Jumat, Juli 5, 2024
23.1 C
Palangkaraya

Cegah Banjir: Sungai Dinormalisasi, Warga Direlokasi

PALANGKA RAYA-Banjir musiman kian parah melanda berbagai daerah di Kalimantan Tengah (Kalteng). Palangka Raya yang merupakan ibu kota provinsi juga ikut terendam. Warga yang tinggal di bantaran Sungai Kahayan dan Rungan merasakan dampak. Hampir dua pekan sudah rumah-rumah warga di permukiman padat penduduk terendam. Bencana banjir bulan ini disebut-sebut lebih parah dibandingkan yang terjadi September lalu.

Status tanggap darurat sudah diberlakukan di Kota Palangka Raya. Pemprov Kalteng juga mengambil langkah tegas menyikapi banjir yang tak disangka-sangka lebih parah ini. Apalagi sampai melumpuhkan jalur trans Kalimantan, baik jalur Palangka Raya ke arah Kotawaringin, Barito-Kahayan, maupun menuju Banjarmasin.

Langkah pertama yang dijalankan pemprov adalah mengevaluasi perizinan korporasi yang mengeruk kekayaan alam di Kalteng. Menyikapi banjir yang melanda Kota Cantik –julukan Kota Palangka Raya, pemprov sudah menyiapkan beberapa rencana jangka panjang untuk pencegahan. Salah satunya, melakukan normalisasi sungai dan merelokasi tempat tinggal warga ke lokasi baru yang aman dari banjir.

Baca Juga :  Konsultasi Larangan Mudik

“Kondisi ini (mencegah banjir) harus dipikirkan oleh pemerintah pusat maupun daerah, walaupun akan membutuhkan dana yang besar. Termasuk normalisasi sungai, penghijauan di sekitar sungai, dan lainnya. Dan, jika tidak ingin merasakan banjir lagi, maka harus mau direlokasi,” ucap Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran didampingi sang istri saat meninjau sejumlah lokasi banjir di Palangka Raya, Jumat (19/11).

Lokasi baru yang akan dijadikan tempat relokasi warga, kata gubernur, juga akan dipersiapkan dan dipertimbangkan secara matang, sehingga program tersebut bisa terlaksana dengan lancar.

“Ikhtiarnya adalah mengambil langkah-langkah penting. Tetapi yang perlu diketahui adalah adanya perusahaan yang kurang memikirkan kondisi dan dampak lingkungan, akan kami pertimbangkan ke depan bersama pemerintah pusat,” terang gubernur yang dalam kunjungan itu didampingi Wakil Gubernur H Edy Pratowo, Pj Sekda Kalteng H Nuryakin, Kadis PUPR H Shalahuddin, Kadis Perkimtan Leonard S Ampung, dan sejumlah unsur lainnya.

Baca Juga :  Masyarakat Timpah Dukung Polda Kalteng

Terjadinya banjir ini, kata gubernur, karena adanya sungai-sungai kecil yang hilang dan terjadi pendangkalan sungai besar. “Kalteng ini berada di antara 11 sungai, sehingga jika tidak serius memperhatikan dampak lingkungan, maka akan mengakibatkan banjir dan lainnya,” kata gubernur.

Menurutnya, terjadi pendangkalan sungai disebabkan karena banyaknya perusahaan baik HTI maupun perkebunan sawit yang menanam sawit dan lainnya hingga ke bibir sungai, dengan jarak hanya 50-100 meter.

PALANGKA RAYA-Banjir musiman kian parah melanda berbagai daerah di Kalimantan Tengah (Kalteng). Palangka Raya yang merupakan ibu kota provinsi juga ikut terendam. Warga yang tinggal di bantaran Sungai Kahayan dan Rungan merasakan dampak. Hampir dua pekan sudah rumah-rumah warga di permukiman padat penduduk terendam. Bencana banjir bulan ini disebut-sebut lebih parah dibandingkan yang terjadi September lalu.

Status tanggap darurat sudah diberlakukan di Kota Palangka Raya. Pemprov Kalteng juga mengambil langkah tegas menyikapi banjir yang tak disangka-sangka lebih parah ini. Apalagi sampai melumpuhkan jalur trans Kalimantan, baik jalur Palangka Raya ke arah Kotawaringin, Barito-Kahayan, maupun menuju Banjarmasin.

Langkah pertama yang dijalankan pemprov adalah mengevaluasi perizinan korporasi yang mengeruk kekayaan alam di Kalteng. Menyikapi banjir yang melanda Kota Cantik –julukan Kota Palangka Raya, pemprov sudah menyiapkan beberapa rencana jangka panjang untuk pencegahan. Salah satunya, melakukan normalisasi sungai dan merelokasi tempat tinggal warga ke lokasi baru yang aman dari banjir.

Baca Juga :  Konsultasi Larangan Mudik

“Kondisi ini (mencegah banjir) harus dipikirkan oleh pemerintah pusat maupun daerah, walaupun akan membutuhkan dana yang besar. Termasuk normalisasi sungai, penghijauan di sekitar sungai, dan lainnya. Dan, jika tidak ingin merasakan banjir lagi, maka harus mau direlokasi,” ucap Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran didampingi sang istri saat meninjau sejumlah lokasi banjir di Palangka Raya, Jumat (19/11).

Lokasi baru yang akan dijadikan tempat relokasi warga, kata gubernur, juga akan dipersiapkan dan dipertimbangkan secara matang, sehingga program tersebut bisa terlaksana dengan lancar.

“Ikhtiarnya adalah mengambil langkah-langkah penting. Tetapi yang perlu diketahui adalah adanya perusahaan yang kurang memikirkan kondisi dan dampak lingkungan, akan kami pertimbangkan ke depan bersama pemerintah pusat,” terang gubernur yang dalam kunjungan itu didampingi Wakil Gubernur H Edy Pratowo, Pj Sekda Kalteng H Nuryakin, Kadis PUPR H Shalahuddin, Kadis Perkimtan Leonard S Ampung, dan sejumlah unsur lainnya.

Baca Juga :  Masyarakat Timpah Dukung Polda Kalteng

Terjadinya banjir ini, kata gubernur, karena adanya sungai-sungai kecil yang hilang dan terjadi pendangkalan sungai besar. “Kalteng ini berada di antara 11 sungai, sehingga jika tidak serius memperhatikan dampak lingkungan, maka akan mengakibatkan banjir dan lainnya,” kata gubernur.

Menurutnya, terjadi pendangkalan sungai disebabkan karena banyaknya perusahaan baik HTI maupun perkebunan sawit yang menanam sawit dan lainnya hingga ke bibir sungai, dengan jarak hanya 50-100 meter.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/