Rabu, Oktober 2, 2024
35.4 C
Palangkaraya

Unkrip, Makin Berkembang dan Berdaya Saing, Mayoritas Lulusan Terserap Dunia Kerja

Awalnya kampus Unkrip hanya beralamat di Jalan Diponegoro. Namun seiring makin banyak mahasiswa yang menempuh pendidikan di kampus ini, maka pada 1990 dikembangkan kampus A yang berlokasi di Jalan RTA Milono Km 8,5 Palangka Raya dan masih tetap eksis sampai sekarang ini.

“Kami ada kebersamaan dan intinya saling mengisi, sehingga tidak ada istilah kompetensi dan kompetisi yang tidak sehat. Kalau masalah pembelajaran, maka harus berkompetisi secara sehat. Namun dalam hal tertentu, sangat memupuk kebersamaan,” yakinnya.

Saat ini Unkrip memiliki 42 orang dosen dan 18 pegawai yang membantu pelayanan kepada mahasiswa. Dosen tamu pun banyak, baik dari praktisi maupun akademisi. Untuk peningkatan kualitas kampus, Unkrip selalu menjalin kerja sama dengan berbagai universitas.

Secara garis besar visi dan misi Unkrip adalah mewujudkan kampus yang unggul, bereputasi nasional, berbasis moral spiritual di era revolusi industri pendidikan nasional. Keunggulan itu membuat lulusan Unkrip tidak menganggur setelah selesai menempuh pendidikan.

Baca Juga :  Kota Cantik Ayo Bangkit!

Selanjutnya jika lulus, maka orientasinya tidak hanya menjadi pegawai, tapi juga bisa mengembangkan sektor wiraswasta (entrepreneur sisi keilmuan).

Dirinya juga meminta para dosen membimbing mahasiswa agar menyelesaikan pendidikan tepat waktu dalam kurun waktu empat tahun. Harus benar-benar melaksanakan tugas seorang dosen, mendidik mahasiswa yang tidak terampil menjadi sosok terampil yang bebekal ilmu pengetahuan serta punya etika dan moral.

“Untuk pengembangan ke depan, Unkrip akan membentuk lembaga sertifikasi kompetensi, sehingga bukan hanya mendapatkan ijazah, tapi ada lembaga kompetensi yang akan mendidik mereka. Begitu keluar (lulus), maka sesuai dengan permintaan mahasiswa untuk diarahkan. Itu menjadi tugas universitas menjembatani kepentingan mahasiswa. Setelah lulus sudah memiliki kompetensi yang diakui lembaga kompetensi,” terang Benius.

Pihaknya juga akan membenahi kurikulum menyesuaikan perkembangan. Tidak monoton. Apalagi ada kebijakan pemerintah saat ini yakni mewujudkan Merdeka Belajar, Kampus Merdeka. “Hal yang perlu dibenahi ke depan adalah tata kelola perguruan tinggi disesuaikan dengan aturan yang berlaku dan mewujudkan akreditasi kampus minimal B,” ucapnya. 

Baca Juga :  Bupati ApresiasiLetkol Inf Ary Bayu Saputro

Benius juga menekankan agar setiap dosen harus menempuh pendidikan S-3. Tenaga non kependidikan pun harus mampu memberikan pelayanan sebaik mungkin untuk mahasiswa, melalui sistem informasi akademi kemahasiswaan (Siakat) yang terus dikembangkan dan akan segera di-launching tahun ini. Pelayanan pembayaran SPP juga akan menggunakan sistem. Jadi mahasiswa tak perlu lagi harus datang ke kampus.

Para dosen berkewajiban melaksanakan tridarma perguruan tinggi untuk meningkatkan kemampuan menjadi dosen berkualitas. ”Pengabdian kepada masyarakat harus ada, baik di daerah maupun nasional. Contohnya melaksanakan vaksin beberapa waktu lalu, di mana Unkrip menjadi tempat audiensi dengan Presiden Joko Widodo. Ini merupakan sejarah karena baru pertama kali,” ucapnya.

