Selasa, September 17, 2024
23.4 C
Palangkaraya

Lilis Lamiang, Kerajinan Khas Dayak untuk Menyambut Tamu dari Luar Kalteng

“Salah satu syarat meminang perempuan Dayak, seorang pria harus menyediakan Lilis Lamiang sebagai barang adat. Namanya Lilis Lamiang Turus Pelek. Karena punya filosofi, maka tidak bisa diganti dengan uang,” ujar Winhard yang mengaku tinggal di Jalan Sumbawa, Palangka Raya.

Lilis Lamiang ini bentuknya panjang dengan memiliki delapan sudut (octagon). Di tengahnya terdapat lubang. Delapan sudut dan satu lubang ini memiliki filosofinya. Artinya, dalam mambangun dan menjalani kehidupan berumah tangga, tidak bisa melihat dari satu sudut pandang saja, tapi juga harus dilihat dari sisi lain. Demikian pula dalam menentukan baik buruk dalam kehidupan bermasyarakat, juga harus dilihat dari berbagai sisi.

“Lilis Lamiang memiliki satu lubang saja dan lurus. Makna filosofinya bahwa pandangan kita harus lurus dan benar,” ujar Winhard yang sudah 15 tahun menekuni pembuatan Lilis Lamiang bersama anaknya.

Baca Juga :  Vaksinasi Anak Mesti Masif Disosialisasikan

Bahan baku Lilis Lamiang terbuat dari batu jenis cornelian, onyc, dan wood fossil. Ada pula dari obsidian glass yang berasal dari kaca atau obsidian natural glass dari lahar gunung berapi. Warnanya ada yang merah, putih, hijau, hitam, dan kuning. Ada pula percampuran dari beberapa warna.

“Bahan baku batu bisa didapatkan dari daerah Puruk Cahu dan Kahayan Hulu. Bentuknya masih bahan mentah berupa bongkahan batu. Ada juga barang setengah jadi yang diimpor. Biasanya dibeli di Jakarta,” tutur Winhard yang sudah belajar mengasah batu sejak 1996.

Untuk pembuatan dari bahan baku lokal, prosesnya dimulai dari memotong-motong batu menjadi persegi panjang. Kemudian membentuknya hingga menjadi sudut segi delapan. Lalu membuat lubang di tengah. Biaya produksinya lebih mahal dibandingkan bahan baku impor.

Baca Juga :  Pelaku Perkelahian di Nav Karaoke Dituntut Bervariasi

“Untuk membuat lubang pada satu Lilis Lamiang dari bahan baku lokal, paling sedikit perlu tiga sampai empat mata bor. Tingkat kekerasan jenis batu ini mencapai skala 7. Satu hari paling banyak bisa membuat 2-3 buah,” sebut Winhard.

Berbeda dengan bahan baku impor yang sudah setengah jadi. Menurut Winhard, karena batu sudah berbentuk panjang dan berlubang, jadi tinggal membentuk delapan sudut saja. Karena itu biaya produksinya lebih murah. Dalam sehari bisa membuat 7-8 buah.

“Salah satu syarat meminang perempuan Dayak, seorang pria harus menyediakan Lilis Lamiang sebagai barang adat. Namanya Lilis Lamiang Turus Pelek. Karena punya filosofi, maka tidak bisa diganti dengan uang,” ujar Winhard yang mengaku tinggal di Jalan Sumbawa, Palangka Raya.

Lilis Lamiang ini bentuknya panjang dengan memiliki delapan sudut (octagon). Di tengahnya terdapat lubang. Delapan sudut dan satu lubang ini memiliki filosofinya. Artinya, dalam mambangun dan menjalani kehidupan berumah tangga, tidak bisa melihat dari satu sudut pandang saja, tapi juga harus dilihat dari sisi lain. Demikian pula dalam menentukan baik buruk dalam kehidupan bermasyarakat, juga harus dilihat dari berbagai sisi.

“Lilis Lamiang memiliki satu lubang saja dan lurus. Makna filosofinya bahwa pandangan kita harus lurus dan benar,” ujar Winhard yang sudah 15 tahun menekuni pembuatan Lilis Lamiang bersama anaknya.

Baca Juga :  Vaksinasi Anak Mesti Masif Disosialisasikan

Bahan baku Lilis Lamiang terbuat dari batu jenis cornelian, onyc, dan wood fossil. Ada pula dari obsidian glass yang berasal dari kaca atau obsidian natural glass dari lahar gunung berapi. Warnanya ada yang merah, putih, hijau, hitam, dan kuning. Ada pula percampuran dari beberapa warna.

“Bahan baku batu bisa didapatkan dari daerah Puruk Cahu dan Kahayan Hulu. Bentuknya masih bahan mentah berupa bongkahan batu. Ada juga barang setengah jadi yang diimpor. Biasanya dibeli di Jakarta,” tutur Winhard yang sudah belajar mengasah batu sejak 1996.

Untuk pembuatan dari bahan baku lokal, prosesnya dimulai dari memotong-motong batu menjadi persegi panjang. Kemudian membentuknya hingga menjadi sudut segi delapan. Lalu membuat lubang di tengah. Biaya produksinya lebih mahal dibandingkan bahan baku impor.

Baca Juga :  Pelaku Perkelahian di Nav Karaoke Dituntut Bervariasi

“Untuk membuat lubang pada satu Lilis Lamiang dari bahan baku lokal, paling sedikit perlu tiga sampai empat mata bor. Tingkat kekerasan jenis batu ini mencapai skala 7. Satu hari paling banyak bisa membuat 2-3 buah,” sebut Winhard.

Berbeda dengan bahan baku impor yang sudah setengah jadi. Menurut Winhard, karena batu sudah berbentuk panjang dan berlubang, jadi tinggal membentuk delapan sudut saja. Karena itu biaya produksinya lebih murah. Dalam sehari bisa membuat 7-8 buah.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/