Selasa, April 15, 2025
24.2 C
Palangkaraya

139 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

“Habis dari wc istriku dengar suara kayu terbakar api, suara krete-kretek gitu, terus dia bangunin saya, kami berdua keluar, melihat ke arah kanan, di kamar nomor 5 atau 6 sudah ada api,” kata Nasrullah.

Nasrullah memastikan bahwa api tersebut memang berasal dari bagian dapur, karena saat awal kejadian itu, belum ada asap yang muncul di bagian tengah kedua kamar barak itu. Setelah mengetahui adanya kebakaran, ia dan istrinya berteriak untuk membangunkan warga sekitar. Nasrullah sempat kembali ke dalam barak untuk  menyelamatkan sejumlah dokumen dan barang berharga serta sepeda motor yang terparkir di depan kamar barak.

“Istriku sambil lari menyelamatkan diri bersama anak, sempat teriak membangunkan tetangga di kamar nomor 8,  baru orang-orang di sini pada sadar ada kebakaran,” tuturnya sambil menambahkan bahwa ada seorang penghuni barak tersebut yang dipanggil Abah Ila juga ikut berteriak membangunkan warga sekitar.

Baca Juga :  Rachel Vennya Ternyata Tidak Pernah Karantina

Nasrulah sendiri mengaku sempat tiga kali masuk ke dalam rumah untuk mengambil barang-barang berharga. Namun barang berharga elektronik seperti mesin cuci, kulkas, dan lemari pakaian tak sempat diselamatkan.

“Waktu aku berusaha menyelamatkan sepeda motor, api sudah sampai di kamar kami, jadi gak sempat lagi,” kata Nasrullah yang mengaku mengalami kerugian puluhan juta rupiah akibat peristiwa kebakaran tersebut.

Nasrullah menceritakan, saat awal terjadinya kebakaran, warga kompleks sudah berusaha memadamkan api dengan menggunakan peralatan seadanya, termasuk memakai mesin pompa milik seorang warga.

“Waktu itu mesin mesin milik warga juga sudah mulai dinyalakan, tapi mungkin karena tenaganya kurang besar, jadi cuman bisa untuk memperlambat api, tidak bisa untuk memadamkan,” kata Nasrullah.

Nasib malang justru menimpa Abdianoor yang merupakan pemilik dua bersaudara ini. Abdianoor mengaku seluruh bangunan, benda, dan  barang berharga miliknya ludes terbakar.

Baca Juga :  Asprov PSSI Kalteng Ajukan Kongres Februari

Selain bangunan barak, dua bangunan rumah miliknya serta barang barang di dalamnya dilalap jago merah. Yang lebih memprihatinkan lagi, saat kebakaran itu terjadi, Abdianoor sempat pingsan di depan rumahnya.

“Aku waktu kejadian itu, cuman tahu sebentar aja, habis itu pingsan dan dipapah orang,” kata Abdianor dengan suara sedih sambil menunjukkan ke tempat dirinya dibawa warga. Ironisnya tempat dimana dirinya dibawa warga juga ikut terbakar, sehingga membuatnya pingsan lagi.

Akhirnya ia dibawa warga menuju aula Masjid Silahul Mu’min yang letaknya tak jauh dari tempat kejadian. Abdianoor mengaku bahwa barak miliknya itu terdiri atas 9 pintu/kamar. Barak yang berkonstruksi kayu dan papan itu baru dibangunnya beberapa tahun lalu.

“Habis dari wc istriku dengar suara kayu terbakar api, suara krete-kretek gitu, terus dia bangunin saya, kami berdua keluar, melihat ke arah kanan, di kamar nomor 5 atau 6 sudah ada api,” kata Nasrullah.

Nasrullah memastikan bahwa api tersebut memang berasal dari bagian dapur, karena saat awal kejadian itu, belum ada asap yang muncul di bagian tengah kedua kamar barak itu. Setelah mengetahui adanya kebakaran, ia dan istrinya berteriak untuk membangunkan warga sekitar. Nasrullah sempat kembali ke dalam barak untuk  menyelamatkan sejumlah dokumen dan barang berharga serta sepeda motor yang terparkir di depan kamar barak.

“Istriku sambil lari menyelamatkan diri bersama anak, sempat teriak membangunkan tetangga di kamar nomor 8,  baru orang-orang di sini pada sadar ada kebakaran,” tuturnya sambil menambahkan bahwa ada seorang penghuni barak tersebut yang dipanggil Abah Ila juga ikut berteriak membangunkan warga sekitar.

Baca Juga :  Rachel Vennya Ternyata Tidak Pernah Karantina

Nasrulah sendiri mengaku sempat tiga kali masuk ke dalam rumah untuk mengambil barang-barang berharga. Namun barang berharga elektronik seperti mesin cuci, kulkas, dan lemari pakaian tak sempat diselamatkan.

“Waktu aku berusaha menyelamatkan sepeda motor, api sudah sampai di kamar kami, jadi gak sempat lagi,” kata Nasrullah yang mengaku mengalami kerugian puluhan juta rupiah akibat peristiwa kebakaran tersebut.

Nasrullah menceritakan, saat awal terjadinya kebakaran, warga kompleks sudah berusaha memadamkan api dengan menggunakan peralatan seadanya, termasuk memakai mesin pompa milik seorang warga.

“Waktu itu mesin mesin milik warga juga sudah mulai dinyalakan, tapi mungkin karena tenaganya kurang besar, jadi cuman bisa untuk memperlambat api, tidak bisa untuk memadamkan,” kata Nasrullah.

Nasib malang justru menimpa Abdianoor yang merupakan pemilik dua bersaudara ini. Abdianoor mengaku seluruh bangunan, benda, dan  barang berharga miliknya ludes terbakar.

Baca Juga :  Asprov PSSI Kalteng Ajukan Kongres Februari

Selain bangunan barak, dua bangunan rumah miliknya serta barang barang di dalamnya dilalap jago merah. Yang lebih memprihatinkan lagi, saat kebakaran itu terjadi, Abdianoor sempat pingsan di depan rumahnya.

“Aku waktu kejadian itu, cuman tahu sebentar aja, habis itu pingsan dan dipapah orang,” kata Abdianor dengan suara sedih sambil menunjukkan ke tempat dirinya dibawa warga. Ironisnya tempat dimana dirinya dibawa warga juga ikut terbakar, sehingga membuatnya pingsan lagi.

Akhirnya ia dibawa warga menuju aula Masjid Silahul Mu’min yang letaknya tak jauh dari tempat kejadian. Abdianoor mengaku bahwa barak miliknya itu terdiri atas 9 pintu/kamar. Barak yang berkonstruksi kayu dan papan itu baru dibangunnya beberapa tahun lalu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/