Minggu, September 15, 2024
25.5 C
Palangkaraya

Satu Jam Bersama Kepala Balai Taman Nasional Sebangau Andi M Khadafi

Diakuinya, masalah kehutanan sangat banyak. Hutan lindung dan hutan produksi berbeda.“Kalau dalam konteks konservasi, Indonesia ada ribuan desa. Penentuan fungsi kawasan hutan kurang berbasis persebaran satwa, terutama spesies payung atau daya jelajah besar. Ketika ditentukan hutan produksi bisa dikonversi atau hutan produksi, ternyata masih banyak satwa dilindungi, ini harus diselesaikan,” bebernya.Sekitar 70 persen orang utan berada dalam hutan konservasi. Ke depan Kalteng diperbaiki agar habitat orang utan tidak terfragmentasi akibat fungsi hutan yang memerlukan jalan dan sebagainya, agar tidak memengaruhi satwa. Meski satwa penting, tapi manusia lebih penting.Sebangau, tambah Andi, dari merestorasi TNS 70 ribu hektare zona rehabilitasi, sekarang 40 ribuan hektare sudah zona rehabilitasi.

Berarti, upaya bersama mitra dan masyarakat membangun sekat kanal ada hasilnya.“Model restorasi gambut tropika dunia, itu cita-cita. Ekosistem gambut penting dunia, ya di Sebangau ini. Harapan saya semua yang kita lakukan menjadi contoh pengelolaan nerestorasi daro office, SDM, output kerjaan, sampai sarpras tak harus mewah tapi bermanfaat besar, makanya saya bikin rancangan juga di kawasan,” imbuhnya.Ia menyadari, untuk ke kancah dunia sangat kejauhan.

Baca Juga :  Koyem Tetap Pimpin DPD Demokrat

Target pertama adalah membuat TNS bermanfaat bagi masyarakat lokal, regional, lalu nasional.“Karakteristik wilayah memiliki keunikan masing-masing, misalnya mau kita optimalkan untuk konservasi orang utan, tapi ada potensi pariwisata dan penelitian, ya kita manfaatkan tapi kita prioritaskan yang pertama, yang terpenting kita menjaga air tinggi agar gambut tetap basah,” jelasnya.Before dan after, kata Andi, HPH dan karhutla saat ini sudah terlihat perubahannya. Pihaknya ingin TNS memberi banyak manfaat bagi Kalteng, Kalimantan, dan Indonesia. Ini tidak lepas dari masyarakat.Sejak 2004 ditunjuk sebagai kepala Balai TNS, ada keberhasilan memulihkan konservasi 30ribuan tadi. Menurutnya ini dari pimpinan terdahulu dan pusat. “Saya mendorong pemulihan ekosistem TNS, ini bisa kalau kita bisa mempertahankan air. Ini yang penting. Kalau kering, tanaman tidak bisa tumbuh dan rawan terjadi kebakaran hutan,” bebernya.

Baca Juga :  Tiga Desa Sangat Tertinggal, 87 Sudah Mandiri

Bekerja sama mitra dan masyarakat terutamapemerintah daerah, beragam. TNS bersama mitra menjunjung prinsip filling the gab. Fungsi TNS yang belum bisa dicapai bisa dioptimalkan oleh mitra. “Kami mengarahkan TNS kemampuannya dioptimalkan bersama mitra dan cukup baik. Mitra bukan hanya yang sudah kerja sama, pemprov, pemko, dan pemkab adalah mitra. Disbudpar MoU satpras pariwisata TNS. Saya merasa pemda sangat mendukung TNS. Terima kasih buat pemerintah daerah,” imbuhnya.

Diakuinya, masalah kehutanan sangat banyak. Hutan lindung dan hutan produksi berbeda.“Kalau dalam konteks konservasi, Indonesia ada ribuan desa. Penentuan fungsi kawasan hutan kurang berbasis persebaran satwa, terutama spesies payung atau daya jelajah besar. Ketika ditentukan hutan produksi bisa dikonversi atau hutan produksi, ternyata masih banyak satwa dilindungi, ini harus diselesaikan,” bebernya.Sekitar 70 persen orang utan berada dalam hutan konservasi. Ke depan Kalteng diperbaiki agar habitat orang utan tidak terfragmentasi akibat fungsi hutan yang memerlukan jalan dan sebagainya, agar tidak memengaruhi satwa. Meski satwa penting, tapi manusia lebih penting.Sebangau, tambah Andi, dari merestorasi TNS 70 ribu hektare zona rehabilitasi, sekarang 40 ribuan hektare sudah zona rehabilitasi.

Berarti, upaya bersama mitra dan masyarakat membangun sekat kanal ada hasilnya.“Model restorasi gambut tropika dunia, itu cita-cita. Ekosistem gambut penting dunia, ya di Sebangau ini. Harapan saya semua yang kita lakukan menjadi contoh pengelolaan nerestorasi daro office, SDM, output kerjaan, sampai sarpras tak harus mewah tapi bermanfaat besar, makanya saya bikin rancangan juga di kawasan,” imbuhnya.Ia menyadari, untuk ke kancah dunia sangat kejauhan.

Baca Juga :  Koyem Tetap Pimpin DPD Demokrat

Target pertama adalah membuat TNS bermanfaat bagi masyarakat lokal, regional, lalu nasional.“Karakteristik wilayah memiliki keunikan masing-masing, misalnya mau kita optimalkan untuk konservasi orang utan, tapi ada potensi pariwisata dan penelitian, ya kita manfaatkan tapi kita prioritaskan yang pertama, yang terpenting kita menjaga air tinggi agar gambut tetap basah,” jelasnya.Before dan after, kata Andi, HPH dan karhutla saat ini sudah terlihat perubahannya. Pihaknya ingin TNS memberi banyak manfaat bagi Kalteng, Kalimantan, dan Indonesia. Ini tidak lepas dari masyarakat.Sejak 2004 ditunjuk sebagai kepala Balai TNS, ada keberhasilan memulihkan konservasi 30ribuan tadi. Menurutnya ini dari pimpinan terdahulu dan pusat. “Saya mendorong pemulihan ekosistem TNS, ini bisa kalau kita bisa mempertahankan air. Ini yang penting. Kalau kering, tanaman tidak bisa tumbuh dan rawan terjadi kebakaran hutan,” bebernya.

Baca Juga :  Tiga Desa Sangat Tertinggal, 87 Sudah Mandiri

Bekerja sama mitra dan masyarakat terutamapemerintah daerah, beragam. TNS bersama mitra menjunjung prinsip filling the gab. Fungsi TNS yang belum bisa dicapai bisa dioptimalkan oleh mitra. “Kami mengarahkan TNS kemampuannya dioptimalkan bersama mitra dan cukup baik. Mitra bukan hanya yang sudah kerja sama, pemprov, pemko, dan pemkab adalah mitra. Disbudpar MoU satpras pariwisata TNS. Saya merasa pemda sangat mendukung TNS. Terima kasih buat pemerintah daerah,” imbuhnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/