Mereka berharap perhatian pemerintah pusat untuk masyarakat Papua tidak hanya saat penyelenggaraan pesta olahraga nasional ini. Harus berlanjut dan berkesinambungan, guna mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Karena penasaran, saya (wartawan Kalteng Pos) bersama rekan wartawan tertarik untuk membeli tas khas Papua itu, walaupun dengan jumlah terbatas, karena khawatir kelebihan muatan bagasi saat penerbangan pulang ke Kalteng.
Ada beberapa pedagang yang manjual dagangannya tanpa ingin ditawar pembeli, karena menurut mereka harga jual itu sudah cukup murah. Namun ada juga yang bersedia ditawar, walau selisih harganya sangat tipis.
Sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan atas semangat mama-mama Papua yang tak kenal lelah, beberapa pembeli langsung memborong tanpa menawar. Ada yang beli 5, 10, bahkan 20 noken untuk dijadikan buah tangan atau oleh-oleh.
Beberapa pace dan mace yang dibincangi, berharap bukan hanya PON saja yang digelar di Bumi Cendrawasih, tapi juga event olahraga lainnya.
Sementara itu, Ketua Umum KONI Kalteng H Eddy Raya Syamsuri menyebut bahwa Papua memiliki keindahan alam yang eksotik. Kontingen semua provinsi, termasuk Kalteng, sangat bangga bisa berada di tanah Papua.
“Ini sebagai bukti bahwa kita semua cinta Papua dan Papua merupakan bagian dari NKRI. Kita berterima kasih kepada pemerintah pusat yang telah memilih Papua sebagai tuan rumah penyelenggaraan PON XX. Karena kecintaan kita dan rasa persatuan dan kesatuan, walaupun jarak tempuhnya jauh, kita nikmati perjalanan maupun selama berada di Papua,” tuturnya.
Pelaksanaan PON XX Papua kiranya menjadi bahan evaluasi bagi semua daerah dalam upaya pembinaan olahraga dan mencetak bibit-bibit atlet berbakat yang dapat dipercayakan membela Merah Putih di ajang olahraga internasional. Sampai jumpa di PON XXI Provinsi Aceh dan Sumatera Utara pada 2024 mendatang. (*/ce/ala)