PALANGKA RAYA-Menjelang perayaan hari besar keagamaan, termasuk Natal, sudah bukan hal baru lagi beberapa bahan kebutuhan pokok yang dijual di pasar mengalami kenaikan harga. Antara lain cabai dan minyak goreng.
Tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kalteng yang terdiri dari beberapa pihak terkait seperti Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) dan beberapa instansi di lingkup Pemprov Kalteng, Bulog BI, dan kepolisian melakukan pemantauan ke Pasar Besar dan Pasar Kahayan, Kota Palangka Raya.
Kepala Disdagprin Kalteng Aster Bonawaty mengatakan, kunjungan dilakukan untuk mengetahui langsung kondisi harga dan ketersediaan kebutuhan pangan di pasar.
“Berdasarkan hasil pemantauan kami di lapangan, di Pasar Besar mengalami kenaikan harga cabai dan minyak goreng, untuk cabai memang dikarenakan produksi di sentra-sentra pertanian sudah habis masa panen, sedangkan untuk minyak goreng dipengaruhi harga CPO yang tinggi,” katanya saat diwawancarai usai peninjauan, Rabu (22/12).
Diungkapkannya, sebagai upaya menekan kenaikan beberapa bahan pokok jelang Natal dan tahun baru ini, pihaknya intensif melakukan koordinasi dan mencari informasi sebab kenaikan harga. Apakah dari hulu atau distribusi.
“Untuk menekan tingginya kenaikan harga pangan jelang Natal dan tahun baru ini, kami juga mengadakan pasar penyeimbang dan menggelar pasar murah,” kata Aster.
Lebih lanjut dikatakannya, kenaikan harga minyak goreng memang sudah cukup lama terjadi. Jauh sebelum mendekati Natal dan tahun baru. Pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat, dalam hari ini Kementerian Perdagangan. Namun diketahui bahwa kenaikan minyak goreng tidak hanya terjadi di Kalteng, tetapi juga di daerah-daerah lain.
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan BI Kalteng Yudo Herlambang mengatakan, sebagian besar bahan pokok masih tersedia pasokannya. Pasokan tetap aman walau harga melambung.
“Kami pastikan bahwa meskipun harga naik, barangnya tetap ada, itu yang penting. Jangan sampai harga naik tapi barangnya tidak ada, ” ucapnya.
Usai mengamati aktivitas perekonomian di Pasar Besar, pihaknya menyimpulkan bahwa perekonomian di Kalteng mulai menggeliat lagi. Pihaknya berharap agar tren ini dapat dipertahankan. Seiring itu, penerapan protokol kesehatan oleh masyarakat di pasar-pasar tetap harus diperhatikan.
“Memang faktor kenaikan minyak goreng ini dari biaya produksi yang sudah mahal sehingga berdampak ke biaya lain,” sebutnya.
Pihaknya berharap segera ada koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menemukan solusi mengatasi kondisi tersebut.
Sementara itu, berdasarkan pengamatan Kalteng Pos di pasar-pasar yang ada di Kota Palangka Raya, cabai dijual seharga Rp100 ribu hingga Rp120 ribu per kilogram. Sedangkan minyak goreng dijual Rp19 ribu hingga Rp21 ribu per liter.
Harga daging sapi masih berada di kisaran Rp120 ribu hingga Rp125 ribu, tak jauh berbeda dengan harga jual pada hari biasa. Namun untuk harga daging ayam justru turun. Biasanya daging ayam dijual Rp37 ribu per kilogram, tapi kemarin (Rabu, red) justru dijual Rp35 ribu per kilogram.
“Yang paling tinggi kenaikan itu minyak goreng, harga paling murah biasanya saya jual Rp13 ribu, tapi sekarang Rp19 ribu per liter, sementara untuk harga bahan pokok lain seperti gula, tepung, kacang, dan beberapa lagi tetap sama (tidak mengalami kenaikan, red),” ucap Wahidah, salah satu pedagang sembako di Pasar Besar, Palangka Raya. (abw/ce/ala)