya hanya lima hari. Sementara di Arab Saudi, jemaah tidak perlu karantina lagi, selama memenuhi ketentuan vaksin di sana.

Baca Juga :  Petani Rotan Harus Diperhatikan

Meski demikian, Nafit mengatakan, jemaah diminta bersabar menunggu keputusan resmi dari Kemenag. Selain keputusan soal patokan biaya tarif umrah, juga keputusan tentang kapan bisa berangkat umrah lagi. Dia mengatakan, ketika penyelenggaraan umrah ditutup oleh Saudi, ada 59 ribu lebih calon jemaah yang sudah terdaftar di sistem Kemenag. Dari jumlah tersebut, sekitar 41 ribu sudah membayar. “Ada yang membayar awal dan bayar lunas,” katanya.

Dari jumlah tersebut, calon jemaah umrah yang sudah memiliki tiket dan visa sekitar 18 ribu orang. Lalu ada 1.628 calon jemaah umrah yang sudah berada di negara transit, batal melanjutkan perjalanannya ke Saudi. Mereka kembali ke Indonesia, karena pintu kedatangan di Saudi telanjur ditutup karena pandemi.

Sambil menunggu dibukanya pengiriman jemaah umrah, Kementerian Agama (Kemenag) saat ini menggodok harga referensi atau patokan minimal paket umrah. Dengan sejumlah pelonggaran, harga referensi diperkirkan mengalami penurunan.

SETELAH terjadi kasus penipuan umrah dengan harga paket yang sangat murah, Kemenag menetapkan harga minimal atau harga referensi sebesar Rp20 juta per jemaah. Kemudian setelah ada pandemi Covid-19, akhir 2020 Kemenag menaikkan harga minimal paket umrah menjadi Rp26 juta per orang.

Saat ini Kemenag menggodok patokan harga minimal umrah terbaru. Kasubdit Pemantauan dan Pengawasan Ibadah Umrah dan Haji Khusus Kemenag Noer Alya Fitra mengatakan, biaya referensi umrah sedang dibahas. “Kita bahas poin per poin pelayanan umrah,” katanya dalam media gathering Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag di Jakarta, Senin (18/10).

Pelayanan umrah yang memengaruhi biaya paket, di antaranya adalah akomodasi atau sewa hotel di Saudi. Juga layanan transportasi selama di Saudi, tiket penerbangan, dan biaya karantika. Dia mengakui bahwa setelah terjadi pandemi Covid-19, ada kenaikan tarif minimal umrah sekitar 30 persen.

Baca Juga :  Kapolda: Jaga Marwah Polri

Namun untuk tarif yang sedang digodok saat ini, dia mengatakan, masih bisa berubah lagi. “(Harganya, red) Tetap akan dibahas bersama asosiasi umrah untuk mendapatkan biaya referensi yang paling realistis,” katanya. Pejabat yang akrab disapa Nafit itu mengatakan, tidak tertutup kemungkinan patokan minimal biaya umrah itu menjadi lebih murah.

Di antara penyebabnya adalah pada tarif yang berlaku saat ini, penetapan biaya karantina mempertimbangkan penggunaan hotel. Namun, saat ini Kemenag membuka opsi pelaksanaan karantina jemaah umrah di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta atau di Asrama Haji Bekasi. Dengan demikian, harganya bisa lebih terjangkau ketimbang karantina di hotel.

Durasi karantina yang lebih pendek, juga memengaruhi patokan biaya umrah. Sebelumnya paket umrah dihitung dengan karantina selama delapan hari atau bahkan lebih di Indonesia. Kemudian ketentuan karantina setibanya di Arab Saudi selama tiga hari. Namun untuk saat ini, karantina di Indonesia rencananya hanya lima hari. Sementara di Arab Saudi, jemaah tidak perlu karantina lagi, selama memenuhi ketentuan vaksin di sana.

Baca Juga :  Petani Rotan Harus Diperhatikan

Meski demikian, Nafit mengatakan, jemaah diminta bersabar menunggu keputusan resmi dari Kemenag. Selain keputusan soal patokan biaya tarif umrah, juga keputusan tentang kapan bisa berangkat umrah lagi. Dia mengatakan, ketika penyelenggaraan umrah ditutup oleh Saudi, ada 59 ribu lebih calon jemaah yang sudah terdaftar di sistem Kemenag. Dari jumlah tersebut, sekitar 41 ribu sudah membayar. “Ada yang membayar awal dan bayar lunas,” katanya.

Dari jumlah tersebut, calon jemaah umrah yang sudah memiliki tiket dan visa sekitar 18 ribu orang. Lalu ada 1.628 calon jemaah umrah yang sudah berada di negara transit, batal melanjutkan perjalanannya ke Saudi. Mereka kembali ke Indonesia, karena pintu kedatangan di Saudi telanjur ditutup karena pandemi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/