Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Catatan Kalteng Pos Liputan PON Papua (2): Kunyah Pinang Tanda Keakraban dan Persaudaraan

Banyak cerita menarik ketika menginjakkan kaki di Provinsi Papua. Selain merekam dan menyaksikan ingar bingar kemeriahan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX, juga ada sejumlah tradisi Bumi Cenderawasih yang tak bisa dilupakan.

EMANUEL LIU, Jayapura

KEMERIAHAN PON XX Papua sudah dirasakan ketika kontingen olahraga dari berbagai provinsi tiba di Bandara Sentani, Jayapura. Anak-anak muda Papua dengan baju khas adat, menyuguhkan tari tradisional. Pertunjukan itu dilakukan setiap menyambut peserta yang datang ke Papua dari penjuru Nusantara.

Selain kaya akan kesenian dan budaya, Papua juga memiliki tradisi turun-temurun yang masih terjaga hingga kini. Salah satunya tradisi mengunyah pinang. Ketika

bertugas meliput perjuangan kontingen Kalteng, saya sering melihat masyarakat lokal setempat mengunyah pinang. Kebiasaan warga mengunyah pinang itu hanya terlihat di halaman hotel, venue pertandingan, dan tempat fasilitas umum lainnya.Bahkan selama perhelatan PON, warga lokal mengunyah pinang sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Di beberapa sudut Kota Jayapura, mudah dijumpai pedagang yang menjual pinang.

Selama ini, saya berpikir bahwa hanya lansia yang punya kebiasaan mengunyah pinang. Namun, pada PON kali ini, saya menyaksikan sendiri anak-anak muda di Papua yang saban hari mengunyah pinang. Saya dan kontingen PON pun mencoba menjajal permen ala orang Papua pengganti rokok itu. Menurut masyarakat setempat, dengan mengunyah pinang bisa menguatkan gigi dan gusi. Selain itu, sensasi saat mengunyah pinang sangatlah unik. Ada kombinasi manis dan asam bak rasa pasta gigi.

Baca Juga :  Bupati Terima Sertifikat Hak Pakai Kawasan Pasar Induk

Bagi masyarakat lokal di sana, tradisi inni sudah diturunkan sejak berabad-abad lalu. Tidak hanya untuk menjaga kesehatan gusi dan gigi, pinang dan sirih juga menjadi tanda keakraban dan persaudaraan bagi sesama warga Papua.Perhelatan olahraga akbar kali ini diwarnai dengan aksi mengunyah pinang. Bukan hanya masyarakat lokal, tapi juga para perwakilan dari 34 provinsi.

Ada juga yang celoteh bahwa pinang adalah permennya orang Papua. Dengan ikut mengunyah pinang, sebagai bukti kecintaan terhadap tanah Papua. Termasuk saya (wartawan Kalteng Pos) dan rekan-rekan dari Kalteng selama 19 hari berada di Kota Jayapura.Memang ada yang berbeda dari cara menguyah pinang orang Papua dengan masyarakat lainnya di Indonesia.

Banyak cerita menarik ketika menginjakkan kaki di Provinsi Papua. Selain merekam dan menyaksikan ingar bingar kemeriahan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX, juga ada sejumlah tradisi Bumi Cenderawasih yang tak bisa dilupakan.

EMANUEL LIU, Jayapura

KEMERIAHAN PON XX Papua sudah dirasakan ketika kontingen olahraga dari berbagai provinsi tiba di Bandara Sentani, Jayapura. Anak-anak muda Papua dengan baju khas adat, menyuguhkan tari tradisional. Pertunjukan itu dilakukan setiap menyambut peserta yang datang ke Papua dari penjuru Nusantara.

Selain kaya akan kesenian dan budaya, Papua juga memiliki tradisi turun-temurun yang masih terjaga hingga kini. Salah satunya tradisi mengunyah pinang. Ketika

bertugas meliput perjuangan kontingen Kalteng, saya sering melihat masyarakat lokal setempat mengunyah pinang. Kebiasaan warga mengunyah pinang itu hanya terlihat di halaman hotel, venue pertandingan, dan tempat fasilitas umum lainnya.Bahkan selama perhelatan PON, warga lokal mengunyah pinang sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Di beberapa sudut Kota Jayapura, mudah dijumpai pedagang yang menjual pinang.

Selama ini, saya berpikir bahwa hanya lansia yang punya kebiasaan mengunyah pinang. Namun, pada PON kali ini, saya menyaksikan sendiri anak-anak muda di Papua yang saban hari mengunyah pinang. Saya dan kontingen PON pun mencoba menjajal permen ala orang Papua pengganti rokok itu. Menurut masyarakat setempat, dengan mengunyah pinang bisa menguatkan gigi dan gusi. Selain itu, sensasi saat mengunyah pinang sangatlah unik. Ada kombinasi manis dan asam bak rasa pasta gigi.

Baca Juga :  Bupati Terima Sertifikat Hak Pakai Kawasan Pasar Induk

Bagi masyarakat lokal di sana, tradisi inni sudah diturunkan sejak berabad-abad lalu. Tidak hanya untuk menjaga kesehatan gusi dan gigi, pinang dan sirih juga menjadi tanda keakraban dan persaudaraan bagi sesama warga Papua.Perhelatan olahraga akbar kali ini diwarnai dengan aksi mengunyah pinang. Bukan hanya masyarakat lokal, tapi juga para perwakilan dari 34 provinsi.

Ada juga yang celoteh bahwa pinang adalah permennya orang Papua. Dengan ikut mengunyah pinang, sebagai bukti kecintaan terhadap tanah Papua. Termasuk saya (wartawan Kalteng Pos) dan rekan-rekan dari Kalteng selama 19 hari berada di Kota Jayapura.Memang ada yang berbeda dari cara menguyah pinang orang Papua dengan masyarakat lainnya di Indonesia.

Artikel Terkait

Serap Aspirasi, PT BGA Gelar Forsimas

Pilkada Kapuas Diikuti Lima Paslon

MAKAN BERGIZI GRATIS

Terpopuler

Artikel Terbaru

/