Minggu, September 8, 2024
31.4 C
Palangkaraya

Lilis Lamiang, Kerajinan Khas Dayak untuk Menyambut Tamu dari Luar Kalteng

Bukan lagi karangan bunga, tapi kini tamu-tamu yang datang ke Kalteng diberikan kalung dan gelang Lilis Lamiang. Sebagai barang adat, manik-manik khas Dayak ini biasanya diberikan tuan rumah kepada tamu sebagai tanda kehormatan.

MOHAMMD ISMAIL, Palangka Raya

DI sela-sela kunjungan Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komisaris Jenderal (Komjen) Gatot Eddy Pramono, Senin (14/6) pekan lalu, ada yang menarik yang terjadi, yakni pengenalan budaya Dayak melalui pemberian dan pemasangan kalung dan gelang Lilis Lamiang.

Kalung diberikan dan dipasangkan oleh Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng H Agustiar yang juga merupakan Anggota Komisi III DPR RI. Sedangkan gelang dipasangkan oleh Ketua Harian DAD Kalteng Dr Andrie Elia yang juga Rektor Universitas Palangka Raya.

Baca Juga :  Vaksinasi Anak Mesti Masif Disosialisasikan

“Kalung Lilis sebagai tanda kehormatan dari masyarakat adat Dayak kepada Wakapolri yang telah mengunjungi Bumi Tambun Bungai, Bumi Pancasila, Kalimantan Tengah,” kata Andrie.

Pemberian kalung dan gelang Lilis Lamiang kepada tamu-tamu penting yang datang ke Kalteng mulai dikenalkan kembali sekitar 15 tahun yang lalu. Sebelumnya kepada setiap tamu yang datang, sebagai tanda penghormatan diberikan kalungan bunga.

“Dahulu kami mengusulkan ke gubernur, bagaimana jika kalung bunga yang diberikan ke tamu diganti dengan pemberian kalung Lilis Lamiang. Tujuannya untuk mengenalkan budaya Dayak ke tamu yang dating ke Kalteng,” ujar Winhard Oboy Djahan, perajin Lilis Lamiang di Palangka Raya.

Menurut Winhard, memperkenalkan kembali barang adat ini perlu waktu. Tidak bisa cepat. Seiring waktu kini manik khas Dayak ini mulai dikenal lagi. Tamu-tamu penting yang datang diberikan Lilis Lamiang sebagai bentuk penghormatan.

Baca Juga :  Pelaku Perkelahian di Nav Karaoke Dituntut Bervariasi
PERAJIN: Winhard Oboy Djahan, perajin Lilis Lamiang di Palangka Raya.

Tak hanya untuk tamu yang datang, Lilis Lamiang juga digunakan untuk berbagai keperluan adat. Di antaranya untuk acara lamaran. Seorang pria yang akan melamar perempuan Dayak, maka harus menyediakan mahar. Salah satunya Lilis Lamiang ini.

Bukan lagi karangan bunga, tapi kini tamu-tamu yang datang ke Kalteng diberikan kalung dan gelang Lilis Lamiang. Sebagai barang adat, manik-manik khas Dayak ini biasanya diberikan tuan rumah kepada tamu sebagai tanda kehormatan.

MOHAMMD ISMAIL, Palangka Raya

DI sela-sela kunjungan Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komisaris Jenderal (Komjen) Gatot Eddy Pramono, Senin (14/6) pekan lalu, ada yang menarik yang terjadi, yakni pengenalan budaya Dayak melalui pemberian dan pemasangan kalung dan gelang Lilis Lamiang.

Kalung diberikan dan dipasangkan oleh Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng H Agustiar yang juga merupakan Anggota Komisi III DPR RI. Sedangkan gelang dipasangkan oleh Ketua Harian DAD Kalteng Dr Andrie Elia yang juga Rektor Universitas Palangka Raya.

Baca Juga :  Vaksinasi Anak Mesti Masif Disosialisasikan

“Kalung Lilis sebagai tanda kehormatan dari masyarakat adat Dayak kepada Wakapolri yang telah mengunjungi Bumi Tambun Bungai, Bumi Pancasila, Kalimantan Tengah,” kata Andrie.

Pemberian kalung dan gelang Lilis Lamiang kepada tamu-tamu penting yang datang ke Kalteng mulai dikenalkan kembali sekitar 15 tahun yang lalu. Sebelumnya kepada setiap tamu yang datang, sebagai tanda penghormatan diberikan kalungan bunga.

“Dahulu kami mengusulkan ke gubernur, bagaimana jika kalung bunga yang diberikan ke tamu diganti dengan pemberian kalung Lilis Lamiang. Tujuannya untuk mengenalkan budaya Dayak ke tamu yang dating ke Kalteng,” ujar Winhard Oboy Djahan, perajin Lilis Lamiang di Palangka Raya.

Menurut Winhard, memperkenalkan kembali barang adat ini perlu waktu. Tidak bisa cepat. Seiring waktu kini manik khas Dayak ini mulai dikenal lagi. Tamu-tamu penting yang datang diberikan Lilis Lamiang sebagai bentuk penghormatan.

Baca Juga :  Pelaku Perkelahian di Nav Karaoke Dituntut Bervariasi
PERAJIN: Winhard Oboy Djahan, perajin Lilis Lamiang di Palangka Raya.

Tak hanya untuk tamu yang datang, Lilis Lamiang juga digunakan untuk berbagai keperluan adat. Di antaranya untuk acara lamaran. Seorang pria yang akan melamar perempuan Dayak, maka harus menyediakan mahar. Salah satunya Lilis Lamiang ini.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/