“Jangan sampai terhambat dan masyarakat menjadi terimbas. Lembaga Minyak Pambelum akan hadir mencari solusi terbaik,” ujarnya.
Kondisi saat ini, kata Rawing Rambang, memotivasi Minyak Pambelum untuk ikut membantu melakukan pendampingan pembangunan terkait lingkungan, baik perkebunan, kehutanan, pertambangan, dan pertanian. Lembaga Minyak Pambelum yang ditangani sejumlah pengurus berkompeten bertekad mendampingi pemerintah, swasta, maupun masyarakat dalam proses pembangunan.
“Kami coba bekerja sama dengan institusi terkait asosiasi dan GAPKI serta asosiasi lainnya. Kami akan melakukan kolaborasi dan sinergi bersama semua lembaga yang ada,” tegasnya.
Gebrakan awal yakni dengan bekerja sama dan koordinasi dengan asosiasi serta pemerintah. Setelah data terkompilasi, selanjutnya akan dirumuskan apa yang akan dilakukan guna mendukung program gubernur dan bupati/wali kota se-Kalteng.
Terpisah, Ketua Bidang Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat GAPKI Kalteng Suto Suwahyono mengatakan, perlu diketahui publik bahwa korporasi atau PBS yang ada di Kalteng tidak semua merupakan anggota GAPKI.
“Jadi kami hanya menyarankan dan memonitor korporasi yang merupakan anggota. Selain itu, GAPKI juga memiliki banyak program yang dijalankan, seperti pembangunan, pemberdayaan masyarakatan, lingkungan, pendidikan, ekonomi masyarakat, adat istiadat, hukum, serta sarana dan prasarana,” kata Suto kepada Kalteng Pos, Rabu (23/6).
Ditambahkan Suto, terkait masalah infrastruktur, lebih ke program corporate social responcibility (CSR). Yang difokuskan adalah masyarakat yang berada di sekitar perusahaan. Pihaknya selalu mendorong agar semua program dijalankan anggota.
“Berkaitan dengan jalan yang rusak karena dilewati kendaraan CPO, hal itu jangan hanya dilihat dari satu sisi saja. Jalan itu merupakan tanggung jawab siapa. Yang penting bagi GAPKI bahwa unitnya sesuai dengan kapasitas jalan,” tegasnya.