Jumat, November 22, 2024
24.6 C
Palangkaraya

Kalahkan Manny, Ugas Incar Duel Unifikasi

WASHINGTON – Puluhan ribu penonton yang memadati T-Mobile Arena, Minggu (22/8), bergemuruh. Mereka kompak berteriak, ’’Manny, Manny, Manny’’. Padahal, saat itu petinju 42 tahun tersebut baru saja menelan kekalahan angka dari Yordenis Ugas. Keduanya bertarung untuk memperebutkan sabuk juara dunia WBA (Super) kelas welter.

Ya, di usia yang sudah 42 tahun, Pacquiao tak bisa berbohong. Agresivitas, kecepatan, kelincahan, dan kombinasi pukulan dahsyat yang selama ini menjadi andalannya di pentas tinju profesional dalam empat dekade terakhir kini sudah menurun.

Namun, teriakan penonton yang tetap mendukungnya seusai laga membuktikan bahwa petinju Filipina tersebut sudah melekat di hati pencinta tinju dunia.

Andaikan laga itu memang benar-benar menjadi pentas terakhirnya di atas ring, legasi Pacman –julukan Pacquiao– tetap abadi. Dia merupakan salah satu petinju terbaik yang pernah ada di dunia.

Baca Juga :  Direktur PT Adhi Graha Dituntut 3 Tahun 6 Bulan Penjara

’’Langkah kakiku sudah kaku. Aku minta maaf karena kalah malam ini (kemarin, Red). Tapi, aku sudah melakukan yang terbaik,’’ ucap Pacman dilansir ESPN.

Setelah mereka bertarung selama 12 ronde, tiga juri yang bertugas memberikan kemenangan angka mutlak untuk Ugas. Skornya masing-masing adalah 116-112, 115-113, dan 116-112.

Ugas yang baru mendapat kepastian naik ring kontra Pacman sebelas hari lalu melakukan strategi tepat untuk meredam Pacquiao. Dia bertahan dengan begitu rapat menggunakan double cover sepanjang pertarungan.

Dan pada momen yang tepat, petinju asal Kuba tersebut melakukan serangan balik. Ugas melepaskan pukulan double jab yang sering merangsek telak ke wajah Pacquiao. Pukulan hook kanan petinju 35 tahun tersebut juga berkali-kali berhasil mendarat ke pipi kiri maupun tubuh Pacquiao.

’’Tidak sampai dua minggu persiapan yang aku lakukan untuk pertarungan ini. Tapi, aku mencoba mempersiapkan diri sebaik mungkin. Dan hasilnya benar-benar maksimal. Terima kasih Manny Pacquiao telah memberiku kesempatan untuk bertarung melawanmu malam ini (kemarin, Red),’’ ucap Ugas.

Baca Juga :  Peningkatan Pendidikan dan Kesehatan Jadi Perhatian Serius

Selanjutnya, petarung plontos tersebut mengincar duel unifikasi melawan Errol Spence Jr yang merupakan juara dunia kelas welter versi IBF dan WBC. Spence sebenarnya adalah lawan asli Pacquiao. Namun, dua minggu lalu dia mundur karena cedera mata.

Di sisi lain, Pacquiao kembali melontarkan wacana pensiun seusai laga kemarin. Dia disebut-sebut punya kans untuk maju dalam pemilu presiden Filipina yang akan berlangsung Mei tahun depan.

Namun, Pacman menyebut masih butuh waktu untuk menentukan langkah yang akan diambil setelah duel itu. ’’Bulan depan aku akan mengumumkan apa yang akan aku lakukan setelah ini. Sekarang aku masih butuh waktu istirahat bersama keluargaku,’’ ucap Pacquiao. (jpc)

WASHINGTON – Puluhan ribu penonton yang memadati T-Mobile Arena, Minggu (22/8), bergemuruh. Mereka kompak berteriak, ’’Manny, Manny, Manny’’. Padahal, saat itu petinju 42 tahun tersebut baru saja menelan kekalahan angka dari Yordenis Ugas. Keduanya bertarung untuk memperebutkan sabuk juara dunia WBA (Super) kelas welter.

Ya, di usia yang sudah 42 tahun, Pacquiao tak bisa berbohong. Agresivitas, kecepatan, kelincahan, dan kombinasi pukulan dahsyat yang selama ini menjadi andalannya di pentas tinju profesional dalam empat dekade terakhir kini sudah menurun.

Namun, teriakan penonton yang tetap mendukungnya seusai laga membuktikan bahwa petinju Filipina tersebut sudah melekat di hati pencinta tinju dunia.

Andaikan laga itu memang benar-benar menjadi pentas terakhirnya di atas ring, legasi Pacman –julukan Pacquiao– tetap abadi. Dia merupakan salah satu petinju terbaik yang pernah ada di dunia.

Baca Juga :  Direktur PT Adhi Graha Dituntut 3 Tahun 6 Bulan Penjara

’’Langkah kakiku sudah kaku. Aku minta maaf karena kalah malam ini (kemarin, Red). Tapi, aku sudah melakukan yang terbaik,’’ ucap Pacman dilansir ESPN.

Setelah mereka bertarung selama 12 ronde, tiga juri yang bertugas memberikan kemenangan angka mutlak untuk Ugas. Skornya masing-masing adalah 116-112, 115-113, dan 116-112.

Ugas yang baru mendapat kepastian naik ring kontra Pacman sebelas hari lalu melakukan strategi tepat untuk meredam Pacquiao. Dia bertahan dengan begitu rapat menggunakan double cover sepanjang pertarungan.

Dan pada momen yang tepat, petinju asal Kuba tersebut melakukan serangan balik. Ugas melepaskan pukulan double jab yang sering merangsek telak ke wajah Pacquiao. Pukulan hook kanan petinju 35 tahun tersebut juga berkali-kali berhasil mendarat ke pipi kiri maupun tubuh Pacquiao.

’’Tidak sampai dua minggu persiapan yang aku lakukan untuk pertarungan ini. Tapi, aku mencoba mempersiapkan diri sebaik mungkin. Dan hasilnya benar-benar maksimal. Terima kasih Manny Pacquiao telah memberiku kesempatan untuk bertarung melawanmu malam ini (kemarin, Red),’’ ucap Ugas.

Baca Juga :  Peningkatan Pendidikan dan Kesehatan Jadi Perhatian Serius

Selanjutnya, petarung plontos tersebut mengincar duel unifikasi melawan Errol Spence Jr yang merupakan juara dunia kelas welter versi IBF dan WBC. Spence sebenarnya adalah lawan asli Pacquiao. Namun, dua minggu lalu dia mundur karena cedera mata.

Di sisi lain, Pacquiao kembali melontarkan wacana pensiun seusai laga kemarin. Dia disebut-sebut punya kans untuk maju dalam pemilu presiden Filipina yang akan berlangsung Mei tahun depan.

Namun, Pacman menyebut masih butuh waktu untuk menentukan langkah yang akan diambil setelah duel itu. ’’Bulan depan aku akan mengumumkan apa yang akan aku lakukan setelah ini. Sekarang aku masih butuh waktu istirahat bersama keluargaku,’’ ucap Pacquiao. (jpc)

Artikel Terkait

Serap Aspirasi, PT BGA Gelar Forsimas

Pilkada Kapuas Diikuti Lima Paslon

MAKAN BERGIZI GRATIS

Terpopuler

Artikel Terbaru

/