Selasa, Oktober 1, 2024
28.6 C
Palangkaraya

Ribuan Cerita di Museum Balanga

TATA cara kehidupan orang Dayak di Kalimantan Tengah (Kalteng) zaman dahulu terlukis di Museum Balanga. Bangunan yang terletak di Jalan Tjilik Riwut Km 2, Kota Palangka Raya menyimpan sejarah. Nama Balanga sendiri diambil dari nama koleksi guci unggulan museum.

Benda-benda terkait dengan kehidupan orang Dayak itu dipajang dan gambarkan lengkap. Mulai dari benda-benda yang menunjukkan kehidupan orang Dayak mulai menikah, hamil, melahirkan, dan bekerja, hingga kematian. Ada ribuan benda yang dikategorikan dalam 10 kelompok dan disimpan serta dipelihara di museum ini. Kategori itu antara lain, geologika, biologika, atnografika, arkeologika, historika, numinmatika, filologika, keramologika, seni rupa, dan teknologika.

Museum Balanga dibangun oleh Pemerintah Provinsi Kalteng pada tahun 1972 dan diresmikan 6 April 1973.

Baca Juga :  Pemerintah Buka Rekrutmen 500 Ribu Guru

Kemudian berjalannya waktu dan dengan berlakunya UU Nomor 41 tahun 2007 tentang Efisiensi Penyelenggaraan Pemerintahan Negara dan dikeluarkannya Peraturan Daerah Kalteng Nomor 64 tahun 2008, maka museum berada di bawah koordinasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Sejak itulah Museum Balanga berstatus unit pelaksana teknis, dengan nama UPT Museum Balanga Kalteng.

“Dinamai Museum Balanga, diambil dari koleksi guci unggulan museum,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng Guntur Talajan yang saat itu menemani Kalteng Pos melihat seluruh koleksi Museum Balanga, belum lama ini.

Jumlah keseluruhan koleksi di museum mulai dari guci, alat perikanan, pakaian perkawinan, kesenian, dan lainnya, ada sekitar 4.254 benda. Termasuk barang-barang atau senjata yang diamankan pada saat konflik antarsuku  yang pecah di Sampit medio 2001 dulu.

Baca Juga :  Ablasi Mengancam, Berbahaya jika Warga Bertahan

“Apa yang ada di dalam museum ini menjadi pembelajaran dan edukasi untuk masyarakat Kalteng, terutama generasi ke generasi,”sebutnya.

Sementara itu, lanjutnya, salah satu benda yang paling banyak disimpan di museum adalah Balanga. Balanga sendiri bernilai tinggi. Sebab tidak semua orang atau keluarga yang bisa menyimpan atau membelinya. Hal ini juga menandai status sosial tinggi, martabat, terhormat, pandang di tengah masyarakat.

TATA cara kehidupan orang Dayak di Kalimantan Tengah (Kalteng) zaman dahulu terlukis di Museum Balanga. Bangunan yang terletak di Jalan Tjilik Riwut Km 2, Kota Palangka Raya menyimpan sejarah. Nama Balanga sendiri diambil dari nama koleksi guci unggulan museum.

Benda-benda terkait dengan kehidupan orang Dayak itu dipajang dan gambarkan lengkap. Mulai dari benda-benda yang menunjukkan kehidupan orang Dayak mulai menikah, hamil, melahirkan, dan bekerja, hingga kematian. Ada ribuan benda yang dikategorikan dalam 10 kelompok dan disimpan serta dipelihara di museum ini. Kategori itu antara lain, geologika, biologika, atnografika, arkeologika, historika, numinmatika, filologika, keramologika, seni rupa, dan teknologika.

Museum Balanga dibangun oleh Pemerintah Provinsi Kalteng pada tahun 1972 dan diresmikan 6 April 1973.

Baca Juga :  Pemerintah Buka Rekrutmen 500 Ribu Guru

Kemudian berjalannya waktu dan dengan berlakunya UU Nomor 41 tahun 2007 tentang Efisiensi Penyelenggaraan Pemerintahan Negara dan dikeluarkannya Peraturan Daerah Kalteng Nomor 64 tahun 2008, maka museum berada di bawah koordinasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Sejak itulah Museum Balanga berstatus unit pelaksana teknis, dengan nama UPT Museum Balanga Kalteng.

“Dinamai Museum Balanga, diambil dari koleksi guci unggulan museum,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng Guntur Talajan yang saat itu menemani Kalteng Pos melihat seluruh koleksi Museum Balanga, belum lama ini.

Jumlah keseluruhan koleksi di museum mulai dari guci, alat perikanan, pakaian perkawinan, kesenian, dan lainnya, ada sekitar 4.254 benda. Termasuk barang-barang atau senjata yang diamankan pada saat konflik antarsuku  yang pecah di Sampit medio 2001 dulu.

Baca Juga :  Ablasi Mengancam, Berbahaya jika Warga Bertahan

“Apa yang ada di dalam museum ini menjadi pembelajaran dan edukasi untuk masyarakat Kalteng, terutama generasi ke generasi,”sebutnya.

Sementara itu, lanjutnya, salah satu benda yang paling banyak disimpan di museum adalah Balanga. Balanga sendiri bernilai tinggi. Sebab tidak semua orang atau keluarga yang bisa menyimpan atau membelinya. Hal ini juga menandai status sosial tinggi, martabat, terhormat, pandang di tengah masyarakat.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/