PALANGKA RAYA-Kehadiran perusahaan besar swasta (PBS) yang berinvestasi di Bumi Tambun Bungai, sejatinya tidak hanya mengeruk kekayaan alam saja. Kehadiran PBS semestinya berkontribusi membantu pemerintah dalam menyukseskan program pembangunan. Terutama korporasi yang bergerak pada sektor perkebunan kelapa sawit. Apalagi saat terjadi pandemi seperti sekarang ini.
Mantan Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kalteng Rawing Rambang menyebut, pihak swasta memiliki peran membantu pemerintah kabupaten/kota maupun provinsi dalam sektor pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Sayangnya, menurut Rawing, partisipasi beberapa korporasi perkebunan kelapa sawit terhadap pembangunan di Kalteng dinilai masim minim.
Minimnya partisipasi korporasi tersebut membuat peran Gabungan Penguasa Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalteng menjadi sorotan. Seharusnya, kata Rawing, organisasi yang berisikan gabungan perusahaan kelapa sawit tersebut memiliki peran dalam melakukan pengawasan terhadap perusahaan anggota organisasi tersebut.
“Seharusnya GAPKI mengawasi, karena melalui peran dan kehadiran GAPKI inilah bisa diketahui (sejauh mana) kontribusinya mendukung program (pemerintah),” kata Rawing Rambang kepada media di Jalan Sudirman, Rabu (23/6).
Menurut pria yang juga menjabat Ketua Lembaga Minyak Pambelum ini, sebagian besar pengguna jalan di wilayah Kalteng ini adalah kendaraan yang mengangkut CPO maupun buah kelapa sawit. “Jadi suka atau tidak suka, pemakai jalan di Bumi Tambun Bungai sebagian besar adalah truk-truk yang bermuatan sawit,” ungkap Rawing.
Oleh sebab itu, tingginya mobilitas kendaraan korporasi perkebunan kelapa sawit dalam memakai infrastruktur, lanjut Rawing, seharusnya diimbangi dengan kontribusi dalam membantu pembangunan. Menjadi tugas GAKPI untuk mengkoordinasi semua PBS yang merupakan anggotanya.
“Saya juga tidak tahu seperti apa peran GAPKI Kalteng secara kinerja dan koordinasi dengan pemerintah daerah,” ucapnya.
Ditambahkan Rawing, selama pandemi Covid-19, sektor yang tetap eksis adalah perkebunan kelapa sawit dan pertambangan batu bara. Apalagi kedua sektor itu melibatkan banyak tenaga kerja. Jangan sampai pandemi membuat pembangunan menjadi stagnan.