Awalnya kampus Unkrip hanya beralamat di Jalan Diponegoro. Namun seiring makin banyak mahasiswa yang menempuh pendidikan di kampus ini, maka pada 1990 dikembangkan kampus A yang berlokasi di Jalan RTA Milono Km 8,5 Palangka Raya dan masih tetap eksis sampai sekarang ini.

“Kami ada kebersamaan dan intinya saling mengisi, sehingga tidak ada istilah kompetensi dan kompetisi yang tidak sehat. Kalau masalah pembelajaran, maka harus berkompetisi secara sehat. Namun dalam hal tertentu, sangat memupuk kebersamaan,” yakinnya.

Saat ini Unkrip memiliki 42 orang dosen dan 18 pegawai yang membantu pelayanan kepada mahasiswa. Dosen tamu pun banyak, baik dari praktisi maupun akademisi. Untuk peningkatan kualitas kampus, Unkrip selalu menjalin kerja sama dengan berbagai universitas.

Secara garis besar visi dan misi Unkrip adalah mewujudkan kampus yang unggul, bereputasi nasional, berbasis moral spiritual di era revolusi industri pendidikan nasional. Keunggulan itu membuat lulusan Unkrip tidak menganggur setelah selesai menempuh pendidikan.

Baca Juga :  Kota Cantik Ayo Bangkit!

Selanjutnya jika lulus, maka orientasinya tidak hanya menjadi pegawai, tapi juga bisa mengembangkan sektor wiraswasta (entrepreneur sisi keilmuan).

Dirinya juga meminta para dosen membimbing mahasiswa agar menyelesaikan pendidikan tepat waktu dalam kurun waktu empat tahun. Harus benar-benar melaksanakan tugas seorang dosen, mendidik mahasiswa yang tidak terampil menjadi sosok terampil yang bebekal ilmu pengetahuan serta punya etika dan moral.

“Untuk pengembangan ke depan, Unkrip akan membentuk lembaga sertifikasi kompetensi, sehingga bukan hanya mendapatkan ijazah, tapi ada lembaga kompetensi yang akan mendidik mereka. Begitu keluar (lulus), maka sesuai dengan permintaan mahasiswa untuk diarahkan. Itu menjadi tugas universitas menjembatani kepentingan mahasiswa. Setelah lulus sudah memiliki kompetensi yang diakui lembaga kompetensi,” terang Benius.

Pihaknya juga akan membenahi kurikulum menyesuaikan perkembangan. Tidak monoton. Apalagi ada kebijakan pemerintah saat ini yakni mewujudkan Merdeka Belajar, Kampus Merdeka. “Hal yang perlu dibenahi ke depan adalah tata kelola perguruan tinggi disesuaikan dengan aturan yang berlaku dan mewujudkan akreditasi kampus minimal B,” ucapnya. 

Baca Juga :  Bupati ApresiasiLetkol Inf Ary Bayu Saputro

Benius juga menekankan agar setiap dosen harus menempuh pendidikan S-3. Tenaga non kependidikan pun harus mampu memberikan pelayanan sebaik mungkin untuk mahasiswa, melalui sistem informasi akademi kemahasiswaan (Siakat) yang terus dikembangkan dan akan segera di-launching tahun ini. Pelayanan pembayaran SPP juga akan menggunakan sistem. Jadi mahasiswa tak perlu lagi harus datang ke kampus.

Para dosen berkewajiban melaksanakan tridarma perguruan tinggi untuk meningkatkan kemampuan menjadi dosen berkualitas. ”Pengabdian kepada masyarakat harus ada, baik di daerah maupun nasional. Contohnya melaksanakan vaksin beberapa waktu lalu, di mana Unkrip menjadi tempat audiensi dengan Presiden Joko Widodo. Ini merupakan sejarah karena baru pertama kali,” ucapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/