Lebih lanjut dikatakan Benius, dosen mesti menjalin komunikasi dan koordinasi dengan berbagai pihak. Saling membantu dan melengkapi dalam hal apapun. Semua yang berkaitan dengan persyaratan administrasi dari universitas harus dibenahi. Setelah itu masuk pada akreditasi dan mencari income.
Tahun ini Unkrip akan membuka program studi S-1 bidang teknologi informasi dan pendidikan keagamaan. Selain itu, Unkrip juga berencana membuka program S-2 ilmu pemerintahan.
“Dari sisi dosen dan fasilitas sudah siap, tapi masih ada kendala dokumen dan lain-lain. Masih dipersiapkan. Sehingga ada istilah bahwa kurang tidur tetapi masih bisa bermimpi. Itu yang menjadi motivasi kami untuk terus berbenah dan mewujudkan cita-cita ke depan,” katanya.
Selain kegiatan akademik, di Unkrip para mahasiswa juga mendapat pembinaan kesenian daerah, mapala, menwa, kerohanian, mengikuti lomba karya seminar, kegiatan kewirausahaan (budi daya ikan & hidroponik, jamur tiram, dan lainnya).
“Dalam waktu dekat akan ada launching pertanian terpadu oleh kelompok tani yang dibentuk universitas. Kami juga menjajaki kerja sama dengan ormas untuk pengelolaan hutan pendidikan,” ucap Benius sembari menyebut bahwa semua program dan aktivitas membuktikan kampus Unkrip tak kalah bersaing dengan kampus lainnya di Kota Palangka Raya ini.
Kepada alumni Unkrip maupun mahasiswa yang masih mengenyam pendidikan, Benius berharap terus menguasai dan mengembangkan ilmu yang didapatkan. Benius menegaskan bahwa dunia pendidikan sangat luas. Pendidikan berlaku seumur hidup. Unkrip merupakan salah satu pilihan masyarakat untuk menimba ilmu.
“Tidak perlu diragukan karena lulusan Unkrip hampir 90 persen terserap dunia kerja. Mahasiswa bisa dididik menjadi orang yang berhasil, wirausaha, politikus, atau profesi apapun, silakan bergabung dengan Unkrip untuk pendidikan S-1 maupun S-2 yang sedang diperjuangkan tahun ini. Mohon Doa dan dukungan seluruh masyarakat Kalteng,” tutupnya. (*/ce/ala)